Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan adalah sebuah keajaiban. Calon ibu akan mulai merasakan pengalaman yang mendebarkan sekaligus unik dan juga sedikit menakutkan. Kehamilan adalah sesuatu yang amat berarti, lebih dari sekedar membawa tambahan beban selama sembilan bulan. Di dalam tubuh calon ibu ada kehidupan baru yang akan bergantung sebelum dan sesudah dia lahir Maulana, 2008. Kehamilan merupakan salah satu ekspresi perwujudan diri, perwujudan identitas sebagai calon ibu dan ayah. Kebanggaan tersendiri bagi wanita dan mewujudkan feminisme, dan untuk menunjukkan jati diri seorang wanita tersebut kadang – kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit Kaplan, 1994. Kehamilan merupakan babak baru dan memberi arti emosional yang sangat besar dalam kehidupan seorang wanita. Pengalaman baru ini menimbulkan perasaan bahagia dan penuh harapan sekaligus kecemasan akan apa yang dialami selama kehamilan Effendi, 1999. Pada saat wanita hamil untuk pertama kali, ia akan merasa bangga dan puas akan dirinya karena merasa dapat menjalankan tugas sebagai wanita normal dan sebagai penerus generasi. Pada sebagian wanita, kehamilan merupakan stressor yang minimal dan sebagian besar merupakan saat yang membahagiakan dalam kehidupan. Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya, dan keadaan sosial ekonomi Kebidanan Nanonina,2009 . Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak calon ibu yang muda belia menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas Maramis, 1986. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa wanita – wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal Indriyani, 2008. Kehamilan bagi beberapa wanita juga merupakan ujian berat yang menimbulkan berbagai macam ketakutan Kartono, 1992. Ketakutan ini bisa disebabkan akan adanya sejumlah masalah yang biasanya terjadi pada kehamilan, misalnya infeksi TORCH pada ibu hamil. TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi, yaitu toksoplasma, rubela, cytomegalovirus, dan herpes . Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan bagi janin yang dikandungnya. Akibat yang paling vatal adalah terjadinya kematian, baik pada ibu maupun janin Maulana, 2009. Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH. Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas pada ibu hamil Juanda, 2007. Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil dirusak oleh virus tersebut sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada ibu bisa menyebabkan mioma , penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi dan mengakibatkan sulit hamil. Pada infeksi toksoplasma yang disebabkan oleh parasit yang disebut toksoplasma gondi, dampaknya bagi ibu hamil adalah abortus spontan atau keguguran 4, lahir mati 3, atau bayi menderita toksoplasmosis bawaan. Risiko terjadinya infeksi meningkat menurut lamanya kehamilan dan kurang-lebih 15,30 serta 60 persen dalam trimester pertama, kedua dan ketiga Remington dan Desmonts, 1983, seperti dikutip oleh Suheimi dalam DR.H.K.Suheimi, 2009. Menyangkut infeksi rubella yang disebabkan oleh virus rubella, akan sangat berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelainan adalah 50, namun jika infeksi terjadi pada trismester pertama, maka resikonya menjadi 25 America College of Obstetrician and Ginecologist, 1981 dalam Maulana, 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Virus serupa yang harus diwaspadai oleh ibu hamil adalah CMV cytomegalovirus yang termasuk golongan virus keluarga herpes. Virus ini dapat mempengaruhi perkembangan kehamilan. Jika ibu hamil terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai resiko tertular, sehingga mengalami gangguan, misalnya pembesaran hati, kuning, pengapuran otak, ketulian, retradasi mental, dan lain-lain. Selain itu jika virus-virus ini tidak segera diatasi akan mengakibatkan keguguran. Virus lainnya yang harus diwaspadai adalah virus herpes simpleks tipe II HSV II. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit. Hal ini tidak selalu muncul, sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir pada berakibat fatal pada lebih dari 50 kasus Maulana, 2009. Data penelitian di RSUP Sanglah Denpasar menyebutkan bahwa dari 100 subjek penelitian yang dipilih secara acak ,dilakukan tes pemeriksaan TORCH dengan batasan umur termuda 18 tahun dan umur tertua 40 tahun. Didapatkan hasil pemeriksaan TORCH sebagai berikut yaitu Toxoplasma IgG positif 21 dan IgM positif 5, Rubella IgG positif 73 dan IgM positif 1, CMV IgG positif 95 dan IgM positif 0 , untuk HSVII IgG positif 56 dan IgM positif 21. Selain itu, didapatkan bahwa ibu yang melahirkan bayi yang cacat sebesar 2, yang mengalami abortus atau keguguran 15 dan bayi yang meninggal di dalam kandungan sebesar 8. Shelomita, 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Yayasan Aquatreat Therapy Indonesia dengan mengambil subjek penelitian 100 ibu-ibu hamil se-Jabotabek yang diambil secara acak, yang mengalami keluhan dan terjangkit virus TORCH. Diperoleh data bahwa 62 dari ibu hamil tersebut pernah mengalami keguguran atau abortus, 24 bayi yang dikandung meninggal di dalam kandungan dan sisanya 14 melahirkan bayi yang cacat Juanda, 2007 Wanita yang pernah mengalami keguguran karena TORCH tentunya akan mengalami dampak psikologis jika kelak hamil kembali. Dampak psikologis yang muncul misalnya kecemasan terhadap kehamilan. Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik Carpenito, 2001. Kecemasan secara umum juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan psikologis pada diri individu yang terus menerus berada dalam perasaan khawatir yang ditimbulkan oleh adanya konflik di dalam indifidu itu sendiri Walgito, 2002. Kekhawatiran ini dapat berupa ketidak tentraman atau perasaan takut, gelisah, mudah tersinggung, dan tertekan. Jadi, apabila seseorang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa berjalan dengan baik pada situasi tertentu akan berakhir tidak enak maka mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau situasi yang menekan akan memunculkan kecemasan. Menurut {McMahon, 1986 dalam Sarjono,2009}, kecemasan disebabkan oleh faktor kognitif dan lingkungan. Dilihat dari aspek kognitif, kecemasan timbul sebagai akibat dari antisipasi harapan akan situasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menakutkan dan pernah menimbulkan situasi yang menimbulkan rasa sakit. Jadi, wanita yang pernah memiliki pengalaman keguguran akibat TORCH tentunya akan lebih antisipatif terhadap situasi yang menakutkan tersebut karena dia pernah mengalami sakitnya proses keguguran dan perasaan tertekan karena gagal melahirkan. Faktor utama yang menyebabkan kecemasan terhadap kehamilan pada ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH salah satunya adalah infeksi TORCH. Seperti diungkapkan oleh Carpenito 2001, penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Dikatakan bahwa seseorang yang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit. Jadi, jika dianalogikan pada seorang wanita yang pernah keguguran karena TORCH dengan wanita yang pernah hamil dalam kondisi sehat tentunya ibu hamil dengan pengalaman keguguran akibat TORCH lebih cemas terhadap kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang sehat walafiat hingga melahirkan. Selain faktor penyakit, proses belajar menurut Mowrer dalam Goldstein Krasner, 1988: 282 juga dapat menimbulkan kecemasan. Manusia mempelajari respon terhadap stimulus yang memperingatkan adanya peristiwa berabahaya dan menyakitkan yang pernah terjadi. Jadi, jika dikaitkan dengan ibu hamil yang pernah keguguran karena TORCH, maka pengalaman keguguran tersebut akan terekam kembali jika si ibu kembali hamil. Pengalaman negatif tersebut akan menimbulkan kecemasan terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kehamilan. Keguguran mungkin akan meninggalkan “luka” yang memerlukan waktu cukup lama untuk bisa sembuh. Keguguran memang suatu keadaan yang perlu waspadai karena persentase kemungkinan terjadinya kondisi ini cukup tinggi. Menurut Lestariningsih 2008 angka keguguran mencapai sekitar 15-40 angka kejadian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan 60-75 angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Seorang wanita yang hamil dikatakan keguguran abila janin keluar pada saat usia kehamlian belum mencapai 20 minggu, sedangkan WHO Badan Kesehatan Dunia menetapkan definisi keguguran terjadi sebelum kehamilan mencapai 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Perasaan bahagia dan cemas yang dialami wanita yang berencana untuk hamil tidaklah sama karena masing-masing individu mengalami perasaan dan kecemasan yang berbeda terhadap hal yang berbeda juga. Kecemasan serta ketakutan ini menjadi beban psikis tersendiri yang berkaitan dengan emosi ketika sang wanita benar-benar hamil. Kecemasan ini dapat menyebabkan gangguan, baik pada ibu hamil itu sendiri maupun pada bayi yang sedang dikandung karena emosi ibu pada saat hamil sangat berpengaruh pada janin yang sedang dikandung Suririnah, 2008. Kecemasan yang paling besar bagi wanita hamil adalah keguguran apalagi bagi wanita yang pernah mengalaminya. Seorang wanita yang mempunyai riwayat keguguran atau pendarahan pasca kelahiran memang termasuk golongan ibu hamil dengan resiko yang tinggi Surininah, 2008. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Oleh karena itu sebelum berencana untuk hamil, seorang wanita harus melakuan persiapan mental, apalagi bagi wanita yang pernah mengalami keguguran. Menurut Collins dan Susabda 1983 seperti dimuat dalam Sarjono, 2009 kecemasan antara lain timbul karena adanya threat ancaman dan fear ketakutan. Terkait dengan kecemasan terhadap kehamilan maka ancaman yang muncul pada ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH adalah kembali terjangkit oleh virus-virus tersebut sehingga kemungkinan keguguran tetap ada. Kondisi ini kemudian memunculkan ketakutan, yaitu ketakutan bahwa pengalaman di masa lalu akan dialami kembali. Berdasarkan uraian di atas, bahwa seorang ibu yang pernah mengalami pengalaman keguguran akibat TORCH disarankan untuk memeriksakan status kesehatannya, baik fisik maupun mental, jika kelak berencana untuk hamil. Perlu dipahami pula bahwa kecemasan pada ibu hamil apalagi jika telah mengkronis menjadi stres, dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir jika kecemasan yang tinggi pada ibu tidak tertangani dengan baik Maulana, 2009. Mencermati kasus keguguran akibat TORCH tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai kecemasan terhadap kehamilan pada ibu yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Penelitian ini amatlah penting guna melihat secara lebih mendalam tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan agar kelak jika dia hamil maka persiapan mental sudah tak perlu dikhawatirkan lagi.

B. Rumusan Masalah