dari mulutnya, tak ada air mata mengalir dari matanya.halaman 153
20. “Papaku,” katanya pelan, “dia bilang itu satu-satunya cara
,membuat aku jadi baik. Dia cambuk aku dan harus jadi lebih baik, soalnya dia enggak mau tinggalkan aku di jalan seperti
Mamaku.”halaman 156. 21.
Pengadilan memerintahkan bahwa dia harus ditempatkan di rumah sakit Negara jika sudah ada unit anak-anak. halaman 259
22. “Paman Jerry,” dia mulai bicara dengan perlahan, “dia mencoba
memasukkan anunya ke badanku pagi ini, tapi enggak bisa masuk. Jadi , dia ambil pisau. Dia bilang aku membuatnya enggak bisa
masuk, jadi dia memasukkan pisau kebadanku untuk membuatku menurut.”
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Data primer
Yaitu teks novel “SHEILA” karya Torey Hayden dan penelitian- penelitian sebelumnya. Data primer ini yang membantu peneliti dalam
menjawab permasalahan penelitian ini. 2.
Data sekunder Yaitu pernyataan maupun sumber dari berbagai pihak mengenai
kekerasan terhadap anak. Data sekunder tersebut membantu peneliti
dalam memahami latar belakang penulis novel “SHEILA” karya Torey Hayden.
3.6 Teknik Analisis Data
Untuk dapat menganalisis seluruh data yang ada di dalam novel“SHEILA” karya Torey Hayden ini, maka peneliti akan membagi dalam beberapa langkah
teknis dengan tujuan untuk memudahkan penganalisisan secara semiologi. Langkah-langkah ini merupakan pengembangan dari Barthes dalam membaca
semiologi teks tertulis. Berikut penjelasan langkah-langkahnya : 1. Peneliti
menggunakan semiologi dari Barthes, yaitu
mengumpulkan seluruh unit analisis yang berupa leksia-leksia atau bacaan tertentu berdasarkan penilaian atas teks novel “SHEILA” karya Torey
Hayden yang layak dan sesuai untuk dijadikan subyek penelitian. 2.
Peneliti kemudian membagi semua leksia yang terkumpul ke dalam aspek semiologi, yaitu aspek material dan aspek konseptual. Leksia-leksia
tersebut dalam semiologi Barthes dianggap sebagai tanda sign. Yang dimaksud aspek material adalah teks tertulis dalam novel “SHEILA” karya
Torey Hayden, sedangkan aspek konseptual adalah gambaran yang muncul pada peneliti ketika membaca aspek material pada leksia tersebut.
3. Peneliti juga akan menganalisa sesuai semiologi teks Roland
Barthes dengan menemukan kode-kode pokok kode hermeneutic, semiks simbolik, proaretik dan kultural di dalam leksia tersebut. Melalui kode-
kode pembacaan ini, kita akan menemukan tanda-tanda dan kode yang menghasilkan makna.
4. Langkah-langkah di atas akan memberikan kesimpulan akhir
bagaimana representasi keindahan dalam novel “SHEILA” karya Torey Hayden.
Kekerasan pada anak dalam novel
Sheila adalah perilaku dari kedua
orang tua yang berperan penting
dalam kekerasan terhadap anaknya
Teks novel Sheila yang
menggambar kan
kekerasan pada anak
Kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa atau anak yang lebih
tua dengan menggunakan kekuasaan dan otoritasnya terhadap anak yang
tak berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab atau pengasuhnya,
yang berakibat penderitaan, kesengsaraan.
Dalam novel “Sheila” menggambarkan kekerasan terhadap seorang anak kecil yang digambaran sebagai anak yang tidak berdaya. Yang seharusnya
mendapatkan perlindungan dari keluarga dan orang sekitar. Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan
kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. bahwa orangtua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan,
perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup, dan mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya.
Dalam novel “Sheila” anak digambarkan sebagai individu lemah
yang tidak bisa berbuat apa-apa ketika mengalami ketidakadilan dan
kekerasan dari kedua orang tuanyanya dan juga dari orang-orang
disekitarnya. Gambaran kekerasan pada anak
dalam novel Sheila ditonjolkan pada perilaku kekerasan yang dilakukan
oleh kedua orangtuanya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN