Persepsi Remaja Pada Umumnya

yang dimiliki. Perasaan akan keunikan pribadi mereka membuat mereka merasa bahwa tidak ada seorang pun yang dapat memahami perasaan mereka. Misalnya, seorang gadis remaja beranggapan bahwa ibunya tidak dapat merasakan kepedihan hatinya yang dirasakannya karena putus cinta. Sebagai cara untuk mempertahankan adanya keunikan pribadinya, remaja mungkin mengarang cerita penuh fantasi mengenai diri mereka, menenggelamkan diri mereka dalam dunia yang jauh dari realitas. Menurut Barenboim Santrock, 2003:124 remaja mengartikan kepribadian seseorang dengan tiga cara yang berbeda yaitu: pertama, ketika remaja diberi informasi mengenai orang lain, mereka cenderung akan mempertimbangkan baik informasi yang sudah dimilikinya maupun informasi yang baru diterimanya, dan buka semata-mata mengadalkan informasi yang konkret yang dimilikinya saat itu saja. Kedua, remaja cenderung lebih menganali perbedaan konseptual atau situasional dari kepribadian, dan tidak beranggapan bahwa kepribadian bersifat selalu tetap. Ketiga, remaja cenderung tidak sekedar merima sifat yang tampil di permukaan untuk mendapatkan gambaran yang mantap mengenai kepribadian yang lebih mendalam, kompleks, bahkan tersembunyi. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya remaja cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan egosentrisme dan tidak realistis, karena menganggap bahwa tidak seorangpun bias memahami perasaan mereka. Dalam memberikan penilaian terhadap seseorang remaja cenderung cenderung akan mempertimbangkan baik informasi yang sudah dimilikinya maupun informasi yang baru diterimanya, remaja cenderung lebih menganali perbedaan konseptual atau situasional dari kepribadian, dan tidak beranggapan bahwa kepribadian bersifat selalu tetap, cenderung tidak sekedar merima sifat yang tampil di permukaan untuk mendapatkan gambaran yang mantap mengenai kepribadian yang lebih mendalam, kompleks, bahkan tersembunyi.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Arryanto Wisnu 2014 tentang “Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Kepribadian Guru BK SMP Negeri di Kecamatan Trucuk ”. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 sebanyak 70,67 subjek memiliki persepsi bahwa kompetensi kepribadian guru BK berada pada kategori sangat tinggi,2 sebanyak 27,33 subjek memiliki persepsi bahwa kompetensi kepribadian guru BK berada pada kategori tinggi, 3 0,67 subjek memiliki persepsi bahwa kompetensi kepribadian guru BK berada pada kategori cukup tinggi, 4 0,67 subjek memiliki persepsi bahwa kompetensi kepribadian guru BK berada pada kategori rendah, 5 0,67 subjek memiliki persepsi bahwa kompetensi kepribadian guru BK berada pada kategori sangat rendah. Hasil analisis butir item dari instrumen penelitian persepsi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Trucuk terhadap kompetensi kepribadian guru BK menunjukkan sebanyak 42 item 92 berada pada kategori sangat tinggi, 12 item 8 berada pada kategori tinggi, dan tidak ada item yang berada pada kategori cukup tinggi, rendah, maupun sangat rendah, namun terdapat item yang memiliki skor terendah yaitu pada indikator bersikap demokratis terhadap siswa. Skripsi S isrianti Yusri 2014 tentang “Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling di SMPN 5 Pariam”. Berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa gambaran persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian Guru BKKonselor secara rata-rata siswa menyatakan bahwa 46,83 GuruBKKonselor selalu menampilkan kompetensikepribadiannya, 30,99 siswa menyatakan Guru BKKonselor sering menampilkan kompetensi kepribadiannya, 20,77 siswa menyatakan kadang-kadang dan 1,41 siswa yang menyatakan Guru BKKonselor tidak pernah menampilkan kompetensi kepribadiannya

E. Kerangka Berpikir

Persepsi adalah proses mengindera, menginterprestasikan dan pemberian nilai oleh individu terhadap rangsangan yang diterimanya dari objek. Objek yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia dan manusia juga merupakan objek dari persepsi, dalam hal ini yang menjadi objek persepsi siswa