Tugas Perkembangan Remaja Hakikat Remaja sebagai Pelajar SMP

4. Persepsi Remaja Pada Umumnya

Pada umumnya remaja memusatkan perhatian pada cara seseorang menggunakan proses kognitifnya seperti perhatian, persepsi, ingatan, pemikiran, penalaran, harapan, untuk memahami dunia social meraka. Remaja mempersepsikan sesuat berdasarkan egosentrismenya. Egosntrime remaja adolencent egocentrism menggambarkan meningkatnya kesadaran diri remaja yang terwujud pada keyakinan mereka bahwa orang lain memiliki perhatian amat besar, seberapa besar mereka terhadap diri mereka, dan terhadap perasaan akan keunikaan pribadi mereka. Santrock, 2003:121-122. David Elkin Santrock, 2003:122 mengemukan bahwa egosetrisme remaja dapat dibagi menjadi dua jenis berpikir social yaitu imaginary audience dan personal fable. Imaginary audience penonton imajiner menggambarkan peningkatan kesadaran remaja yang tampil pada keyakinan mereka bahwa orang lain memiliki perhatian yang amat besar terhadap diri mereka. Gejala penonton imajiner mencakup berbagai perilaku untuk mendapat perhatian; keinginan agar kehadirannya diperhatikan, disadari orang lain dan menjadi pusat perhatian. Misalnya, gadis SMP, saat berjalan memasuki kelas akan berpikir dan bahwa bahwa semua orang sedang melihat penampilannya. Remaja merasa bahwa mereka adalah pemeran utamanya sedangkan orang lain adalah penontonya. Menurut David Ekind Santrock, 2003:122 personal fable dongeng prbadi adalah bagian egosentrisme remaja berkenan dengan perasaa keunikan yang dimiliki. Perasaan akan keunikan pribadi mereka membuat mereka merasa bahwa tidak ada seorang pun yang dapat memahami perasaan mereka. Misalnya, seorang gadis remaja beranggapan bahwa ibunya tidak dapat merasakan kepedihan hatinya yang dirasakannya karena putus cinta. Sebagai cara untuk mempertahankan adanya keunikan pribadinya, remaja mungkin mengarang cerita penuh fantasi mengenai diri mereka, menenggelamkan diri mereka dalam dunia yang jauh dari realitas. Menurut Barenboim Santrock, 2003:124 remaja mengartikan kepribadian seseorang dengan tiga cara yang berbeda yaitu: pertama, ketika remaja diberi informasi mengenai orang lain, mereka cenderung akan mempertimbangkan baik informasi yang sudah dimilikinya maupun informasi yang baru diterimanya, dan buka semata-mata mengadalkan informasi yang konkret yang dimilikinya saat itu saja. Kedua, remaja cenderung lebih menganali perbedaan konseptual atau situasional dari kepribadian, dan tidak beranggapan bahwa kepribadian bersifat selalu tetap. Ketiga, remaja cenderung tidak sekedar merima sifat yang tampil di permukaan untuk mendapatkan gambaran yang mantap mengenai kepribadian yang lebih mendalam, kompleks, bahkan tersembunyi. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya remaja cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan egosentrisme dan tidak realistis, karena menganggap bahwa tidak seorangpun bias memahami perasaan mereka. Dalam memberikan penilaian terhadap