Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Minat Beli

2.2.9.3. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Minat Beli

Menurut Setiadi 2003 :213 dalam banyak hal, sikap terhadap merek tertentu akan mempengaruhi apakah konsumen jadi membeli atau tidak. Sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen malakukan pembelian terhadap merek itu, tetapi sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen untuk melakukan pembelian. Periklanan diarahkan pada tahap-tahap kesiapan pembeli untuk membeli produk, yaitu mengubah pelanggan dari tidak tahu menajdi memahami, mengambil sikap, lalu membeli Tjiptono, 1997 :240. Menurut Shimp 2003 :161 jika komunikator sukses menciptakan kesadaran konsumen akan mereknya, konsumen dapat membentuk sikap attitude positif terhadap merek tersebut dan mungkin akan muncul minat interest untuk membeli merek tersebut, ketika timbul keinginan untuk membeli suatu produk di masa yang akan datang. Sutisna 2003 :101 ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi, sikap merupakan bagian dari hierarki pengaruh yang menyebabkan keputusan untuk membeli pertama kali konsumen mempunyai kepercayaan terhadap merek, kemudian mengembangkan sikap terhadap merek, dan kemudian memutuskan apakah membeli atau tidak. Dari pengertian-pengertian tersebut, jelas bahwa kegiatan periklanan yang ditujukan untuk pengenalan merek bisa membangun sikap atas merek tersebut, sikap positif akan mendorong konsumen untuk membeli produk dan sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen untuk membeli produk tersebut. Jadi kesimpulannya, kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering tergantung pada sikap konsumen dengan adanya iklan. Iklan yang diminati atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk dan muncul minat untuk membeli produk itu, tetapi sikap yang negatif dapat mengurangi minat pembelian produk oleh konsumen.

2.2.9.4. Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Minat Beli

Perilaku konsumen untuk dapat yakin atas produk tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada didalam menangkap pesan yang diberikan pada konsumen tersebut. Oleh karenanya informasi yang diberikan harus mampu menyentuh dan memberikan persepsi bagi konsumen untuk merasa yakin dan aman dalam memperoleh dan menggunakan produk yang ditawarkan sesuai dengan yang dibutuhkannya. Sebab persepsi merupakan proses pemilihan, pengorganisasi dan penafsiran masukan-masukan dari informasi yang diberikan, sehingga tercipta sebuah gambaran yang bermakna yang ditangkap oleh konsumen dan akhirnya menjadi keyakinan bagi konsumen tersebut untuk memilih dan menggunakan produk tersebut jurnal Gunawan, 2003 :1-14. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bila konsumen sudah yakin atas produk yang ditawarkan oleh produsen, maka produk tersebut secara otomatis akan tertanam di benak konsumen top of mind, menumbuhkan keyakinan, dan akan mencoba membeli produk yang diyakini tersebut. Kesimpulan tersebut dapat diperkuat dengan penjelasan dalam jurnal Zuraida dan Chasanah 2001, produsen sedapat mungkin memberikan informasi yang benar tentang produk yang ditawarkan. Karena hal itu akan berpengaruh dalam menumbuhkan keyakinan konsumen. Apabila keyakinan itu sudah terbentuk, bukan merupakan sesuatu yang sulit untuk mempengaruhi konsumen dengan mencoba membeli produk yang diiklankan dan diyakini. Dapat pula dikatakan bahwa keyakinan konsumen akan mampu menumbuhkan niat beli konsumen dari semula ragu-ragu yang disebabkan oleh ketidakpastian menjadi pembeli nyata. Jadi kesimpulannya, dengan efektifnya informasi yang diberikan melalui iklan tersebut, yang berupaya untuk mengenalkan merek dari produk yang ditawarkan, sehingga menimbulkan keyakinan konsumen untuk mengadakan pembelian, maka diharapkan para konsumen dan calon konsumen akan mempunyai minat beli intention terhadap produk yang ditawarkan melalui iklan tersebut.

2.3. Kerangka Konseptual

Keyakinan Konsumen Y2 Minat Beli Z Sikap Konsumen Y1 Pesan Iklan X