12 Kualitas Kepribadian Guru Bimbingan dan Konseling
b. Kompeten competent
Kompeten diartikan bahwa guru BK harus memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang berguna.
Guru BK yang berkompeten akan mampu menjalani hidup dengan baik karena ia memiliki kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara baik
sebagai pribadi yang berguna baik diri sendiri dan orang lain. c.
Kesehatan psikologis Guru BK dituntut memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dari
konseli. Hal ini penting karena kesehatan psikologis psychological healt guru BK akan mendasari pemahamannya terhadap perilaku dan
keterampilannya. Guru BK yang kesehatan psikologisnya baik memiliki kualitas sebagai berikut:
1 Memperoleh pemuas dan kebutuhan rasa aman, cinta, kekuatan, dan
seks. 2
Dapat mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya. 3
Menyadari kelemahan dan keterbatasan kemampuan dirinya. Guru BK yang memiliki kesehatan psikologis yang baik, akan mampu
bertanggung jawab penuh atas hidupnya dengan baik. d.
Dapat dipercaya trustworthiness Kualitas ini berarti bahwa guru BK tidak menjadi ancaman
penyebab kecemasan bagi konseli. Guru BK yang dipercaya cenderung memiliki sikap dan perilaku sebagai berikut:
1 Memiliki pribadi yang konsisten
2 Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun
perbuatannya. 3
Tidak pernah membuat orang lain kecewa. 4
Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji, dan mampu membantu secara penuh.
e. Jujur honest
Guru BK dituntut untuk bersikap transparan terbuka, autentik, dan asli guine. Guru BK yang jujur memiliki karakteristik sebagai berikut:
1 Bersikap kongruen, artinya sifat-sifat dirinya yang dipersepsi oleh
dirinya sendiri sama seperti yang dipersepsikan oleh orang lain. 2
Memiliki pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran. Guru BK yang memiliki sikap kongruen yaitu yang menampilkan
kepribadian secara apa adanya dan alami. Guru BK yang menampilkan kepribadiannya secara alami tidak buat-buat akan terlihat nyaman dan
santai saat menjalankan kehidupan sehari-hari. f.
Kekuatan strength Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam menjalin
hubungan dengan konseli, sebab dengan hal itu konseli akan merasa aman. Konseli akan memandang guru BK sebagai orang yang tabah dalam
menghadapi masalah, dapat mendorong konseli untuk mengatasi masalahnya, dan dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi.
Kekuatan yang harus dimiliki oleh guru BK bukan berarti kekuatan fisik, akan tetapi merupakan kekuatan jiwa atau mental.
Guru BK yang memiliki kekuatan jiwa atau mental adalah guru BK yang tidak terpengaruh dengan situasi yang diciptakan oleh konseli pada
saat konseling berlangsung misalnya pada konseling, konseli menceritakan masalah yang sangat sedih yang membuat konseli itu menangis, pada saat
itu guru BK tidak terpengaruh dengan situasi sedih yang dialami oleh konseli dan tidak turut menangis bersama konseli. Sebaliknya guru BK
harus tabah dan menguatkan konseli agar konseli tegar mengahadapi masalah.
g. Bersikap hangat
Bersikap hangat itu adalah ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Guru BK yang ramah, penuh perhatian dan memberikan kasih
sayang akan membuat konseli merasa nyaman dan diterima oleh guru BK h.
Sabar patience Melalui kesabaran guru BK dalam menjalin hubungan dengan konseli
dapat konseli untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar guru BK menunjukan lebih memperhatikan diri konseli daripada hasilnya.
Salah satu ciri yang menunjukan bahwa guru BK memiliki kesabaran adalah mampu mengontrol emosi atau tidak marah terhadap konseli yang
melanggar peraturan atau membuat suatu kesalahan.
i. Kepekaan sensitivity
Guru BK menyadari tentang adanya dinamika psikologis yang tersembunyi atau sifat-sifat mudah tersinggung, baik pada konseli maupun pada dirinya
sendiri. Guru BK yang memiliki kepekaan, tidak akan mudah terpengaruh emosinya oleh situasi yang membuatnya tidak nyaman. Guru BK yang
peka akan menyadari pada situasi mana ia akan mudah tersinggung dengan apa yang dilakukan atau dikatakan oleh konseli kepada dirinya dan
menyadari pada saat mana konseli mudah merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan atau dikatakan oleh guru BK.