8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Hakekat Belajar
Menurut Aunurrahman 2011:38, belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan memperbaiki
sikap. Menurut Harold Spears dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara 2011:4 menyatakan bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru,
mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah 2003:68, belajar merupakan tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan dengan cara mengamati, membaca, meniru, mencoba, mendengar dan mengikuti.
Menurut Makmun Khairani 2014:12 hakekat belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus melalui
bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Perubahan tersebut ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan daya penerimaan.
Menurut Oemar Hamalik 2013:27 Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi memiliki pengertian yang lebih luas yaitu mengalami. Belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
tingkah laku. Perubahan itu tampak pada salah satu atau beberapa aspek sebagai berikut yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,
apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis budi pekerti, dan sikap.
2.2 Hakekat Belajar Matematika
Menurut Abdurrahman 2012: 202, matematika menurut sebagian orang merupakan bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua
orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Menurut Paling dalam Abdurrahman, 2012: 203 ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan
masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi. Ada pula yang melibatkan
topik-topik seperti aljabar, geometri dan trigonometri. Selain itu ada pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan
dengan berfikir logis. Selanjutnya, Paling mengemukakan bahwa matematika
adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia dan suatu cara menggunakan informasi, pengetahuan, dan
perhitungan. Menurut Liebeck dalam Abdurrahman, 2012:204 ada dua macam
hasil belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, perhitungan matematis mathematics calculation dan penalaran matematis mathematics
reasoning . Berdasarkan hasil belajar matematika semacam itu maka Lerner
dalam Abdurrahman, 2012:204 mengemukakan bahwa kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen: 1 konsep, 2
keterampilan, dan 3 pemecahan masalah. Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka
mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu.
Selanjutnya, keterampilan menunjuk pada sesuatu yang dilakukan seseorang, sebagai contoh, proses menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Suatu keterampilan dapat dilihat dari kinerja anak secara baik atau kurang baik, secara cepat atau lambat, dan
secara mudah atau sangat sukar. Keterampilan cenderung berkembang dan dapat ditingkatkan melalui latihan. Sedangkan, pemecahan masalah adalah
aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi
baru atau situasi yang berbeda.
2.3 Kesulitan Belajar