Aspek Kecemasan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi suatu situasi. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

2. Aspek Kecemasan

Colhoun dan Acocella 1990 menyebutkan bahwa kecemasan itu terdiri dari tiga aspek yaitu: a. Aspek Kognitif, ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi negatif yang akan mungkin dialami atau adanya pikiran yang negatif. b. Aspek Emosional, merupakan kecemasan yang berkaitan dengan reaksi afeksi individu. Komponen ini ditunjukkan dengan munculnya kondisi perasaan yang tidak menyenangkan seperti kegugupan, kegelisahan dan ketegangan. c. Aspek Fisiologis, munculnya reaksi tubuh yang sebagian besar merupakan hasil kerja sistem syaraf otonom yang mengontrol berbagai otot dan kelenjar tubuh. Pikiran individu yang dikuasai oleh kecemasan maka sistem syaraf otonom akan berfungsi dan akan muncul gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, tekanan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI darah meningkat, nafas menjadi cepat dan terjadi gangguan pencernaan. Aspek-aspek kecemasan terhadap kehamilan yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dalam penelitian ini.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

a. Umur Prawirohardjo 2003 menspesifikasikan umur ke dalam tiga kategori, yaitu kurang dari 20 tahun muda, 20-30 tahun menengah dan lebih dari 30 tahun tua. Soewandi 1997 mengungkapkan bahwa umur yang lebih muda ternyata lebih mudah menderita stress daripada umur tua. b. Keadaan Fisik Menurut Carpenito 2001 penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Seseorang yang sedang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit. c. Sosial Budaya Menurut Soewandi 1997, cara hidup orang dimasyarakat juga sangat memungkinkan timbulnya stress. Individu yang mempunyai cara hidup yang teratur akan mempunyai filsafat hidup yang jelas sehingga umumnya lebih sukar mengalami stress. Demikian juga dengan seseorang yang keyakinan agamanya rendah. d. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang, baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang akan mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari. Dengan demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. e. Tingkat Pengetahuan Soewandi 1997 mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah mengakibatkan seorang mudah mengalami stress. Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah, disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Kehamilan