Model Data Spasial SIG

2. Data grafis garis atau line dapat digunakan untuk menggambarkan jalan, sungai, dll. 3. Data grafis ares atau polygon untuk mewakili batas lahan, kemiringan lereng, dll. b. Data atribut atau Tabulator Adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis dan untuk menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis. Untuk data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel.

2.16. Model Data Spasial SIG

Pada dasarnya secara konseptual terdapat dua model data spasial yaitu Raster dan Vektor. Meskipun demikian, seiring dengan perkembangan teknologi yang menyertainya, implementasi data spasial sudah berkembang jauh. Pada mulanya setiap perangkat SIG memiliki data spasial dengan format tersendiri native. Tetapi beberapa saat kemudian, seiring dengan kepopuleran format – format tertentu, dipublikasikan secara luas beberapa spesifikasi format data spasial, dan diakuinya format tersebut sebagai standard, maka setiap perangkat SIG – pun berlomba dalam memberikan fungsional export dan import ke dan dari format – format data spasial populer dan standard tersebut. Mengenai bentuk representasi entitas spasial yang paling mendasar adalah konsep data Raster dan Vektor. Dengan demikian setiap layer data spasial akan dipresentasikan ke dalam format “basis data” baik sebagai Raster maupun Vektor. Dalam konteks ini sering digunakan terminologi “model data” sehingga untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menyajikan entitas spasialnya digunakan istilah Model Data Raster ataupun Model Data Vektor. 1. Model Data Raster Model Data Raster bertugas untuk menampilkan, menempatkan, dan menyimpan content data spasial dengan menggunakan struktur semacam matriks atau susunan piksel – piksel yang membentuk suatu grid segi- empat. Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tunggal tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik di sudut grid [pojok], di pusat grid, atau di tempat lainnya. Akurasi spasial [horizontal] model data tergantung pada resolusi spasial atau ukuran pikselnya sel grid di permukaan bumi. Gambar 2.6 Tampilan Permukaan Bumi Layer s Model Data Raster Pada Model Data raster, matriks atau array dapat diurutkan menurut koordinat lokalnya internal atau inherent; kolom x dan barisnya y. Selain itu, pada sistem koordinat piksel monitor komputer, secara default, titik asal sistem koordinat origin raster diletakkan disudut kiri atas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.7 Tampilan Struktur Model Data Raster Gambar 2.8 Tampilan Data Spasial Model Raster Citra 2. Model Data Vektor Model Data Vektor dapat menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik – titik, garis – garis, kurva, atau poligon beserta atribut – atributnya. Bentuk – bentuk dasar representasi data spasial ini, didalam sistem model data vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. x, y. Didalam model data spasial vektor, garis – garis atau kurva busur atau arcs merupakan sekumpulan titik – titik terurut yang saling terhubung. Sedangkan luasan atau poligon juga disimpan sebagai sekumpulan list titik – titik, tetapi dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir geometri poligon memiliki nilai koordinat yang sama poligon tertutup sempurna. Gambar 2.9 Tampilan Permukaan Bumi Layer s Model Data Vektor Sebagai ilustrasi, berikut adalah tampilan salah satu Model Data Vektor beberapa layer format shapefile Arview yang menggambarkan informasi bangunan, jalan, jaringan utilitas, dan lokasi sumur bor. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.10 Tampilan Data Spasial Model Vektor

2.17. Perbandingan Model Data Vektor dan Raster

Dokumen yang terkait

EVALUASI KINERJA BUNDARAN DENGAN METODE MKJI 1997 (STUDI KASUS BUNDARAN MASTRIP JEMBER)

8 29 21

EVALUASI KINERJA BUNDARAN DENGAN METODE MKJI 1997 (STUDI KASUS BUNDARAN MASTRIP JEMBER)

1 7 21

ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA MKJI ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA MKJI (STUDI KASUS SIMPANG BBERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA).

0 2 19

Studi Perbandingan Tingkat Kinerja Jalan Lembong, Bandung Menggunakan Metode MKJI 1997 Sebelum dan Setelah Rekayasa Lalu Lintas Di Persimpangan Jalan Braga - Jalan Suniaraja.

0 1 16

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

1 10 101

PEMETAAN KONDISI ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN BASUKI RAHMAT KECAMATAN TEGAL SARI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

0 0 93

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR - PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 16

PEMETAAN KONDISI ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN BASUKI RAHMAT KECAMATAN TEGAL SARI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 14

PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI TUGAS AKHIR - PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI

1 3 20

Analisa Kinerja Lalu Lintas Akibat Pembangunan Underpass Di Simpang Bundaran Dolog Kota Surabaya - ITS Repository

0 0 257