d. Asupan pakan hewan uji yaitu pelet AD-2 yang diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
e. Asupan minum hewan uji berupa air reverse-osmosis yang diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. f. Pereaksi toluen P diperoleh dari Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
D. Tata Cara Penelitian 1. Determinasi daun sirsak
Determinasi daun sirsak telah dilakukan dengan cara mencocokkan ciri- ciri yang dipunyai daun sirsak dengan buku acuan Steenis, 1975 hingga
ketingkat spesies. Determinasi disahkan oleh Bapak Yohanes Dwiatmaka, Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Pengumpulan bahan uji
Bahan uji yang digunakan adalah daun sirsak. Daun yang dipilih adalah daun dalam kondisi segar dan berwarna hijau pada bagian tengah antara pucuk
dan pangkal daun. Daun yang diperoleh hanya berasal dari wilayah Jetis, Ngaglik, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Mei sampai Juni 2012.
3. Pembuatan serbuk kering daun sirsak
Daun sirsak
yang telah
dipetik, dicuci,
dikeringkan, kemudian
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu ± 50
o
C selama 72 jam. Daun yang telah kering kemudian diserbuk dan diayak dengan menggunakan ayakan no. 40, dan
dilakukan perhitungan rendemen serbuk daun sirsak.
Rendemen serbuk daun sirsak dihitung dengan menggunakan rumus :
ୠ୭ୠ୭୲ ୢୟ୳୬ ୩ୣ୰୧୬ ୠ୭ୠ୭୲ ୢୟ୳୬ ୠୟୱୟ୦
x 100 Widyastuti and Istini, 2000.
4. Penetapan kadar air serbuk kering daun sirsak
Sebanyak 50 g daun sirsak dimasukkan kedalam 200 ml toluen ke dalam labu beralas bulat. Toleun dituang ke dalam tabung penerima melalui alat
pendingin. Labu beralas bulat dipanaskan selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, disuling dengan kecepatan 2 tetes tiap detik hingga sebagian air
tersuling, kecepatan penyulingan dinaikan hingga 4 tetes per detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluen. Penyulingan
dilanjutkan selama 5 menit. Tabung penerima pendingin dibiarkan hingga suhu kamar. Setelah air dan toluen terpisah sempurna dilakukan pembacaan volume air.
Kadar air dihitung dalam .
5. Penetapan dosis infusa daun sirsak
Peringkat dosis
yang digunakan
berdasarkan pengobatan
pada masyarakat sehari-hari, dosis pada perlakuan ini adalah 2 g 70 kgBB manusia.
Konversi manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018 Laurence and Bacharach, 1964.
Dosis untuk 200 g tikus = 0,018 x 2 g
= 0,036 g 200gBB tikus Dosis untuk 1 kg tikus
=
ଵ ଶ
x 0,036 = 0,180 g kgBB tikus
= 180 mgkgBB tikus
Peringkat dosis
tertinggi infusa
daun sirsak,
dihitung dengan
menggunakan konsentrasi 6 g 100 ml D x BB = C x V
D x 300 g = 6 g100 ml x 2,5 ml
D = 0,0005 ggBB
D = 500 mgkgBB
Dari kedua dosis tersebut kemudian ditentukan faktor pengali untuk peringkat dosis :
Faktor pengali =
ට
ௗ௦௦ ௧௧ ௗ௦௦ ௧ௗ
షభ
= ට
ହ ଵ଼
యషభ
= 1,67 Peringkat dosis yang diperoleh berdasarkan faktor pengali :
Dosis I = 108 mgkgBB tikus
Dosis II = 180 mgkgBB tikus
Dosis III = 301 mgkgBB tikus
Dosis IV = 503 mgkgBB tikus
6. Pembuatan infusa daun sirsak