Kekerasan Fisik Kekerasan Pada

Kekerasan tersebut diperlukan tindakan kolektif untuk mengatasinya, memerlukan proses pendidikan yang terus menerus untuk mensosialisasikan nilai- nilai demokratis dan penghargaan pada hak-hak anak-anak, berusaha menegakkan undang-undang yang melindungi anak-anak dari perlakuan sewenang-wenang orang-orang dewasa dan membangun lembaga-lembaga advokasi anak- anak.http:id.wikipedia.orgwikikekerasan

2.4.1 Kekerasan Fisik

Berdasarkan ketentuan Konvensi Hak Anak KHA terdapat empat bentuk kekerasan di antaranya kekerasan seksual,kekerasan fisik, kekerasan emosional dan kekerasan dalam bentukpenelantaran.Kekerasan pada anak ini tidak terjadi begitu saja, ada beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Diantara faktor tersebut antara lain adalah akibat orang tuayang dibesarkan dalam kekerasan sehingga cenderung mereka meniru pola asuh yang telah mereka dapatkan sebelumnya, stres dan kemiskinan, isolasisosial, tidak adanya dukungan, lingkungan yang mengalami krisis ekonomi, tidak bekerja pengangguran, kurangnya pengetahuan tentang pendidikan anak serta minimnya pengetahuan agama orang tua. Seperti misalnya, dipukul, dipukul membuat korban merasakan sakit dan berdampak megatif terhadap orang tersebut. Biasanya kekerasan fisik berlandaskan ketidaksenangan atau kebencian atau timbulnya rasa marah terhadap orang yang mengalami kekerasan fisik . Dampak berikutnya dapat menimbulkan kebencian atau permusuhan antara pelaku dengan korban. Biasanya kekerasan fisik merupakan pelampiasanemosi atau amarah dari pelaku. Mungkin disebabkan korban yang berbuat salah sehingga menyebabkan pelaku menjadi marah, namun salah disini sangat relatif. Bergantung pada penilaian pelaku, menganggap apa yang dilakukan korban salah atau tidak. Tetapi tak jarang korban hanya sebagai pelampiasan amarah pelaku terhadap sesuatu, dan kekerasan fisik ini merupakan bentuk ketakberdayaan peaku menempatkan emosinya. Dalam hal ini korban merupakan orang yang tak berdaya atau pelaku mempunyai kuasa yang lebih tinggi dari pelaku, sehingga pelaku menjadi objek kekerasan fisik. Hukuman tidak sama dengan kekerasan fisik. Secara filosofis, orang tua merasa bertanggung jawab untuk mendisiplinkan dan menghukum anak demi kebaikan si anak sekarang dan masa yang akan datang. hukuman badan telah diterima sebagai salah satu metode sangat efektif untuk mengendalikan dan mendisiplinkan anak. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah dapat disamakan antara menghukum anak dengan tindak kekerasan pada anak ?. menghukum anak terutama hukuman berupa fisik dengan melakukan tindakan kekerasan pada anak. Pada hukuman yang terpaksa dilakukan untuk mendidik bertujuan agar anak tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahannya sehingga anak telah merasa bersalah. Ia akan memperbaiki dirinya dan pukulan tersebut tentu saja tidak menyakiti si anak. Sedangkan kekerasan fisik terjadi apabila pemukulan dilakukan dengan menyakitkan anak. Ia merasakan pukulan yang pedih dan berbekas, tidak saja pada tubuh si anak memar-memar dan terluka namun juga pada perasaannya. Ketika kekerasan fisik dibudidayakan, kekerasan fisik dapat menjadi penyelesaian dari suatu masalah bagi korban atau pelaku. Padahal masalah seharusnya disikapi dengan bijak agar dapat diperoleh pembelajarannya, ada kalanya dalam mendidik dilakukan kontak fisik. Kontak fisik yang bagaimana? kontak fisik yang mendidik, bertujuan untuk memberikan pembelajaran pada korban, membuat jera tetapi tidak mengakibatkan pengerusakan fisik.hukuman-dan-kekerasan- anak.pdf-Adobe Reader.

2.4.2 Kekerasan Mental