Cytomegalovirus Cmv Herpes Simpleks HSV1 Dan HSV2

3. Cytomegalovirus Cmv

CMV lebih dikenal dengan sebutan virus oportunistik yang berhubungan dengan penyakit HIV. Virus ini dibawa sekitar 50 populasi dan 90 penderita HIV. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menyebabkan virus ini dalam kendali. Ketika HIV memperlemah kekebalan tubuh, maka CMV dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Virus ini termasuk golongan virus keluarga herpes, seperti herpes lainnya, CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan merupakan penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila terinfeksi saat ibu sedang hamil. Virus CMV akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik, seperti wanita yang hamil jika mengalami infeksi maka kelainan yang ditimbulkan semakin besar. Janin yang dikandung oleh ibu hamil yang terinfeksi akan mengalami gangguan seperti pembesaran hati, kuning, pengkapuran otak, tuli, retardasi mental dan masih banyak yang lainnya. Seperti virus yang lainnya, pemeriksaan laboratorium meliputi Anti CMV IgG dan IgM.

4. Herpes Simpleks HSV1 Dan HSV2

Virus HSV ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu HSV1 dan HSV2. Perbedaannya adalah HSV1 lebih menyerang pada kulit dan selaput lendir mukosa di mata dan mulut, hidung dan telinga. Membentuk bercak verikel-verikel kecil sedangkan HSV2 lebih menyerang kulit dan selaput lendir mukosa pada bagian alat kelamin dan perianal, virus HSV2 membentuk bercak verikel besar, tebal dan terpusat. Wanita hamil yang terinfeksi virus HSV2 harus ditangani dengan serius karena virus ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menembus plasenta dan menimbulkan kerusakan neonatal, dampak-dampak kongenital dan kematian janin. Sedangkan pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi virus ini biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungki tidak diketahui. Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti- HSV 2 IgG dan IgM sangat penting untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeks oleh virus HSV2 dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infelsi terjadi pada saat kehamilan. Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan janin yang dikandungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis yang ada sering sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik. Walaupun kadang-kadang gejala tersebut jarang muncul atau bahkan tidak muncul sehingga menyulitkan dokter untuk mendiagnosis. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang tepat.

D. Kecemasan Terhadap Kehamilan Pada Ibu Hamil Yang Pernah