C. Hasil Uji Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan Akibat Pemberian Infusa Daun Sirsak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan spektrum efek toksik infusa daun sirsak terhadap kadar glukosa darah, maka dilakukan pemeriksaan
terhadap kadar glukosa darah untuk mengungkapkan spektrum efek toksik tersebut. Pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan pre sebelum pemberian
infusa daun sirsak dan post setelah pemberian daun sirsak selama 30 hari. Hal ini ditujukan untuk melihat kebermaknaan perbedaan kadar glukosa darah
diantara keduanya. Pengukuran dilakukan terhadap glukosa darah sewaktu. Glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar glukosa darah sesaat tanpa
puasa dan tanpa pertimbangan waktu setelah makan Sutedjo, 2006. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan ARCHITECT ci 8200
dengan metode heksokinaseG-6-PDH. Prinsip metode heksokinaseG-6-PD yaitu glukosa terfosforilasi oleh heksokinase dengan bantuan ATP dan ion Mg
2+
untuk menghasilkan glukosa-6-fosfat G-6-P dan adenosin difosfat ADP. Glukosa-6-
fosfat dehidrogenase akan mengoksidasi G-6-P menjadi 6-fosfoglukonat dengan bersamaan terjadi reduksi nikotinamid adenin dinukleotida NAD menjadi
nikotinamid adenin dinukleotida tereduksi NADH. Satu µml NADH diproduksi untuk setiap µmol konsumsi glukosa. NADH yang dihasilkan akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang 340 nm dan dideteksi secara spektrofotometri. Pada penelitian ini terdapat lima kelompok perlakuan, yaitu kelompok
perlakuan infusa daun sirsak dosis 108; 180; 301; 503 mgkgBB dan kelompok kontrol aquadest 8333 mgkgBB. Pelarut yang digunakan pada infusa daun sirsak
adalah aquadest dan dijadikan sebagai kelompok kontrol. Kelompok kontrol
aqudest bertujuan untuk melihat apakah penggunaan aquadest sebagai pelarut infusa daun sirsak dapat memberikan pengaruh terhadap kadar glukosa darah.
Dosis aquadest yang digunakan sebesar 8333 mgkgBB dikarenakan konsentrasi aquadest yang digunakan adalah 1 gml.
Kadar glukosa darah pada tiap kelompok diukur pada saat pre sebelum dan post setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari, lalu dianalisis
menggunakan uji Paired T-test, uji ini dilakukan karena subjek uji yang digunakan sama namun memiliki perlakuan yang berbeda dan melihat apakah
terdapat pengaruh pemberian infusa daun sirsak yang bermakna pada pre dan post perlakuan ditiap kelompok perlakuan.
Tabel I. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirsak serta nilai p kadar
glukosa darah tikus jantan tiap kelompok
Kelompok Perlakuan
Kadar Glukosa Darah mgdl Nilai p
Pre Rerata±SEM
Post Rerata±SEM
I Infusa Daun
Sirsak 108 mgkgBB
75,6 ± 5,0 70,6 ± 4,2
0,510
TB
II Infusa Daun
Sirsak 180 mgkgBB
68,6 ± 5,6 46,6 ± 6,6
0,039
B
III Infusa Daun
Sirsak 301 mgkgBB
70,4 ± 4,0 51,2 ± 5,7
0,098
TB
IV Infusa Daun
Sirsak 503 mgkgBB
72,0 ± 3,9 75,0 ± 3,0
0,413
TB
V Kontrol
Aquadest 8333 mgkgBB tikus
77,8 ± 3,2 67,0 ± 5,9
0,247
TB
Ket. : TB = berbeda tidak bermakna p0.05 B = berbeda bermakna p0.05
Pre = sebelum pemberian infusa daun sirsak
Post = setelah pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari
SEM = Standar Error of Mean
Gambar 6. Diagram batang
rata-rata pengaruh pemberian infusa daun sirsak terhadap kadar glukosa darah tikus jantan antar kelompok perlakuan
Tabel II. Hasil uji Scheffe kadar glukosa darah tikus jantan setelah post
pemberian infusa daun sirsak
Kelompok Kontrol
Aquadest 8333mgkgBB
tikus Infusa
Daun Sirsak
108 mgkgBB
Infusa Daun
Sirsak 180
mgkgBB Infusa
Daun Sirsak
301 mgkgBB
Infusa Daun
Sirsak 503
mgkgBB Kontrol
Aquadest 8333mgkgBB
tikus -
TB TB
TB TB
Infusa Daun Sirsak 108
mgkgBB TB
- TB
TB TB
Infusa Daun Sirsak 180
mgkgBB TB
TB -
TB B
Infusa Daun Sirsak 301
mgkgBB TB
TB TB
- TB
Infusa Daun Sirsak 503
mgkgBB TB
TB B
TB -
Ket. : TB = berbeda tidak bermakna p0.05 B = berbeda bermakna p0.05
Hasil analisis data dari tabel I menunjukkan bahwa kadar glukosa darah kelompok kontrol aquadest pada awal dan akhir masa uji menunjukkan perbedaan
yang tidak bermakna. Artinya, pemberian aquadest tidak memberikan pengaruh terhadap kadar glukosa darah sehingga bila terjadi pengaruh terhadap kadar
glukosa darah tikus tidak disebabkan penggunaan aquadest sebagai pelarut infusa daun sirsak.
Pada tabel I diperoleh hasil bahwa pada kelompok perlakuan infusa daun sirsak 180 mgkgBB, kadar glukosa darah pre dan post pemberian infusa daun
sirsak menunjukkan hasil berbeda bermakna p0,05. Kebermaknaan perbedaan kelompok perlakuan infusa daun sirsak 180 mgkgBB disebabkan terjadinya
penurunan kadar glukosa darah, dilihat dari nilai rerata ± SEM yaitu data pre- perlakuan sebesar 68,6 ± 5,6 mgdl dan data post-perlakuan sebesar 46,6 ± 6,6
mgdl. Namun, apabila dilihat dari data post pemberian infusa daun sirsak, kadar glukosa darah pada dosis tersebut yang dibandingkan dengan kadar glukosa darah
kelompok kontrol aquadest menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna tabel II. Hal ini berarti penurunan kadar glukosa darah akibat pemberian infusa daun sirsak
masih dalam batas normal. Pada kelompok perlakuan infusa daun sirsak dosis 108 mgkgBB, 301
mgkgBB, dan 503 mgkgBB menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna terhadap kadar glukosa darah tikus jantan pada pre dan post pemberian infusa
daun sirsak. Hal ini menunjukkan pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari tidak mengakibatkan perubahan kadar glukosa darah yang bermakna. Hal ini
dapat dikarenakan adanya proses pemeliharaan kadar glukosa darah yang stabil
merupakan salah satu mekanisme homeostatik yang diatur paling ketat yang melibatkan hati, jaringan ekstrahepatik, dan beberapa hormon seperti insulin,
glukagon, kelenjar hipofisis dan epinefrin. Setelah dilakukan analisis terhadap kadar glukosa darah pre dan post
pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari. Kadar glukosa darah post pemberian infusa daun sirsak selama 30 hari dianalisis menggunakan One Way Anova,
bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian infusa daun sirsak pada kelompok perlakuan infusa daun sirsak yang dibandingkan terhadap kontrol aquadest.
Hasil analisis varian satu arah One Way Anova terhadap kadar glukosa darah post pemberian infusa daun sirsak diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,003
p0,05. Hal ini menandakan terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan maka analisis dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk mengetahui data dan
analisa kebermaknaan perbedaan tersebut. Pengujian dengan uji Scheffe ini juga bertujuan khusus yaitu untuk mengetahui kekerabatan antara spektrum efek toksik
dengan dosis pemberian infusa daun sirsak. Analisis data dapat dilihat pada tabel II.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan kelompok perlakuan infusa daun sirsak dengan kelompok kontrol aquadest. Hal ini dikarenakan
aquadest adalah pelarut yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, aquadest menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna pada pengukuran kadar glukosa darah
pre dan post pemberian infusa daun sirsak, hal ini menunjukkan bahwa aquadest
tidak menimbulkan pengaruh terhadap kadar glukosa darah tikus.
Hasil menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara glukosa darah tikus kelompok kontrol aquadest dengan semua kelompok perlakuan infusa daun
sirsak seperti terlihat pada tabel II. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian infusa daun sirsak tidak menimbulkan pengaruh yang bermakna terhadap kadar
glukosa darah tikus jantan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya mekanisme untuk memelihara kadar glukosa darah untuk tetap dalam kondisi normal yang
merupakan salah satu mekanisme homeostatik yang diatur paling ketat dengan melibatkan hati, jaringan ekstrahepatik, dan beberapa hormon Murray, et al.,
2006. Berdasarkan tabel II jika dilakukan pembandingan terhadap antar dosis
kelompok perlakuan, terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan infusa daun sirsak dosis 180 mgkgBB dengan dosis 503 mgkgBB.
Sedangkan, untuk antar dosis lainnya menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kekerabatan antara dosis dan
efek glukosa darah. Hal tersebut juga dapat dilihat pada diagram batang gambar 6 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat kekerabatan antara spektrum efek toksik
dengan dosis infusa daun sirsak. Namun, untuk lebih melihat spektrum efek toksik dengan lebih jelas dapat dilakukan uji subkronis infusa daun sirsak terhadap tikus
jantan dan betina dalam jangka waktu yang lebih panjang yaitu selama 90 hari. Sebaiknya juga dilakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan
metabolit sekunder yang terdapat pada infusa daun sirsak.
D. Hasil Uji Kadar Glukosa Darah Tikus Betina Akibat Pemberian Infusa Daun Sirsak