Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mendiagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remediasi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada materi bangun ruang sisi datar.

(1)

vii ABSTRAK

Anna Mariska Diana Putri (111414055). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dengan Mendiagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remediasi Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kesulitan, kesalahan, dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VIII mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar, serta melakukan upaya remedialnya. Kesulitan yang diteliti dalam penelitian ini berupa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Kegiatan remedial pada penelitian ini dilakukan guna meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.. Data dikumpulkan dengan instrumen tes awal, tes diagnostik, dan melalui teknik wawancara. Sedangkan pembelajaran remedial yang dilakukan dengan mengerjakan kembali soal bangun ruang sisi datar dengan metode tutor sebaya dan diakhiri dengan dilakukannya tes remedial untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran remedial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 21 siswa yang mengalami kesulitan belajar dari 37 siswa (56,75%). Terdapat 4 jenis kesalahan umum yang dilakukan siswa, meliputi 1) kesalahan menggunakan rumus; 2) kesalahan data; 3) kesalahan teknis; 4) kesalahan interpretasi bahasa. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 15 siswa (71,42%) yang mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran remedial. Dengan demikian kegiatan remedial cukup membantu membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam meteri bangun ruang sisi datar.

Kata kunci : upaya mengatasi kesulitan belajar siswa, diagnosis kesulitan belajar, program remedial


(2)

viii ABSTRACT

Anna Mariska Diana Putri (111414055). An Attempt to Improve Students’ Learning Achievement through a Diagnosis of Learning Difficulty and Remedial Lesson of Eight Grader A of SMP Pangudi Luhur Moyudan on Plain SidePolyhedron Materials. Thesis. Mathematics Education study Program. Departement of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachee Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research aims to find out what difficulties, errors and factors which have impact in the difficulties the students of grade VIII found in accomplishing the problems of plain side polyhedron, and how the remedial efforts were conducted. The problems covered by this research includes the errors the students made in accomplishing the given problems. The remedial activities conducted in this research were made in purpose of improving the students’ learning result.

The research method was a qualitative-descriptive research. The data were collected through certain instruments of pre-test, diagnostic test and interviews. Meanwhile, the remedial lessons were conducted by re-solving problems on plain side polyhedron through peer tutor method and were ended by the remedial test to find out whether the learning result was improving or not.

The research’s result showed that there were 21 students who had learning difficulty problem out of 37 students (56.75%). There are four kinds of general errors the students made, namely 1) invalid formula usage; 2) data error; 3) technical error; 4) language interpretation error. The research showed that there were 15 students (71.42%) who experienced an improvement after involving themselves to remedial lesson. Hence, remedial activities were beneficial in overcoming the students’ learning difficulties on plain side polyhedron material.

Keywords: the attempt in overcoming the students’ learning difficulties, learning difficulty diagnosis, remedial program.


(3)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN REMEDIASI KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN PADA

MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Di susun oleh :

Anna Mariska Diana Putri (111414055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karyaku ini kepada:

Bapa di Surga, Yesus Kristus, serta Bunda Maria dan santo Yoseph.

Kedua orang tuaku Bapak Ignasius Kelik Ismail dan Ibu YB. Setyowati

Bruder Martinus Hadiprayitna, S,J

Kakak-kakakku, Elisabeth Anita Sari, Ch. Ika Ismawati, dan adikku Martinus Aditya

Wijaya

Teman Spesialku Dion Tanjung

Dan sahabat-sahabatku Emil, Asri, Monic, Ritma

Terimakasih untuk kasih yang sudah kalian berikan


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Oktober 2015 Penulis,


(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Anna Mariska Diana Putri

No. Mahasiswa : 111414055

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN REMEDIASI KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian, pernyataan ini yang saya buat dengan sebenenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 6 Oktober 2015 Yang menyatakan


(9)

vii ABSTRAK

Anna Mariska Diana Putri (111414055). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dengan Mendiagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remediasi Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kesulitan, kesalahan, dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VIII mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar, serta melakukan upaya remedialnya. Kesulitan yang diteliti dalam penelitian ini berupa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Kegiatan remedial pada penelitian ini dilakukan guna meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.. Data dikumpulkan dengan instrumen tes awal, tes diagnostik, dan melalui teknik wawancara. Sedangkan pembelajaran remedial yang dilakukan dengan mengerjakan kembali soal bangun ruang sisi datar dengan metode tutor sebaya dan diakhiri dengan dilakukannya tes remedial untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran remedial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 21 siswa yang mengalami kesulitan belajar dari 37 siswa (56,75%). Terdapat 4 jenis kesalahan umum yang dilakukan siswa, meliputi 1) kesalahan menggunakan rumus; 2) kesalahan data; 3) kesalahan teknis; 4) kesalahan interpretasi bahasa. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 15 siswa (71,42%) yang mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran remedial. Dengan demikian kegiatan remedial cukup membantu membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam meteri bangun ruang sisi datar.

Kata kunci : upaya mengatasi kesulitan belajar siswa, diagnosis kesulitan belajar, program remedial


(10)

viii ABSTRACT

Anna Mariska Diana Putri (111414055). An Attempt to Improve Students’

Learning Achievement through a Diagnosis of Learning Difficulty and Remedial Lesson of Eight Grader A of SMP Pangudi Luhur Moyudan on Plain SidePolyhedron Materials. Thesis. Mathematics Education study Program. Departement of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachee Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research aims to find out what difficulties, errors and factors which have impact in the difficulties the students of grade VIII found in accomplishing the problems of plain side polyhedron, and how the remedial efforts were conducted. The problems covered by this research includes the errors the students made in accomplishing the given problems. The remedial activities conducted in this research were made in purpose of improving the students’ learning result.

The research method was a qualitative-descriptive research. The data were collected through certain instruments of pre-test, diagnostic test and interviews. Meanwhile, the remedial lessons were conducted by re-solving problems on plain side polyhedron through peer tutor method and were ended by the remedial test to find out whether the learning result was improving or not.

The research’s result showed that there were 21 students who had learning difficulty problem out of 37 students (56.75%). There are four kinds of general errors the students made, namely 1) invalid formula usage; 2) data error; 3) technical error; 4) language interpretation error. The research showed that there were 15 students (71.42%) who experienced an improvement after involving themselves to remedial lesson. Hence, remedial activities were beneficial in overcoming the students’ learning difficulties on plain side polyhedron material.

Keywords: the attempt in overcoming the students’ learning difficulties,


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Mendiagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remediasi Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar” dengan baik dan lancar.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat nasehat, dukungan, bimbingan, dan motivasi yang penulis dapatkan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma

2. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan pengarahan kepada penulis dengan sabar dan memberikan nasehat serta saran yang berguna dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

3. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

4. Para dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

5. Drs. Yohannes Junianto selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Santo Paulus Moyudan yang telah mengijinkan untuk melakukan penelitian.

6. Ag. Y. Dwi Ambarwati, S.Pd selaku Guru Bidang Studi Matematika SMP Pangudi Luhur Moyudan yang telah membantu dalam memberikan saran-saran selama peneliti melakukan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan atas partisipasi dan kerjasamanya selama melaksanakan penelitian.

8. Bapak, Ibu, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, cinta dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

x

9. Bruder Martinus Hadiprayitna, S,J. yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

10. Dion Tanjung, yang telah mendampingi dan memberikan dukungan, semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Emil, Monic, Asri, Ritma dan semua sahabat-sahabatku yang telah memberi semangat, penghiburan, nasihat, saran dan doa kepada penulis

12.Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2011, teman-teman PPL, dan KKN yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

13.Semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 6 Oktober 2015


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Pembatasan Masalah ... 6

F. Penjelasan Istilah ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 7


(14)

xii

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Hakekat Matematika ... 11

B. Hakekat Belajar ... 12

C. Kesulitan Belajar Siswa ... 12

D. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 16

E. Kategori Jenis Kesalahan ... 20

F. Tinjauan Materi Bangun Ruang Sisi Datar ... 25

G. Prosedur Remediasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar ... 42

H. Validitas ... 47

I. Kerangka Berpikir ... 48

BAB III METODE PENELITIAN... 50

A. Jenis Penelitian ... 50

B. Subyek , Waktu dan Tempat Penelitian ... 50

C. Objek Penelitian ... 51

D. Bentuk Data ... 51

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 52

F. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Pelaksanaan Penelitian ... 63

B. Analisis Data ... 68

C. Hasil Penelitian ... 88

D. Pembahasan ... 145

BAB V PENUTUP ... 153

A. Kesimpulan ... 153

B. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian ... 157

C. Saran ... 158

DAFTAR PUSTAKA ... 160


(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kubus ABCD.EFGH ... 25

Gambar 2 Kubus dan Jaring ... 27

Gambar 3 Kubus : Satuan (a), Kubus (b), Kubus (c), Kubus (d) ... 28

Gambar 4 Balok ABCD.EFGH ... 29

Gambar 5 Balok dan Jaring-jaring balok ... 31

Gambar 6 Kubus Satuan (a), Balok (b), dan balok (c) ... 32

Gambar 7 A. Prisma Segitiga dan B. Prisma Segilima ... 33

Gambar 8 Prisma Segienam ... 33

Gambar 9 Prisma Segitiga dan Jaring-jaring Prisma Segitiga ... 34

Gambar 10 Balok dan Prisma ... 35

Gambar 11 Balok dengan Panjang Rusuk 2a ... 36

Gambar 12 Kubus ABCD.EFGH ... 36

Gambar 13 Limas dengan Tinggi a ... 37

Gambar 14 Kubus dan Jaring-jaring ... 39

Gambar 15 Balok dan Jaring-jaring ... 39

Gambar 16 Prisma Segitiga dan Jaring-jaring ... 40

Gambar 17 Prisma Segilima dan Jaring-jaring ... 40

Gambar 18 Prisma segienam dan Jaring-jaring ... 41

Gambar 19 Limas Segitiga dan Jaring-jaring... 41

Gambar 20 Limas Segiempat dan Jaring-jaring ... 42


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Soal Tes Awal Hasil Belajar ... 54

Tabel 2. Jadwal Mengajar Kelas VIII A ... 64

Tabel 3. Skor, Nilai dan Ketuntasan Tes Uji Pemahaman Siswa Kelas VIII A ... 69

Tabel 4. Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Tes Diagnostik Bangun Ruang Sisi Datar ... 71

Tabel 5. Rekapitulasi dan Presentase Kesalahan yang Dilakukan Siswa dalam Mengerjakan Tes Diagnostik ... 73

Tabel 6. Nilai Tes Remedial Siswa Kelas VIII A ... 81

Tabel 7. Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Remedial Bangun Ruang Sisi Datar ... 81

Tabel 8. Rekapitulasi dan Presentase Kesalahan yang Dilakukan Siswa dalam Mengerjakan Tes Remedial ... 83

Tabel 9. Analisis Kesalahan No.1 ... 90

Tabel 10. Analisis Kesalahan No.3 ... 93

Tabel 11. Analisis Kesalahan No.4 ... 95

Tabel 12. Analisis Kesalahan No.5 ... 96

Tabel 13. Analisis Kesalahan No.6 ... 100

Tabel 14.Analisis Kesalahan No.7 ... 102

Tabel 15.Analisis Kesalahan No.8 ... 103

Tabel 16. Analisis Kesalahan No.9 ... 108

Tabel 17. Analisis Kesalahan No.10 ... 113

Tabel 18. Perbandingan Kesalahan Tes Diagnostik dengan Tes Remedial ... 121

Tabel 19. Analisis Kesulitan Soal No. 1 ... 127

Tabel 20. Analisis Kesulitan Soal No. 2 ... 128

Tabel 21. Analisis Kesulitan Soal No. 3 ... 131

Tabel 22. Analisis Kesulitan Soal No. 4 ... 132

Tabel 23. Analisis Kesulitan Soal No. 5 ... 134

Tabel 24. Analisis Kesulitan Soal No. 6 ... 136

Tabel 25. Analisis Kesulitan Soal No. 7 ... 138

Tabel 26. Analisis Kesulitan Soal No. 8 ... 141

Tabel 27. Nilai Tes Diagnostik dan Tes Remediasi Siswa Kelas VIII A ... 148

Tabel 28. Presentase Kenaikan dan Penurunan Nilai Tes Diagnostik serta Tes Remedial Siswa Kelas VIII A ... 149


(17)

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Ketuntasan Tes Awal Siswa ... 69

Grafik 2. Kesalahan Siswa dalam Tes Diagnostik ... 74

Grafik 3. Ketuntasan Siswa dalam Tes Remedial ... 80

Grafik 4. Nilai Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ... 141

Grafik 5. Kenaikan dan Penurunan Nilai pada Tes Diagnostik dan Tes Remedial...151


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal Tes Awal ... 162

Lampiran 2 Kunci Jawaban Tes Awal ... 165

Lampiran 3 Soal Tes Diagnostik ... 166

Lampiran 4 Kunci Jawaban Tes Diagnostik ... 168

Lampiran 5 Soal Tes Remedial ... 171

Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Remedial... 173

Lampiran 7 Rekap Jawaban Siswa Hasil Tes Diagnostik ... 175

Lampiran 8 Rekap Jawaban Siswa Hasil Tes Remedial ... 179

Lampiran 9 Transkrip Wawancara Dengan Siswa ... 184

Lampiran 10 Validasi Tes Diagnostik ... 187

Lampiran 11 RPP ... 191

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian Dari Kampus ... 210


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik selalu menemukan berbagai macam keanekaragaman kemampuan intelektual siswa seperti untuk mengingat, memahami, mengabstraksi, memecahkan masalah yang berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Sikap dari masing-masing siswa pun beraneka ragam, demikian pula minat dan emosinya. Berbagai hal yang menyangkut siswa itu berkembang bersama lingkungan belajarnya, sehingga akan memberikan dorongan maupun hambatan siswa dalam belajar.

Mata pelajaran matematika merupakan suatu mata pelajaran yang mengandung banyak konsep-konsep abstrak dan menggunakan pola pikir deduktif secara konsisten. Karena keabstrakan konsepnya, maka dalam mempelajari matematika diperlukan kegiatan berfikir yang sangat tinggi sehingga banyak siswa yang menganggap matematika itu sulit, memusingkan dan membosankan untuk dipelajari. Rumus-rumus yang dipelajari dalam matematika cukuplah banyak, dan diharapkan siswa tidak hanya menghafal rumus-rumus tersebut. Pemahaman mengenai asal-usul dan karakteristik dari rumus-rumus yang ada pada matematika harus dimiliki oleh siswa, sehingga ketika siswa diberikan soal dengan sedikit variasi ataupun soal-soal aplikatif, siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. Konsep-konsep yang dipelajari dalam matematika saling


(20)

berkaitan satu sama lain, sehingga akan sangat rentan jika siswa memiliki konsepsi yang menyimpang dari konsep ilmiah yang diakui para ahli.

Penguasaan konsep matematika yang dimiliki siswa di tingkat pendidikan pertama sangat bergantung pada penguasaan konsep matematika di SD terutama dalam hal pengoperasian suatu bilangan. Penguasaan konsep di tingkat pertama ini akan menjadi dasar ketika siswa berada pada tingkat pendidikan menengah. Jika pemahaman materi dasar itu kurang maka siswa akan mengalami kesulitan ketika mempelajari matematika pada tingkat tinggi khususnya pada materi bangun ruang sisi datar. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika maupun aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Disinilah peran seorang guru sangat dibutuhkan, dimana guru harus mencermati hasil pekerjaan siswa dengan menganalisis langkah kerja siswa dan menemukan letak kesulitan yang dialami siswa.

Setelah guru menemukan kesulitan yang dialami siswa, guru dapat melakukan alternatif tindakan guna mengatasi kesulitan belajar siswa. Selain itu

guru dituntut untuk mengelola proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu

pendidikan khususnya mata pelajaran matematika. Hal ini dimaksudkan agar para

siswa dapat mempelajari matematika dengan baik dan mampu menguasai

konsep-konsep dasar matematika sesuai dengan kurikulum dan kompetensi dasar matematika.

Berdasarkan observasi dan Program Pengalaman Lapangan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, peneliti menemukan bahwa sebagian besar siswa mengalami


(21)

kesulitan dalam belajar. Hal ini tampak pada hasil ulangan dan tugas-tugas yang diberikan guru pada siswa yang mendapatkan nilai kurang maksimal. Kebanyakan siswa hanya menghafal saja tanpa tahu maksudnya, sehingga ketika soal diberi variasi sedikit saja siswa akan mengalami kesulitan. Namun, tidak sedikit juga siswa yang mempunyai yang nilainya lebih dari KKM, sehingga mampu menerima pembelajaran dengan hasil yang maksimal.

Salah satu materi yang terdapat di bangku SMP kelas VIII yaitu bangun ruang sisi datar. Bangun ruang sisi datar adalah sebuah cabang matematika yang mempelajari tentang bangun ruang yang dibatasi oleh sisi-sisi bidang datar. Sebenarnya materi ini sudah diajarkan di bangku Sekolah Dasar, namun masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari bangun ruang sisi datar karena dibutuhkannya kemampuan visual maupun kemampuan memecahkan masalah dalam mempelajari materi tersebut. Pada kenyataannya, pemahaman rumus masih sering diabaikan oleh siswa dan mereka cenderung untuk menghafal rumus-rumus, sehingga siswa kurang terampil dalam mengaitkan berbagai rumus serta kemampuan siswa mengaplikasi rumus ke dalam soal-soal juga masih kurang. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk dapat memahami konsep-konsep dari bangun ruang sehingga dapat menyelesaikan soal-soal yang ada dan bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Dari keadaan di lapangan tersebut, guru sangat perlu mengetahui kesulitan belajar anak didik secara individual dengan cara mendiagnosis. Agar dapat membantu siswa secara tepat perlu diidentifikasi dahulu kesulitan yang dialami siswa menggunakan tes diagnostik, kemudian analisis untuk mengetahui


(22)

kelemahan siswa dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa kemudian mencari alternatif pemecahan kesulitan yaitu dengan melakukan pengajaran remedi.

Berdasarkan uraian di atas, kesulitan-kesulitan yang dialami dan faktor penyebab siswa dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan sebisa mungkin dapat teratasi melalui pembelajaran remedi khususnya pada materi bangun ruang sisi datar sehingga mmeningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Mendiagnosis Kesulitan Belajar Siswa dan Pembelajaran Remediasi Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Masih ada siswa yang lemah dalam melakukan perhitungan bilangan.

2. Masih ada siswa yang kesulitan dalam memahami materi bangun ruang sisi datar.

3. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi pelajaran dan cenderung hanya menghafal.

4. Masih ada siswa yang belum bisa mencapai penguasaan materi setelah guru menyampaikan pelajaran.


(23)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa saja kesulitan dan kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan mengalami kesulitan belajar dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar?

3. Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat setelah dilakukan upaya pembelajaran remedial?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apa saja kesulitan dan kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VIII A mengalami kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar.

3. Untuk mengetahui apakah adanya upaya pembelajaran remedial akan meningkatkan hasil belajar siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.


(24)

E. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2014/2015

2. Materi yang dibahas adalah materi matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar yaitu balok, kubus, limas dan prisma kelas VIII A semester genap.

3. Permasalahan yang dibahas dibatasi pada masalah kesalahan siswa dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar, faktor penyebab kesulitan belajar, serta adakah peningkatan prestasi belajar setelah dilakukannya pembelajaran remedial.

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan Istilah berguna untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan mewujudkan kesatuan pandangan dan kesamaan pemikiran. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Kesulitan adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami hambatan dalam mencapai suatu tujuan sehingga hasilnya kurang maksimal dan dibutuhkan usaha yang lebih untuk mengatasinya.

2. Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk menemukan kesulitan yang dialami siswa dalam belajar dengan sistematis berdasarkan gejala-gejala yang


(25)

nampak dan menemukan faktor penyebabnya baik yang mungkin terletak pada diri siswa atau yang berasal dari luar diri siswa (M.Entang, 1984:10). 3. Pembelajaran Remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa yang

mendapat kesulitan belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, 1984:10).

Jadi, diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran remediasi merupakan upaya untuk menemukan kelemahan yang dialami seorang siswa dalam belajar dengan cara yang sistematis berdasarkan gejala yang nampak seperti prestasi belajar siswa yang rendah, kurang motivasi dalam mengikuti pelajaran maupun mengerjakan tugas dan sebagainya. Studi tersebut hendaknya diarahkan dengan menemukan letak kesulitan belajar siswa dan menemukan faktor penyebabnya. Kemudian setelah hal itu ditemukan haruslah direncanakan alternatif cara memberi bantuan yang paling tepat.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa, guru, dan bagi peneliti sendiri.

1. Bagi siswa

a. Siswa dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar.


(26)

b. Siswa menjadi lebih teliti dan terampil dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar setelah mengetahui letak kesalahan yang dilakukan. 2. Bagi Guru

a. Guru dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

b. Guru dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VIII yang mengalami kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

c. Guru dapat meminimalisir munculnya kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar dengan memingkatkan pembelajaran di dalam kelas.

d. Guru dapat melaksanakan pengajaran remedial dengan metode yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan pada materi bangun ruang sisi datar. Sehingga diharapkan dari pembelajaran remedial ini mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Peneliti

a. Dapat menjawab permasalahan mengenai jenis kesalahan dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan.

b. Dapat memberikan bekal pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru matematika dalam mengajarkan materi bangun ruang sisi datar


(27)

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, yang masing-masing bab akan membahas: a. BAB I Pendahuluan

Pada bab I penulis menyajikan latar belakang dari judul yang diambil, kemudian dari latar belakang tersebut dilanjutkan dengan identifikasi masalah yang terjadi di SMP Pangudi Luhur Moyudan, rumusan masalah yang akan diteliti, tujuan dari penulisan, batasan istilah pada penulisan, manfaat dari penulisan, dan sistematika penulisan yang ada pada buku ini.

b. BAB II Kajian Pustaka

Pada bab II penulis menyajikan teori-teori yang melandasi penulisan skripsi yaitu tentang jenis-jenis kesalahan, faktor penyebab kesulitan belajar siswa, diagnosis kesulitan belajar siswa, tinjauan materi bangun ruang sisi datar,prosedur remediasi untuk mengatasi kesulitan belajar, sertakerangka alur berpikir dalam penelitian yang dilakukan penulis.

c. BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab III penulis menyajikan jenis, subjek, dan objek dari penelitian yang dilakukan. Kemudian bentuk data dari hasil penelitian, metode dan instrumen pengumpulan data untuk penelitian. Dilanjutkan teknik analisis data yang diperoleh, prosedur pelaksanaan penelitian secara keseluruhan, dan penjadwalan waktu pelaksanaan penelitian.


(28)

d. Bab IV Pelaksanaan Penelitian, Analisis Data, Hasil Penelitian, dan Pembahasan

Pada bab IV penulis menyajikan pelaksanaan penelitian di SMP Pangudi Luhur Moyudan, analisis data yang diperoleh, kemudian hasil penelitian dan pembahasan tentang kesesuaian antara hasil data dengan teori.

e. BAB V Penutup

Pada bab terakhir akan berisi kesimpulan yang diperoleh pada penelitian, kelebihan dan kekurangan peneliti serta beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian.


(29)

11

1 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakekat Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskude atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau peryataan dalam matematika bersifat konsisten. Pengertian matematika banyak dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya menurut :

1. Sujono (1988:5) mengemukakan beberapa pengertian matematika. Diantaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik, serta matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Selain itu matematika membantu dalam mengintepretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan.

2. Hudoyo (2001:45-46) mengemukakan bahwa hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan logis. Jadi matematika berkenan dengan konsep-konsep abstrak. Selain itu matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan unsur ruang sebagai sasarannya.


(30)

Sehingga dapat dikatakan bahwa hakekat matematika adalah kumpulan ide-ide yang bersifat abstrak, terstruktur, dan ada hubungannya diatur menurut aturan yang logis didasarkan pada pola pikir deduktif.

B. Hakekat Belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Muhibbin (2008:68) belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dalam KBBI, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman

Berdasarkan beberapa pendapat di aatas belajar matematika adalah suatu tahap proses perubahan belajar dalam penanaman konsep-konsep dan struktur matematika yang diharapkan membawa kepada pemahaman ide-ide yang teroganisir secara sistematis untuk mencapai pengetahuan dan keterampilan.

C. Kesulitan Belajar Siswa

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, sehingga berpengaruh terhadap prestasinya. Setiap individu siswa pasti berbeda satu dengan individu yang lain. Begitu juga dalam tingkah laku belajarnya. Setiap anak didik juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima materi


(31)

pembelajaran yang disampaikan guru. Dalam keadaan dimana anak didik tidak dapat belajar sebagai mana mestinya disebut kesulitan belajar siswa.

Dalam (Clement, Weiner 2003) kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri dan fungsi integrasi sensori motorik.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar

Dalam M. Entang (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, yaitu : 1) Kelemahan fisik

2) Kelemahan mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman)

3) Kelemahan-kelemahan emosional

4) Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah

5) Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan


(32)

b. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa antara lain :

1) Kurikulum yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku (sumber) yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu

2) Ketidaksesuaian standard administrasi

3) Terlalu berat beban belajar dan mengajar, terlampau besar populasi dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar dan sebagainya 4) Terlalu sering pindah sekolah, atau program, tinggal kelas

5) Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat pendidikan sebelumnya

6) Kelemahan yang terdapat pada kondisi rumah tangga 7) Terlalu terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler 8) Kekurangan gizi

Berdasarkan faktor-faktor yang dijelaskan oleh Bruton (dalam Entang, 1984:13) dapat disimpulkan :

a. Kasus yang mengalami kelemahan itu berupa kelas dan bukanlah pada kelemahan secara individual. Di antara sumber yang paling mungkin antara lain :

1) Kondisi sekolah dimana kualitas guru yang kurang memadai syarat

2) Sistem belajar mengajar yang digunakan

3) Metode dan tehnik belajar-mengajar yang dipakai 4) Bahan dan sumber belajar yang kurang


(33)

5) Pengelolaan kelas yang kurang sesuai

6) Letak sekolah yang terganggu keramaian luar

b. Kasus ini berupa individu-individu siswa sepeti kelemahan dalam bidang studi tertentu karena kelemahan intelaktual, emosional, dan sebagainya.

2. Gejala-gejala siswa yang mengalami kesulitan belajar

Beberapa perilaku siswa yang menunjukkan gejala kesulitan belajar, antara lain :

a. Menunjukkan hasil prestasi yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai kelas

b. Hasil yang dicapai siswa tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu

tertinggal dengan teman di kelasnya dalam segala aktifitas belajar. d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak wajar

Dari gejala-gejala yang nampak itu maka guru akan mengadakan penyelidikan antara lain dengan :

1. Observasi dengan mengamati langsung aktifitas belajar siswa 2. Interview dengan melakukan wawancara langsung terhadap siswa 3. Tes diagnostik : yaitu mengumpulkan data melalui tes.

4. Mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen dari siswa yang akan diselidiki.


(34)

D. Diagnosis Kesulitan Belajar

Menurut Entang (1984:10) diagnosis kesulitan belajar siswa adalah upaya untuk mencari dan menganalisis penyebab kesulitan belajar siswa yang hasil belajarnya rendah atau siswa yang tergolong lambat belajar dan mengalami kesulitan belajar berdasarkan gejala-gejala yang nampak pada siswa.

1. Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar

Menurut (Entang, 1984) adapun tehnik diagnosis pada umumnya mengikuti garis besar sebagai berikut:

a. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar

Tahap ini merupakan tahap untuk mengetahui siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah membandingkan posisi atau kedudukan siswa dalam kelompoknya atau kriteria tingkat ketuntasan penguasaan yang ditetapkan sebelumnya yaitu PAP (Penilaian Acuan Patokan) maupun PAN (nilai rata-rata kelas) untuk suatu mata pelajaran atau materi tertentu.

Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan: 1) Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang

dibuatnya, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas (PAP) atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut (PAP).


(35)

2) Menganalisis perilaku yang berhubungan dengan proses belajar melalui observasi, dengan membandingkan perilaku siswa yang mengalami kesulitan terhadap siswa lainnya yang sekelas.

3) Menganalisis hubungan sosial, dengan mengamati intensitas interaksi sosial siswa yang mengalami kesulitan dengan kelompoknya maupun siswa lainnya.

Kasus kesulitan belajar itu dapat pula dideteksi dari catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajarnya. Di antara catatan proses belajar itu, ialah: cepat lambatnya menyelesaikan pekerjaan, ketekunan atau persistensi dalam mengikuti pelajaran, partisipasi dan kontribusi dalam pemecahan masalah atau tugas kelompok, kemampuan kerjasama dan penyelesaian sosialnya.

b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar Siswa

Tahap ini merupakan tahap untuk menemukan kesulitan-kesulitan siswa pada mata pelajaran dengan menggunakan tes diagnostik.

2. Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Belajar

Tahap ini merupakan tahap untuk mencari faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan.

a. Alat Diagnosis Kesulitan Belajar

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan diagnosis dapat berupa tes seperti tes diagnostik dan non tes seperti observasi dan wawancara. Tes diagnostik digunakan untuk menemukan kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan


(36)

perlakuan yang tepat (Arikunto, 2009 :34). Fungsi dari tes diagnostik ini adalah untuk mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa serta untuk merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi. Tes diagnostik ini dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah pada siswa. Soal-soal yang disajikan dalam tes diagnostik ini berbentuk uraian sehingga mampu menangkap informasi dari jawaaban siswa secara lengkap. Menurut Nana Sujana (1989;35) secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Adapun kelebihan dari tes uraian yang meliputi:

1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;

2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa; 3) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran yakni

berpikir logis, analitis dan sistematis;

4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)


(37)

Secara garis besar langkah-langkah dalam mengembangkan tes diagnostik (Diknas, 2007:5) adalah :

1) Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya

2) Menentukan kemungkinan sumber masalah 3) Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai 4) Menyusun kisi-kisi soal

5) Menulis Soal 6) Mereview soal

7) Menyusun kriteria penilaian

Tes diagnostik ini dapat dilaksanakan pada beberapa waktu sebelum proses pembelajaran, pada saat proses pembelajaran dan pada saat akan mengakhiti pembelajaran. Hasil tes diagnostik memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan telah dipahami. Oleh karena itu, tes ini berisi materi yang dirasa sulit bagi siswa, namun tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah.

Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan sebagai prosedur pengetesan diagnostik secara umum :

1) Harus ada analisis tertentu untuk kaidah, prinsip, pengetahuan atau keterampilan yang hendak diukur

2) Tes diagnostik yang baik direncanakan dan disusun mencakup setiap kaidah dan prinsip serta dujikan dengan cara yang sama.


(38)

3) Umumnya butir soal disusun secara berkelompok, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan analisis dan diagnosis

E. Kategori Jenis Kesalahan

Menurut Widdiharto (2008), pada langkah-langkah pemecahan masalah soal matematika yang berbentuk uraian, siswa melakukan kegiatan intelektual yang dituangkan pada kertas pekerjaan. Dari jawaban siswa ini dapat dilihat jenis kesulitan yang dilakukan siswa. Kesulitan tersebut tampak pada kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dengan melihat letak dan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa. Bentuk-bentuk kesalahan tersebut dapa diambil sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran. Di samping itu, deskripsi kesalahan juga dapat bermanfaat memotivasi belajar siswa. Oleh karena itu, analisis kesalahan siswa selama proses penyelesaian soal perlu dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa. Davis berpendapat bahwa kesalahan dalam menyelesaikan suatu permasalahan adalah sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa.

Menurut Polya, kesalahan dalam mengerjakan soal dapat terjadi pada aspek: 1. Pemahaman soal, apakah peserta didik dapat memahami soal dilihat

dari bagaimana peserta didik menuangkan dari bahasa matematika yang ada pada soal

2. Penyusunan rencana, dilihat dari peserta didik yang menuliskan rumus apa saja yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut. 3. Pelaksanaan rencana, dilihat dari sistematika pengerjaan soalnya


(39)

4. Pemeriksaan kembali, apakah peserta didik memeriksa kembali hasil pekerjaannya sebelum dikumpulkan.

Menurut Lerner (Abdurahman, 2003) mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri.

Salah satu cara untuk melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa adalah dengan menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika menyelesaikan soal mengenai bangun ruang sisi datar. Karena dengan adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal tersebut, akan menunjukkan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.

Hadar dkk (1987) mengklarifikasi jenis kesalahan sebagai berikut : 1. Kesalahan data

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh siswa. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu:

a. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks sebenarnya

Siswa sudah paham apa yang ditanyakan soal, namun dalam penyelesaiannya kurang tepat dalam mengartikan apa yang diketahui.


(40)

Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang memahami apa yang diketahui dalam soal.

b. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain

Siswa salah dalam menggunakan variabel yang diketahui ke dalam rumus. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang teliti dalam membaca soal

c. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal d. Mengabaikan data penting yang diberikan

e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak sesuai atau salah menyalin soal.

2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa

Jenis kesalahan ini berkaitan dengan ketidaktepatan menerjemahkan suatu pertanyaan metematika yang dideskripsikan dalam suatu bahasa ke bahasa yang lain. dalam penelitian ini ditemukan dua tipe jenis kesalahan mengiterpretasikan bahasa, yaitu :

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika dengan arti yang berbeda.

Siswa tidak dapat memahami apa yang ditanyakan soal cerita. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang menggunakan logika yang tepat dalam mengartikan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika.

b. Menulis simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda


(41)

Siswa salah dalam mengartikan grafik yang dimaksud dalam soal, siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal gabungan dua Bangun Ruang Sisi Datar. Faktor penyebabnya ialah siswa sulit membayangkan grafik yang dimaksud dan sulit memahami unsur-unsur maupun sifa-sifat Bangun Ruang Sisi Datar dalam berbagai bentuk.

3. Kesalahan menarik kesimpulan

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan di dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, yaitu :

a. Dari pernyataan bentuk implikasi → , siswa menarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Bila q diketahui terjadi, maka pasti p terjadi 2) Bila p diketahui salah, maka pasti q juga salah

b. Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan q sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan

4. Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep

Kategori jenis kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok. Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam kesalahan ini adalah:


(42)

Siswa tidak sesuai menggunakan atau menerapkan rumus dalam menyelesaikan soal. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang memahami penggunaan rumus dalam menyelesaikan soal.

b. Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau teorema. Dalam Hal ini siswa salah dalam mengutip rumus yang benar. Faktor penyebabnya yaitu siswa lupa dengan rumus yang dimaksud. 5. Penyelesaian tidak diperiksa kembali

Kesalahan ini terjadi jika langkah penyelesaian yang digunakan sudah benar akan tetapi hasil akhir penyelesaian tidak menjawab soal dengan tepat. Dalam jenis kesalahan ini siswa sudah tepat setiap langkahnya dalam menyelesaikan soal, namun jawabannya salah. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang teliti dalam menghitung hasil akhir dan siswa tidak memeriksa kembali jawabannya.

6. Kesalahan teknis

Kesalahan teknis ini meliputi sebagai berikut: a. Kesalahan perhitungan

b. Kesalahan dalam mengutip data dari tabel atau gambar c. Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar

Dalam jenis kesalahan ini siswa salah mengubah satuan dan salah mengutip data yang diketahui. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang teliti dalam mengubah satuan dan kurang teliti dalam mengutip data yang diketahui.


(43)

F. Tinjauan Materi Bangun Ruang Sisi Datar

Bangun ruang sisi datar adalah bangun yang dibatasi oleh sisi-sisi bidang datar (Nuniek Avianti Agus, 2008).

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar :

5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya

5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas

5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas 1. Kubus

Kubus adalah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang kongruen (Zakaria,1988)

Gambar 2.1 menunjukkan sebuah kubus ABCD.EFGH yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Sisi Kubus

Sisi adalah suatu bidang yang membatasi bangun ruang kubus. Kubus ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi yang semuanya berbentuik persegi, yaitu ABCD, EFGH, BCFG, ADHE, ABFE, dan DCHG.(Sukino, 2006)


(44)

b. Rusuk Kubus

Rusuk adalah ruas garis yang merupakan perpotongan antara dua bidang sisi pada kubus. Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.(Sukino, 2006) c. Titik Sudut

Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus yang berdekatan. Kubus ABCD.EFGH memiliki 8 buah titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H.(Sukino, 2006)

d. Diagonal Bidang

Diagonal adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut sebidang yang saling berhadapan. Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi. Kubus ABCD.EFGH mempunyai 12 buah diagonal bidang, yaitu AF, BE, DG, CH, BG, BG, CF, AH, DE, AC, BG, EG, dn FH.(Sukino, 2006) e. Diagonal Ruang

Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik yang menghubungkan dua titik sebidang yang saling berhadapan dalam satu ruang. Kubus ABCD.EFGH mempunyai 4 diagonal ruang, yaitu GA, HB, FD dan EC.(Sukino, 2006)

f. Bidang Diagonal

Bidang diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua diagonal bidang yang saling sejajar dan dua rusuk yang saling sejajar, sehingga membentuk bidang diagonal di dalam kubus. Kubus ABCD.EFGH


(45)

mempunyai 6 bidang diagonal, yaitu ABGH, CDEF, ADGF, BCHE, ACGE, dan BDHF.(Sukino, 2006)

Sifat-sifat Kubus :

a. Semua sisi kubus berbentuk persegi yang kongruen b. Semua rusuk kubus berukuran sama panjang

c. Setiap diagonal bidang kubus memiliki ukuran yang sama panjang d. Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang e. Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegipanjang Luas Permukaan Kubus

Luas permukaan adalah jumlah luas seluruh sisi bangun ruang.Luas adalah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi suatu bangun datar.Persegi satuan adalah persegi yang memiliki panjang sisi 1 satuan.(Sukino, 2006)

Dari gambar 2.2 terlihat suatu kubus beserta jaring-jaringnya. Untuk mencari luas permukaan kubus adalah dengan menghitung luas jaring-jaring kubus. Oleh karena jaring-jaring kubus merupakan 6 buah persegi yang sama dan kongruen maka,

Luas permukaan kubus = luas jaring-jaring kubus = × ×

=


(46)

Volume Kubus

Volume adalah banyaknya kubus satuan yang tepat memenuhi suatu bangun ruang.Kubus satuan adalah kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan.(Sukino, 2006)

Gambar 2.3 menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran berbeda. Kubus pada gambar 2.3 a merupakan kubus satuan. Untuk membuat kubus pada gambar b diperlukan 2 x 2 x 2 = 8 kubus satuan, sedangkan untuk membuat kubus pada gambar 2.3 c diperlukan 3 x 3 x 3 = 27 kubus satuan. Dan gambar 2.3 d diperlukan 4 x 4 x 4 = 64. Dengan demikian, volume atau isi suatu kubus dapat ditentukkan dengan cara mengalikan panjang rusuk kubus tersebut sebanyak tiga kali.

Volume kubus = panjang rusuk x panjang rusuk x panjang rusuk = × ×

Volume kubus =


(47)

2. Balok

Balok adalah suatu bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang yang masing-masingnya mempunyai bentuk dan ukuran yang kongruen. (Zakaria, 1988)

Gambar 2.4 menunjukkan sebuah balok ABCD.EFGH yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Sisi Balok

Balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi dengan 3 pasang sisi yang masing-masing pasang berbentuk persegi panjang yang bentuk dan ukurannya sama, yaitu ABCD dan EFGH, ABFE dan DCGH, ADHE dan BCGF.

b. Rusuk Balok

Balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk dengan rusuk. Rusuk-rusuk tersebut terbagi dalam tiga bagian yang masing-masing terdiri atas empat rusuk yang sejajar dan sama panjang. AB, DC, EF, dan HG disebut panjang balok. AE, BF, CG, dan DH disebut tinggi balok. AD, BC, EH, dan FG disebut lebar balok.


(48)

c. Titik Sudut

Balok ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.

d. Diagonal Bidang

Balok ABCD.EFGH mempunyai 12 diagonal bidang, yaitu AF, BE, DG, CH, BG, CF, AH, DE, AC, BD, EG, dan FH.

e. Diagonal Ruang

Balok ABCD.EFGH mempunyai 4 diagonal ruang, yaitu GA, HB, FD, dan EC.

f. Bidang Diagonal

Balok ABCD.EFGH mempunyai 6 bidang diagonal, yaitu ABGH, CDEF, ADGF, BCHE, ACGE, dan BDHF.

Sifat-sifat Balok :

a. Sisi-sisi balok berbentuk persegipanjang. Dalam balok, minimal memiliki dua pasang sisi yang berbentuk persegipanjang.

b. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang

c. Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama panjang

d. Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang e. Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegipanjang


(49)

Luas Permukaan Balok

Cara menghitung luas permukaan balok sama dengan cara menghitung luas permukaan kubus, yaitu dengan menghitung semua luas jaring-jaring. Perhatikan gambar 2.5 berikut ini :

Misalkan rusuk-rusuk balok diberi nama (panjang), (lebar) dan (tinggi) seperti pada gambar 2.5. dengan demikian luas permukaan balok tersebut adalah

Luas permukaan balok = luas persegipanjang 1 + luas persegipanjang 2 + luas persegipanjang 3 + luas persegipanjang 4 + luas persegipanjang 5 + luas

persegipanjang 6 = × + × + × + × + × + ×

= × + × + ×

= [ × + × + × ]

� = + +


(50)

Volume balok

Proses penentuan rumus volume balok memiliki cara yang sama seperti pada kubus. Caranya adalah dengan menentukkan satu kubus satuan yang diajdikan acuan untuk balok yang lain. Proses ini digambarkan pada gambar 2.6 berikut:

Gambar 2.6 menunjukkan pembentukan berbagai balok dari kubus satuan.Gambar 2.6 (a) adalah kubus satuan. Untuk membuat balok seperti pada gambar 2.6 (b) diperlukan 2 x 2 x 2 = 8 kubus satuan, sedangkan untuk membuat balok seperti pada gambar 2.6 (c) diperlukan 3 x 2 x 3 = 18 kubus satuan. Hal ini menunjukkan bahwa volume suatu balok diperoleh dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut.

Volume balok = panjang x lebar x tinggi Vbalok = × ×

3. Prisma

Prisma adalah benda yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan oleh beberapa bidang lain yang pertemuannya sejajar. (Zakaria, 1988)


(51)

Dari gambar 2.8 tersebut, terlihat bahwa prisma segienam ABCDEF.GHIJKL memiki unsur-unsur sebagai berikut:

a. Sisi b. Rusuk c. Titik Sudut d. Diagonal Bidang e. Bidang diagonal Sifat-sifat Prisma

a. Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen

b. Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegipanjang

c. Prisma memiliki rusuk tegak. Dalam kondisi ini ada juga prisma yang rusuknya tidak tegak, prisma tersebut disebut prisma sisi miring.

Gambar 7 A. Prisma Segitiga dan B. Prisma Segilima

Gambar 8 Prisma Segienam


(52)

d. Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama e. Nama suatu prisma didasarkan pada nama alasnya, diantaranya prisma

segitiga, prisma persegi (kubus), prisma persegi panjang (balok), prisma segilima, prisma segienam.

Luas Permukaan Prisma

Dari gambar 2.9 terlihat bahwa segitiga ABC.DEF memiliki sepasang segitiga yang identik dan tiga buah persegipanjang sebagai sisi tegak. Dengan demikian luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah

Luas permukaan prisma = luas ABC + luas DEF + luas EDAB + luas DFCA + luas FEBC

= 2. Luas ABC + luas EDAB + luas DFCA + luas FEBC

Lp prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi)


(53)

Volume prisma

Gambar 2.10 memperlihatkan sebuah balok ABCD.EFGH yang dibagi dua secara melintang. Terntaya hasil belahan balok tersebut membentuk prisma segitiga seperti pada gambar 2.10 (b). Perhatikan prisma segitiga BCD.FGHpada gambar 2.10 (c). dengan demikian volume prisma segitiga adlaah setengah kali volume balok.

Volume prisma BCD.FGH = ×volume balok ABCD.EFGH

= × × ×

= × × × Vprisma = luas alas x tinggi 4. Limas

Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh bidang alas dan bodang-bidang sisi yang bersekutuan satu titik. (Zakaria, 1988). Titik persekutuan itu disebut titik puncak limas.


(54)

Alas segitiga-segitiga itu berhimpit dengan rusuk alas limas. Bidang-bidang pembentuk limas disebut Bidang-bidang limas dan garis yang merupakan perpotongan antara dua sisi limas disebut rusuk limas. Jarak antara titik puncak limas dengan bidang alas disebut tinggi limas.

Volume Limas

Perhatikan gambar kubus di bawah ini

Kubus di atas memiliki rusuk yang panjangnya 2a. Jika setiap panjang diagonal ruangnya kita hubungkan dengan garis maka akan tampak seperti gambar di bawah ini.

2a

Gambar 12 Kubus ABCD.EFGH Gambar 11 Balok dengan Panjang Rusuk 2a


(55)

Dari gambar di atas terlihat ada enam buah limas dengan tinggi a. Berikut salah satu bentuk limas yang ada pada gambar di atas, seperti gambar di bawah ini.

Dari gambar 2.13 diketahui bahwa luas alas limas sama dengan luas persegi yakni:

Luas Alas = × =

Sekarang kita tentukan volume limas tersebut yang tingginya a, dengan menggunakan Volume kubus, maka kita akan dapatkan volume dari limas yakni:

Volume limas =

Volume limas =

6 × × ×

Volume limas = × ×

Volume limas = × × � ���

Jadi, dapat disimpulkan untuk setiap limas berlaku rumus berikut: Volume limas = × × � ���


(56)

Luas Permukaan Limas

Luas permukaan limas T.ABCD terdiri dari sebuah alas berbentuk persegi dengan sisialas a dan selimut berupa empat buah segitiga sama kaki dengan panjang kaki b, alas a, dan tinggi segitiga c. hubungan a, b, dan c memnuhi teorema pytagoras. Luas selimut limas persegi = 4 x luas segitiga

= × × × Luas alas limas persegi = × =

Jadi luas permukaan limas persegi = luas alas + luas selimut = +

Gambar 14 Limas dan Jaring-jaring


(57)

1. Kumpulan Gambar Jaring-Jaring Bangun Ruang Lengkap Berikut ini adalah contoh bangun ruang beserta jaring-jaringnya: a. Kubus

Kubus merupakan sebuah bangun ruang yang terbentuk oleh enam buah sisi yang saling berbatasan dimana tiap sisi tersebut berbentuk persegi dengan ukuran yang sama besar. Sehingga apabila kita membelah sebuah kubus kemudian meletakkannya pada posisi mendatar akan diperoleh jaring-jaring kubus yang merupakan susunan dari enam buah persegi seperti terlihat pada gambar di 2.14

b. Balok

Sama halnya seperti kubus, balok juga terdiri dari enam buah sisi akan tetapi ukuran sisi pada balok berbeda. Ada 3 pasang sisi yang memiliki ukuran sama. Sehingga jika digambarkan, jaring-jaring dari sebuah balok akan menjadi seperti gambar 2.15:

Gambar 14 Kubus dan Jaring-jaring


(58)

c. Prisma Segitiga

Berbeda dengan balok dan kubus, pada bangun ruang prisma segitiga ada dua buah sisi yang bentuknya berupa segitiga. Sehingga apabila digambarkan secara mendatar, jaring-jaring pada prisma segitiga akan terdiri dari dua buah segitiga dan tiga buah persegi atau persegi panjang.

d. Prisma Segi Lima

Untuk jaring-jaring prisma segilima, jumlah persegi atau persegi panjang yang muncul pada gambar akan lebih banyak. Jaring-jaringnya dibentuk oleh sebuah segilima dan lima buah persegi ataupun persegi panjang yang berderet.

Gambar 16 Prisma Segitiga dan Jaring-jaring


(59)

e. Prisma Segi Enam

Hampir sama dengan prisma segilima, hanya saja jaring-jaringnya akan terdiri dari satu buah bangun datar bersegi lima dan enam buah persegi atau persegi panjang yang berjajar. Gambar 2.18 berikut in adalah prisma segi enam beserta jaring-jaringnya:

f. Limas Segitiga

Karena limas segitiga dibentuk oleh empat buah sisi yang semuanya berbentuk segitiga, maka jaring-jaringnya akan terdiri dari empat buah segitiga seperti pada gambar berikut ini:

g. Limas Segi Empat

Berbeda dengan limas segitiga, untuk limas segi empat, gambar jaring-jaringnya berupa sebuah persegi atau persegi panjang yang pada tiap sisinya berbatasan dengan sisi berbentuk segitiga seperti terlihat pada gambar ini.

Gambar 18 Prisma segienam dan Jaring-jaring


(60)

h. Limas Segi Lima

Limas segilima terbentuk oleh sebuah alas berbentuk segilima dimana pada tiap-tiap sisinya berbatasan dengan 5 buah segitiga. maka jaring-jaring dari bangun ruang limas segilima akan tampak seperti sebuah bintang.

G. Prosedur Remediasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar

Pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Setiap sekolah pasti akan mengusahakan agar prestasi belajar siswanya meningkat. Jika ternyata hasil belajar siswa yang dicapai kurang optimal, dimana nilai siswa kurang dari standar ketuntasan minimal maka diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat membantu siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan .

Oleh karena itu, siswa yang belum mencapai hasil belajar yang diharapkan perlu mendapat perhatian dari guru dengan pengajaran remedial. Pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar.

Gambar 20 Limas Segiempat dan Jaring-jaring


(61)

Pada proses pengajaran remedial ini lebih menekankan pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkungan turut mempengaruhi proses belajar mengajar.

1. Maksud dan Tujuan remedial

Rahman Natawijaya (1984,5) mengemukakan bahwa remedial adalah bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau membuat menjadi baik. Jika penyembuhan itu diarahkan pada pengajaran maka disebut pengajaran remedial.

Pengajaran remedial adalah usaha guru untuk menciptakan suatu yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan melalui suatu proses interaksi yang terencana, terorganisasi, terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan lebih objektif individu dan kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungan (Aibin Syamsuddin Makmun, 2000 : 345).

2. Karakteristik Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial tentunya berbeda dengan proses belajar mengajar biasa. M. Entang (1984:10) perbedaan pengajaran remedial dengan proses belajar mengajar biasa terletak pada :


(62)

a. Tujuan

Pengajaran biasa diarahkan pada penguasaan bahan secara tuntas sehingga tujuan instruksional maupun tujuan pengiring tercapai secara maksimal. Sedangkan pengejaran remedial lebih diarahkan pada peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang mungkin diterimanya. b. Strategi

Strategi belajar mengajar pengajaran remedial bersifat sangat individual dan lebih ditekankan kepada keragaman siswa baik yang berhubungan dengan kemampuan umum siswa, kemampuan khusus, penguasaan bahan dan sebagainya, penyampaian harus bervariasi serta langkah-langkahnya disusun secara sistematis. Sedangkan pada pengajaran biasa, strategi belajar mengajar biasanya lebih diarahkan untuk kemajuan kelas secara keseluruhan.

c. Bahan

Bahan untuk pengajaran remedial biasanya dikembangkan dengan materi yang lebih kecil-kecil dari pada bahan yang dikembangkan untuk pengajaran biasa, dengan demikian siswa yang memerlukan pengajaran remedial ini dapat menyerap bahan tersebut dengan kesukaran seminimal mungkin. Sedangkan pada pengajaran biasa, materi pembelajaran masih bersifat menyeluruh.


(63)

3. Prosedur Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan dan memang kegiatan ini harus dilandasi dengan kegiatan diagnosis. Pengajaran remedial lebih diarahkan melaksanakan kegiatan pembelajaran remedial seorang guru dituntut untuk :

a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan

Kegiatan ini dimaksudkan agar kita memperoleh gambaran yang lebih definitif tentang seorang siswa dengan permasalahan yang dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor utama penyebab kelemahan tersebut apakah bisa ditolong guru, berapa lama bantuan harus diberikan, kapan, oleh siapa dan sebagainya.

b. Alternatif tindakan

Alternatif tindakan ini direncanakan sesuai karakteristik kesulitan yang dihadapi siswa. Jika telah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang memerlukan bamtuan, alternatif tindakan selanjutnya yaitu :

1) Meminta anak untuk mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberikan petunjuk

2) Meminta anak untuk mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek pengiring


(64)

3) Bila kesulitan belajar siswa karena berlatar belakang seperfi sikap negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, atau masalah dengan orang tua maupun temannya, maka kepada siswa tersebut diberikan pelayanan bimbingan dan konseling yang bersifat psikoterapi.

c. Evaluasi pengajaran remedial

Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pengajaran remedial tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan. Bila ternyata masih belum berhasil maka dilakukan kembali diagnosis dan pengajaran remedial berikutnya (Entang, 1984).

Adapun metode yang harus dilakukan dalam program pembelajaran remedial ini adalah metode tutor sebaya. Tutor adalah siswa sebaya yang ditunjuk/ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antar teman lebih dekat dibandingkan hubungan guru dan siswa. Dengan petunjuk dari guru, tutor ini membantu temannya yang mengalami kesulitan. Pemilihan tutor didasarkan atas prestasi, punya hubungan sosial baik dan cukup disenangi teman-teman. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Metode tutor memiliki kebaikan sebagai berikut :

1) Adanya hubungan dekat dan akrab


(65)

3) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. Ada tiga pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pengajaranremedial: 1. Pendekatan pencegahan (preventif)

Dari hasil pre-test sebelum memulai pengajaran, seorang guru sudah dapat mendeteksi bahwa seseorang siswa mungkin akan mengalami kesulitan belajar dalam proses belajar-mengajarnya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan upaya mengetahui secara tepat perilaku awal (entrybehavior) siswa, menggunakan pendekatan multi media dan multi metode dalam proses belajar-mengajar.

2. Pendekatan penyembuhan (curative)

Pendekatan penyembuhan diberikan kepada siswa yang sudah nyata mengalami hambatan dalam mengikuti proses belajar-mengajar.

3. Pendekatan perkembangan (developmental)

Dalam hal ini guru senantiasa mengikuti perkembangan para siswanya dengan sistematis. Setiap ada hambatan segera dibicarakan dengan siswa dan dicarikan alternatif pemecahannya secara terus-menerus.

H. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria. (Arikunto, 1999 :65)


(66)

I. Kerangka Berpikir

Setiap siswa mempunyai karakteristik dalam memahami suatu materi yang beragam. Pada kenyataannya, tidak semua siswa mampu menempuh kegiatan belajarnya dengan lancar dan berhasil, namun masih banyak juga siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Kesulitan belajar siswa dalam memahami materi matematika dapat terlihat ketika siswa salah dalam mengerjakan soal-soal mencari volume dan luas permukaan bangun ruang sisi datar. Agar dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa secara tepat maka diperlukan diagnosis kesulitan belajar dengan cara sistematis sebagai upaya menemukan faktor dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan belajar.

Setelah mengetahui letak kesulitan yang dialami siswa, jenis, latar belakang dan faktor penyebabnya, maka saya dapat memperkirakan bagaimana cara menolong siswa tersebut agar dapat dilaksanakan secara efektif yaitu dengan memberikan pengajaran remediasi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa. Evaluasi dari pembelajaran remedial dilakukan dengan memberikan tes remedial. Dari tes remedial tersebut dapat diketahui apakah kesulitan yang dialami siswa sudah teratasi atau belum.

Kerangka alur berpikir dalam penelitian ini yaitu : 1. Memberikan tes diagnostik di dalam kelas

2. Menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)


(67)

3. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan belajar

4. Menentukan alternatif bantuan dengan pembelajaran remedial

5. Mengevaluasi hasil pembelajaran remedial dengan memberikan post test pada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi mereka.


(68)

50 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini, penelitian kualitatif deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar siswa dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar, serta hasil observasi dan wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar belajar siswa.

B. Subyek , Waktu dan Tempat Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 38 siswa. Untuk menemukan siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar digunakan ketentuan yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin (Entang, 1984) yaitu PAP (Criterion-Referenced) dengan langkah sebagai berikut:

a. Peneliti menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang digunakan sekolah sebagai batas lulus.

b. Peneliti memberikan skor pada hasil 1 sedangkan untuk jawaban salah siswa mendapat skor 0. Setelah menentukan niali tes awal siswa, kemudian peneliti membandingkan nilai tes awal siswa dengan nilai batas lulus.


(69)

c. Peneliti mencatat siswa yang memiliki nilai tes awal dibawah batas tuntas. Dalam menentukan tes awal digunakan rumus :

Nilai : ∑ � � ℎ

∑ x 10

Nilai batas ketuntasan minimal yang telah ditentukan sekolah adalah 75.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015 pada bulan April-Mei. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan.

C. Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah diagnosis kesulitan belajar siswa, faktor penyebab kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remediasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Bentuk Data

Bentuk data dalam penelitian ini adalah data hasil tes awal, tes diagnostik, tes remediasi dan data hasil wawancara. Data dari hasil tes awal dan tes diagnostik berupa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar.

Dimana dari kesalahan tersebut akan menunjukkan siapa saja siswa yang mengalami kesulitan belajar. Data dari hasil wawancara berupa cara atau proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar dan untuk


(70)

mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Kemudian data dari tes remediasi ini dapat digunakan untuk melihat hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial, apakah pembelajaran remedial yang diberikan dapat meningkatkan prestasi belajar atau tidak.

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Metode Tes

Menurut Arikunto (2012:46) tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut Sudjana (2009:35) tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan bahan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Tes yang akan digunakan oleh peneliti berbentuk tes subyektif atau tes bentuk uraian. Bentuk tes uraian dipilih dalam penelitian ini karena setiap langkah yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal dapat terlihat dalam jawaban, sehingga dapat diketahui letak kesalahan yang dilakukan peserta didik untuk dilakukan analisis. Metode tes ini


(71)

diberikan untuk memperoleh data kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar.

b. Metode Wawancara

Arikunto (2012:44) menyebutkan bahwa wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak.

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menangkap secara langsung seluruh informasi dari subjek penelitian. Materi wawancara berisi kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mengerjakan tes. Wawancara ini dilakukan terhadap beberapa peserta didik yang melakukan kesalahan dan merepresentasikan kategori kesalahan yang telah disusun dalam kajian teoritik. Pada tahap ini akan dipilih beberapa siswa dengan pertimbangannya antara lain, siswa tersebut melakukan kesalahan lebih banyak dari siswa lain, kesalahan yang dilakukan bervariasi, dan unik atau menarik untuk diteliti.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006:160) Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah :


(72)

a. Tes Awal

Tes awal merupakan tes hasil belajar siswa. Soal-soal yang dibuat untuk siswa adalah soal-soal yang diambil dari berbagai sumber dengan materi bangun ruang sisi datar. Pemilihan soal dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

Tes awal berbentuk tes objektif dengan jumlah 20 soal yang terdiri dari semua materi tentang bangun ruang sisi datar. Waktu yang disiapkan dalam pelaksanaan tes awal ini adalah 80 menit. Sebelum digunakan tes diuji pakar kepada guru mata pelajaran dan dosen pembimbing terlebih dahulu untuk mengetahui validitas soal tes. Adapun kisi-kisi soal uji coba tes awal adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Kisi-kisi Soal Tes Awal Hasil Belajar

Kompetensi Indikator Aspek Penilaian Jumla

h Soal Nomor Soal Pengetahu an Pemaham an Aplika si Mengidentifi kasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya. Menyebutkan unsur-unsur bangun ruang 

2 1,12

Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas Menentukan jaring-jaringkubus, balok 

1 2


(1)

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL

(RPP)

Nama Sekolah

: SMP Pangudi Luhur Moyudan

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: VIII / 2

Pokok Bahasan

: Bangun Ruang sisi Datar

Alokasi Waktu

: 4 jam pelajaran (2 pertemuan)

A.

Standar Kompetensi

Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, danbagian-bagiannya,

sertamenentukan ukurannya.

B.

Kompetensi Dasar

Menggunakan sifat-sifat, dan rumus luas permukaan serta volumepada

kubus, balok, prisma, limas dalam pemecahan masalah

C.

Indikator

1.

Memahami unsur-unsur dan sifat-sifat pada kubus, balok, prisma, dan

limas.

2.

Menggunakan rumus luas permukaan pada kubus, balok, prisma, dan

limas dalam pemecahan masalah

3.

Menggunakan rumus volume pada kubus, balok, prisma, dan limas

dalam pemecahan masalah

D.

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat :

1.

Memahami unsur-unsur dan sifat-sifat pada kubus, balok, prisma, dan

limas.

2.

Menggunakan rumus luas permukaan pada kubus, balok, prisma, dan

limas dalam pemecahan masalah

3.

Menggunakan rumus volume pada kubus, balok, prisma, dan limas

dalam pemecahan masalah


(2)

E.

Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar

F.

Metode Pembelajaran

Diskusi kelompok

Tutor Sebaya

G.

Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama dan Kedua

No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan

 Guru memberi salam

 Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik.  Guru menjelaskan metode pembelajaran hari ini menggunakan

metode tutor sebaya dengan membahas soal ujian yang telah diberikan sebelumnya,

5 menit

2. Kegiatan Inti

 Guru memanggil nama-nama siswa yang akan menjadi tutor dalam kelompok masing-masing.

 Guru mejelaskan mengenai tugas siswa sebagai tutor

 Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok dengan didampingi oleh tutor masing-masing.

 Guru memberikan soal ulangan harian pada siswa untuk dikerjakan kembali dengan bantuan tutor masing-masing.  Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing dan tutor

membantu menjelaskan pada siswa yang kurang jelas.

 Guru mendampingi kelompok-kelompok saat ada yang mengalami kesulitan.

 Guru menunjuk siswa yang nilanya paling rendah di kelompoknya untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskan di depan kelas.

 Guru menunjuk kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi siswa yang sedang maju.

 Guru memberikan penguatan mengenai apa yang sudah dijelaskan siswa sebelumnya

70 menit

3. Kegiatan Penutup

 Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran


(3)

H.

Alat dan Sumber Belajar

Alat : Papan Tulis

Bahan : Buku Matematika SMP

I.

Penilaian Hasil Belajar

No. Aspek Yang Dinilai TeknikPenilaian

1. Rasa ingin tahu Pengamatan 2. Tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas kelompok

Pengamatan

3. Diskusi yang efektif:

berpendapat, mendengarkan, berdebat dengan sopan, dan bekerja sama dalam kelompok

Pengamatan

4. Pengetahuan dan keterampilan matematika

Latihan soal

Yogyakarta, Juni 2015

Anna Mariska Diana Putri

NIM : 111414055

Mengetahui Dosen Pembimbing

Dr. Marcellinus Andy Rudhito S.Pd

Guru Pamong

Ag. Y. Dwi Ambarwati, S.Pd

 Guru memberikan PR kelompok

 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang


(4)

Daftar Kelompok 8A

Pembelajaran Matematika Metode Tutor S

ebaya “Bangun Ruang

Sisi Datar”

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3

Tutor : Andreas Nova Krisna

Tutor : Billy Eben Tutor : Elsa Pawestri

Anggota :

1.Heribertus Galih 2.Scholastika Elma 3.Stanislaus Bagus

Suharyanto

Anggota :

1. Vincentius Dhanni 2. Maria Neri Penta 3. Natalia Desi K. 4. Theresia Ayu C.

Anggota :

1. Florentina Ririn 2. Irene Leliana 3. Nicolaus Moyang 4. Andreas Septian

KELOMPOK 4 KELOMPOK 5 KELOMPOK 6

Tutor : Lusia Putri Tutor : Yacinta Galuh

Sapti Wulan

Tutor : Landrikus Andra Anggota :

1. Kevin Arjuna 2. Topan Dwi S. 3. Monica Wulansari

Anggota :

1. Alexander Bagaskara 2. Maria Utami

3. Desi Erawati

Anggota :

1. Antonius Bima 2. Monica Vistania 3. Yoga Pradana

KELOMPOK 7 KELOMPOK 8 KELOMPOK 9

Tutor : Monika Heti Tutor : YP Bagus

Pangestu

Tutor : Diyan Tri H. Anggota :

1. Damascus Diaz 2. Robertus Rangga 3. Yohana Wahyu

Anggota : 1. Alfanto W. 2. Dimas Anggi 3. Paskalis Gangga

Anggota :

1. Bernadeta Eka 2. Geovania Lindha 3. Robertus Deni W


(5)

(6)

LAMPIRAN 13 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN

PENELITIAN


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 0 2

Kemampuan komunikasi Matematika dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer yang mengakomodasi pemanfaatan macromedia flash pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun aja

0 7 310

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar

0 1 260

Upaya membangun aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar.

0 1 266

Penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 37 237

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.

3 85 472

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH TAMBAK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

0 0 16

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH TAMBAK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR - repository perpustakaan

0 0 36

Upaya membangun aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar - USD Repository

0 16 264

Diagnosis dan remediasi kesulitan belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2017/2018 pada pokok materi bunyi dan getaran - USD Repository

0 0 111