4. Bagaimana hubungan mu dengan
teman dan orang tua? 5.
Apa penyebab kesulitan kamu dalam mengerjakan soal?
3.6 Teknik Analisis Data
Berikut ini adalah teknik dalam menganalisis data. 1.
Pengamatan Dalam melakukan analisis data hasil pengamatan, yang dilakukan peneliti
yaitu: a.
Mengumpulkan data hasil pengamatan dari Peneliti dan Guru matematika kelas VIII dan IX.
b. Mengolah data hasil pengamatan pembelajaran guru di kelas.
1 Mencari rata-rata hasil pengamatan peneliti dan guru pada setiap
aspek yang diamati pada masing-masing pengamatan. 2
Mencari rata-rata dari hasil pengamatan I, II dan III pada setiap aspek yang diamati.
3 Hasil rata-rata kemudian dianalisis, untuk memberikan penilaian
hasil aktivitas guru, dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria aktivitas pembelajaran guru di kelas
Rata-rata Aktivitas guru Penjelasan
rata-rata Aktivitas
guru dalam
proses pembelajaran sangat tinggi
rata-rata Aktivitas
guru dalam
proses pembelajaran tinggi
rata-rata Aktivitas
guru dalam
proses pembelajaran rendah
rata-rata Aktivitas guru dalam proses
pembelajaran sangat rendah
Sugiyono, 2012:251 c.
Mengolah data hasil pengamatan aktivitas pembelajaran siswa di kelas 1
Menghitung ketuntasan belajar klasikal a
Menghitung persentase dari masing-masing penilaian guru dan peneliti pada tiap indikator. Dengan menggunakan rumus:
b Mencari rata-rata persentase dari peneliti dan guru pada setiap
indikator. c
Mencari rata-rata pada tiga tahap pengamatan pada setiap indikator.
d Ketuntasan belajar klasikal pada setiap indikator adalah hasil
rata-rata pada tahap sebelumnya. 2
Mencari rata-rata skor aktivitas fisik Mencari rata-rata hasil ketuntasan belajar klasikal di setiap
indikator pada aspek aktivitas fisik. Dengan menggunakan rumus:
3 Mencari rata-rata skor aktivitas emosional
Mencari rata-rata hasil ketuntasan belajar klasikal di setiap indikator pada aspek aktivitas emosional. Dengan menggunakan
rumus:
2. Tes Tertulis
a. Tes Diagnostik
Dalam menganalisis tes diagnostik, yang dilakukan peneliti yaitu: 1
Memeriksa hasil pekerjaan siswa dengan melihat kesalahan- kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan soal tes diagnostik.
2 Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa,
kemudian mengelompokkan kesalahan-kesalahan siswa tersebut berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Newman dalam White
2005:249 yang telah disajikan pada BAB II. Berikut ini, pedoman
pengelompokan jenis-jenis
kesalahan dalam
mengerjakan soal penerapan persamaan linear satu variabel:
Tabel 3.5 Indikator jenis-jenis kesalahan Newman
No Kategori Kesalahan
Indikator 1.
Tahap Membaca
Reading Pada tahap ini, siswa
salah membaca kata -kata penting dalam pernyataan.
Siswa tidak dapat membaca dengan benar kalimat pada soal. Hal ini
dapat diketahui pada saat wawancara.
2. Tahap
pemahaman Comprehension
Pada tahap ini siswa a.
Tidak bisa menentukan apa yang diketahui.
b. Salah menentukan apa yang
sebenarnya mampu
membaca soal dengan baik namun tidak mampu
memahami secara
sempurna pertanyaan
yang dimaksud. diketahui.
c. Tidak lengkap menentukan apa
yang diketahui. d.
Tidak bisa menentukan apa yang ditanyakan.
e. Salah menentukan apa yang
ditanyakan. 3.
Tahap Transformasi
Transformation Pada tahap ini siswa
melakukan kesalahan
dalam mengubah
informasi yang diberikan dalam soal ke dalam
kalimat matematika. a.
Salah dalam
menentukan model matematika.
b. Tidak
menuliskan model
matematika. c.
Salah memilih
model penyelesaian.
4. Tahap
Keterampilan Proses
Skill Process
Pada tahap ini kesalahan yang terjadi pada siswa
adalah kesalahan dalam melakukan proses operasi
bilangan atau aljabar. a.
Salah dalam mengoperasikan hitungan.
b. Tidak bisa melakukan proses
pengerjaan. c.
Salah dalam
menentukan sistematika penyelesaian.
5. Tahap
Pengkodean Encoding
kesalahan dalam penulisan jawaban
akhir. a.
Salah dalam
menentukan kesimpulan jawaban akhir.
b. Tidak
bisa menentukan
kesimpulan jawaban akhir.
3 Setelah itu, mengidentifikasi kesulitan belajar berdasarkan jenis-
jenis kesalahan, jenis-jenis kesalahan yang dapat dijadikan sebuah kesulitan belajar adalah jenis kesalahan yang berkaitan dengan
konsep, keterampilan dan pemecahan masalah. 4
Kemudian, hasil tes diagnostik ini, digunakan sebagai acuhan untuk wawancara dan pengajaran remediasi.
b. Tes Remediasi
Setelah dilakukan pengajaran remediasi bagi siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar, selanjutnya peneliti memberikan tes
remediasi. Dalam penyusunan tes remediasi, peneliti berkoordasi langsung dengan guru mata pelajaran.
1 Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa,
kemudian mengelompokkan kesalahan-kesalahan siswa tersebut berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Newman dalam White
2005:249 yang telah disajikan pada BAB II. Pedoman
pengelompokan jenis-jenis kesalahan pada tabel 3.5
2 Kemudian, hasil tes remediasi ini, digunakan sebagai acuan untuk
mengetahui jenis-jenis kesalahan siswa. 3
Kemudian, hasil tes remediasi dikoreksi dan dianalisis dengan membandingkan jenis kesalahan pada tes remediasi dan tes
diagnostik. Hasil perbandingan tersebut, menjadi tolok ukur apakah siswa mengalami perbaikan setelah mengikuti pengajaran
remediasi. 3.
Wawancara Wawancara dilakukan untuk semua siswa kelas VII B. Pada tahap
wawancara ini, satu per satu peneliti mewawancarai siswa-siswi dengan bantuan lembar jawab tes diagnostik, pedoman wawancara dan alat bantu
media recorder. Berikut ini adalah tahapan dalam menganalisis wawancara siswa:
a. Peneliti melakukan analisis transkrip wawancara dengan
mengindentifikasi jenis-jenis kesalahan siswa yang didasarkan pada teori Newman.
Tabel 3.6 Analisis jenis kesalahan berdasarkan transkrip wawancara
No Jenis-jenis Kesalahan
Newman Pokok pertanyaan
Contoh Transkrip 1.
Kesalahan membaca Reading erors
Cara siswa
membaca P: “Coba kamu baca
soal nomor 1” S:
”Dona memiliki.......” P:”Apakah kamu paham
kata-kata di dalam soal tersebut?
” 2.
Kesalahan pemahaman
soal Reading
comprehension erors Cara
siswa memahami setiap
kalimat pada soal P:
”Apakah kamu paham apa yang diketahui dari
soal ini? ”
S: ”iyaa...paham Bu..”
P: ”Apakah kamu paham
apa yang ditanyakan dari soal ini?
” 3.
Kesalahan memodelkan
Transformation erors
Cara siswa
mengubah kalimat soal ke
dalam kalimat
matematika P:
”Mengapa kamu bisa menuliskan
model matematika x+5 dari
soal tersebut? ”
S: “x nya itu banyaknya
ayam Susi lalu limanya itu
lebihnya banyak
ayamnya Dona ”
4. Kesalahan
keterampilan proses Weakness in skill
Process Cara
siswa menjelaskan
tahap-tahap pada hasil pekerjaan
P: ”mengapa kamu bisa
menjawab 7x? ”
S: “Dari 2x ditambah
5x ”
5. Kesalahan penulisan
kesimpulan jawaban akhir. Encoding
Cara siswa
menuliskan jawaban
akhir dengan
P: ”mengapa
kamu menuliskan
jawaban akhir 2x-1?
” S:
”karena yang
ditanyakan dalam soal adalah
sisi yang
terpendek ”
b. Mendeskripsikan jenis-jenis kesulitan belajar siswa melalui transkrip
wawancara yang dikategorikan berdasarkan jenis-jenis kesalahan yang dikaitkan pada konsep, keterampilan proses dan pemecahan masalah.
c. Mendeskripsikan penyebab kesulitan belajar yang didasarkan pada
hasil tes diagnostik dan transkrip wawancara.
3.7 Validasi Instrumen