b. Mendeskripsikan jenis-jenis kesulitan belajar siswa melalui transkrip
wawancara yang dikategorikan berdasarkan jenis-jenis kesalahan yang dikaitkan pada konsep, keterampilan proses dan pemecahan masalah.
c. Mendeskripsikan penyebab kesulitan belajar yang didasarkan pada
hasil tes diagnostik dan transkrip wawancara.
3.7 Validasi Instrumen
Sebelum instrumen-instrumen digunakan untuk pengambilan data, terlebih dahulu peneliti melakukan uji validasi terhadap pakar:
1. Validitas lembar pengamatan
Validasi instrumen pengamatan dilakukan pada tanggal 20 Maret 2015
oleh dosen pakar. Lembar validasi instrumen pada Lampiran B.1.
2. Validitas soal tes diagnostik
Validasi instrumen soal dilakukan pada tanggal 23 Maret 2015 dan 24 Maret 2015 oleh guru kelas VII dan dosen pakar. Lembar validasi
instrumen pada Lampiran B.2
3. Validitas RPP remediasi
Validasi instrumen RPP Remediasi dilakukan pada tanggal 8 April 2015 oleh guru matematika kelas VII dan dosen pembimbing. Lembar validasi
instrumen pada Lampiran B.3
3.8 Keabsahan Data
Keabsahan data pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengumpulan data secara cermat. Triangulasi sebagai salah satu teknik
pemeriksaan data secara sederhana dapat disimpulkan sebagai upaya mengecek data dalam suatu penelitian, dimana peneliti tidak hanya
menggunakan satu sumber data atau satu metode pengumpulan data. Triangulasi peneliti menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan
pengamatan atau wawancara. Karena setiap peneliti memiliki gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam mengamati suatu fenomena maka hasil
pengamatan dapat berbeda dalam mengamati fenomena yang sama. Menurut Bachri 2010:57 dalam Imam Gunawan, pengamatan dan wawancara dengan
menggunakan dua atau lebih pengamat pewawancara akan dapat memperoleh data yang lebih absah. Selain itu, peneliti memeriksa kembali data yang sudah
diperoleh dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara dan isi dokumen hasil pekerjaan siswa yang bersesuaian.
3.9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Menemui kepala sekolah untuk meminta ijin melakukan pengamatan
dan penelitian di sekolah. b.
Menemui wakakurikulum untuk memita ijin melakukan pengamatan dan penelitian di sekolah.
c. Menemui guru pengampu bidang studi matematika untuk meminta ijin
melakukan penelitian. d.
Menyerahkan surat ijin dari kampus ke sekolah yang bersangkutan. e.
Menyesuaikan jadwal pengambilan data dan materi pembelajaran. 2.
Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan agar peneliti mampu memahami keadaan
sekolah, kelas dan siswa. Pengamatan di kelas dilakukan agar peneliti mampu memahami aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan non sistematis dan sistematis. Pengamatan sistematis dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan instrumen pengamatan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru matematika Kelas VIII dan IX. Waktu pelaksanaan
pengamatan dilakukan pada bulan Maret. 3.
Tahap Persiapan Tes a.
Membuat tes diagnostik bersama guru bidang studi yang didasarkan pada indikator pencapaian tujuan belajar.
b. Melakukan validasi pakar untuk soal-soal.
c. Melakukan uji keterbacaan soal pada tes diagnostik.
4. Tahap Tes dan Wawancara
a. Tahap pertama adalah tes diagnostik. Tes dilaksanakan setelah guru
menyelesaikan materi ajar persamaan linear satu variabel dengan sub
pokok bahasan penerapan persamaan linear satu variabel. Setelah soal tes dikerjakan siswa maka:
1 Memeriksa hasil tes diagnostik, dengan cara mencari kesalahan-
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal. Siswa yang nilai tes nya kurang dari KKM
, dinyatakan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar.
2 Mengelompokkan kesalahan-kesalahan tersebut berdasarkan teori
yang dikemukakan oleh Newman Bab II. 3
Menggolongkan kesulitan belajar dari jenis-jenis kesalahan yang berdasarkan konsep, keterampilan dan pemecahan masalah.
b. Tahap kedua yaitu wawancara. Wawancara dilaksanakan pada saat
jam pelajaran matematika. Subjek yang diwawancarai adalah semua siswa kelas VII B.
5. Tahap Pengajaran Remediasi
Pengajaran Remediasi diadakan setelah tes diagnostik. Materi yang diberikan pada pengajaran remediasi sama dengan materi yang diberikan
guru, namun lebih memfokuskan dan mengkerucutkan pada bagian-bagian kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal. Metode yang
digunakan dalam pengajaran remediasi adalah diskusi kelompok. Setelah diadakan pengajaran remediasi, akan dilaksanakan tes remediasi untuk
mengetahui hasil perbaikan belajar siswa.
6. Evaluasi Pengajaran Remediasi
Evaluasi pengajaran remediasi dilaksanakan setelah pengajaran remediasi. Evaluasi dilakukan melalui wawancara dengan guru dan
beberapa siswa yang mengikuti pengajaran dan tes remediasi. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh pemahaman siswa setelah
mengikuti pengajaran remediasi.
62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN