Persepsi Remaja Pada Umumnya
yang dimiliki. Perasaan akan keunikan pribadi mereka membuat mereka merasa bahwa tidak ada seorang pun yang dapat memahami perasaan mereka.
Misalnya, seorang gadis remaja beranggapan bahwa ibunya tidak dapat merasakan kepedihan hatinya yang dirasakannya karena putus cinta. Sebagai
cara untuk mempertahankan adanya keunikan pribadinya, remaja mungkin mengarang cerita penuh fantasi mengenai diri mereka, menenggelamkan diri
mereka dalam dunia yang jauh dari realitas. Menurut Barenboim Santrock, 2003:124 remaja mengartikan
kepribadian seseorang dengan tiga cara yang berbeda yaitu: pertama, ketika remaja diberi informasi mengenai orang lain, mereka cenderung akan
mempertimbangkan baik informasi yang sudah dimilikinya maupun informasi yang baru diterimanya, dan buka semata-mata mengadalkan informasi yang
konkret yang dimilikinya saat itu saja. Kedua, remaja cenderung lebih menganali perbedaan konseptual atau situasional dari kepribadian, dan tidak
beranggapan bahwa kepribadian bersifat selalu tetap. Ketiga, remaja cenderung tidak sekedar merima sifat yang tampil di permukaan untuk
mendapatkan gambaran yang mantap mengenai kepribadian yang lebih mendalam, kompleks, bahkan tersembunyi.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
remaja cenderung
mempersepsikan sesuatu
berdasarkan egosentrisme dan tidak realistis, karena menganggap bahwa tidak seorangpun
bias memahami perasaan mereka. Dalam memberikan penilaian terhadap
seseorang remaja cenderung cenderung akan mempertimbangkan baik informasi yang sudah dimilikinya maupun informasi yang baru diterimanya,
remaja cenderung lebih menganali perbedaan konseptual atau situasional dari kepribadian, dan tidak beranggapan bahwa kepribadian bersifat selalu tetap,
cenderung tidak sekedar merima sifat yang tampil di permukaan untuk mendapatkan gambaran yang mantap mengenai kepribadian yang lebih
mendalam, kompleks, bahkan tersembunyi.