Kapasitas Derajat Kejenuhan Tipe Bundaran

Budaran Waru mempunyai tiga lengan adalah Lengan A Jl. Jendral Ahmad Yani, Lengan B Jl Jendral Ahmad Yani Sidoarjo dan Lengan C Jl. Raya Bungurasih. Sedangkan dimensi elemen bundaran Waru Surabaya dapat dilihat sebagaimana yang ditunjukan pada Gambar 3.2. Situasi dan kondisi lingkungan di sekitar bundaran Waru dapat disampaikan sebagai berikut ini. Di sebelah timur bundaran waru merupakan bagian jalan yang agak menimbulkan kemacetan, karena dibagian jalan terdapat gedung City of Tomorrow. Yang mana arus kendaraan yang masuk dan keluar gedung tersebut cukup menimbulkan antrian pada setiap kendaraan bermotor dari Jl. Bungurasih menuju Jl. Jenderal Ahmad Yani maupun Jl Jendral Ahmad Yani Sidoarjo.

3.9. Kapasitas

Kapasitas C sesungguhnya smpjam dihitung dengan menggunakan induksi faktor penyesuaian F. Besarnya kapasitas tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan : C = 135 x Ww 1,3 x 1+WeWw 1,5 x 1-Pw3 0,5 x 1+WwLw -1,8 x Fcs x Frsu Keterangan : We = lebar masuk rata – rata = ½ W1 + W2 Ww = Lebar jalinan Lw = Panjang jalinan Pw = Rasio jalinan Fcs = Faktor penyesuaian ukuran kota Frsu = Faktor penyesuaian tipe lingkungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Faktor Ww = 135 x Ww 1,3 Kapasitas dasar adalah kapasitas pada geometri dan prosentase jalinan tertentu tanpa induksi faktor penyesuaian dan dihitung dengan persamaan : Co = 135 x Ww1,3 x 1+WeWw1.5 x 1-Pw30.5 x 1+WwLw – 1.8 Keterangan : We = Lebar masuk rata – rata = 1 2 W1 + W2 Ww = Lebar jalinan m Lw = Panjang jalinan m Pw = Rasio jalinan Faktor WeWw = 1+WeWw1.5 Faktor Pw = 1-Pw30.5 Faktor WwLw = 1+WwLw-1.8 Faktor – faktor yang mempengaruhi kapasitas adalah : 1. Kondisi ideal. 2. Kondisi jalan. 3. Kondisi medan. 4. Kondisi lalu lintas. 5. Populasi pengemudi.

3.10. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan degree of sturation menunjukan rasio arus lalu lintas pada pendekat tersebut terhadap kapasitas. Pada nilai tertentu, derajat kejenuhan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dapat menyebabkan antrian yang panjang pada kondisi lalu lintas puncak MKJI 1997. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997, derajat kejenuhan DS bagian jalinan dihitung berdasarkan persamaan berikut : DS = Qsmp = Q kendaraan x Fsmp Fsmp = Keterangan : Qsmp = Arus total smpjam Fsmp = Faktor mobil satuan penumpang MC = sepeda motor LV = sedan, pick up, dan lain-lain HV = truck dengan 2 gandar atau lebih dan bus C = Kapasitas smpjam

3.11. Tipe Bundaran

Bundaran efektif jika digunakan untuk persimpangan antara jalan – jalan yang sama ukurannya dan tingkat arusnya. Oleh sebab itu bundaran adalah sangat sesuai bagi persimpangan antara jalan dua lajur dan empat lajur. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tipe bundaran dapat dilihat dari Tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Nilai Tipe Bundaran Tipe Bundaran Radius Bundaran m Jumlah Lajur Masuk, Lebar m Panjang jalinan m Lebar Jalinan m R10 - 11 10 1,35 23 7 R10 – 22 10 2,70 27 9 R14 – 22 14 2,70 31 9 R20 - 22 20 2,70 43 9 Sumber MKJI 1997 Gambar 3.3 Ukuran Bundaran Lalu Lintas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.12. Skema Penelitian

Dokumen yang terkait

EVALUASI KINERJA BUNDARAN DENGAN METODE MKJI 1997 (STUDI KASUS BUNDARAN MASTRIP JEMBER)

8 29 21

EVALUASI KINERJA BUNDARAN DENGAN METODE MKJI 1997 (STUDI KASUS BUNDARAN MASTRIP JEMBER)

1 7 21

ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA MKJI ANALISIS PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DENGAN METODA MKJI (STUDI KASUS SIMPANG BBERSINYAL UIN KALIJAGA YOGYAKARTA).

0 2 19

Studi Perbandingan Tingkat Kinerja Jalan Lembong, Bandung Menggunakan Metode MKJI 1997 Sebelum dan Setelah Rekayasa Lalu Lintas Di Persimpangan Jalan Braga - Jalan Suniaraja.

0 1 16

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

1 10 101

PEMETAAN KONDISI ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN BASUKI RAHMAT KECAMATAN TEGAL SARI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

0 0 93

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR - PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 16

PEMETAAN KONDISI ARUS LALU LINTAS PADA RUAS JALAN BASUKI RAHMAT KECAMATAN TEGAL SARI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

0 0 14

PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI TUGAS AKHIR - PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI

1 3 20

Analisa Kinerja Lalu Lintas Akibat Pembangunan Underpass Di Simpang Bundaran Dolog Kota Surabaya - ITS Repository

0 0 257