Verifikasi sifat fisik minyak kulit kayu manis Uji daya antibakteri minyak kulit kayu manis

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan

Bakteri uji Staphylococcus epidermidis yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, minyak kulit kayu manis dari Eteris Nusantara, propilen glikol kualitas farmasetik, carbopol 940 kualitas farmasetik, asam stearat kualitas farmasetik, emulsifying agent kualitas farmasetik, TEA kualitas farmasetik, aquadest, media MHA Muller Hinton Agar, MHB Muller Hinton Broth dan etanol 96.

2. Alat

Seperangkat alat gelas Pyrex, refractometer Abbe, cawan petri, tabung reaksi, jarum ose, alat pembuat sumuran no.4 diameter 0,8 cm, labu erlenmeyer, pipet ukur, Vortex, neraca timbang, waterbath, viscometer seri VT 04 Rion – Japan, mixer, pH meter stick dan alat pengukur daya sebar.

E. Tata Cara Penelitian

1. Verifikasi sifat fisik minyak kulit kayu manis

a. Verifikasi indeks bias minyak kulit kayu manis

Indeks bias minyak diukur dengan refractometer Abbe. Minyak diteteskan pada prisma utama, kemudian prisma ditutup dan ujung refraktometer diarahkan ke arah cahaya teranglampu Natrium, sehingga melalui lensa skala dapat terlihat jelas. Nilai indeks bias minyak ditunjukkan dengan adanya garis batas pemisah sisi terang dan gelap pada bagian atas dan bawah Kusuma, 2010.

b. Verifikasi bobot jenis minyak kulit kayu manis

Bobot jenis minyak diukur menggunakan piknometer yang sudah dikalibrasi, dengan menetapkan bobot piknometer kosong dan bobot air, pada suhu 25 C. Pikno diisi dengan minyak dan dikondisikan hingga suhu 25 C, kemudian pikno ditimbang. Perhitungan: Bobot jenis minyak kayu manis = bobot minyak kayu manis bobot air dalam suhu 25 ℃ Kusuma, 2010.

2. Uji daya antibakteri minyak kulit kayu manis

a. Penentuan konsentrasi minyak kulit kayu manis

Minyak kulit kayu manis dibuat dalam beberapa seri konsentrasi yaitu 10, 15, 20, dan 25 dengan pelarut etanol 96. 1 Pembuatan stok bakteri S.epidermidis MHA suhu 45 - 50 ℃ dimasukkan ke tabung reaksi sejumlah 5 ml, kemudian disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121 ℃ selama 20 menit. Pada suhu 45 - 50 ℃ tabung reaksi dimiringkan hingga memadat. Diambil 1 ose biakan murni Staphylococcus epidermidisdan diinokulasikan secara goresan, inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ℃ dalam inkubator. 2 Pembuatan suspensi bakteri Diambil 1 ose koloni bakteri dari stok bakteri, masukkan ke tabung reaksi yang berisi MHB steril, inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ℃ kemudian kekeruhan suspensi disesuaikan standar 0,5 Mac Farland 1,5 x 10 8 CFUmL Bonang dan Koeswardono, 1982. 3 Pembuatan kontrol media MHA steril dituang ke dalam cawan petri, biarkan memadat, kemudian inkubasi selama 24 hingga 48 jam dengan suhu 37 ℃. Setelah diinkubasi, diamat dan dibandingkan dengan perlakuan. 4 Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus epidermidis MHA steril suhu 45 - 55 ℃ diinokulasikan suspensi bakteri uji dengan kepadatan dan jumlah yang sama dengan suspensi bakteri uji pada perlakuan, kemudian tuang ke cawan petri steril dan digoyang sehingga pertumbuhan bakteri dapat merata. Cawan petri tersebut diinkubasi 24 – 48 jam, dengan suhu 37℃. Setelah itu diamati pertumbuhan bakteri uji melalui kekeruhan media dibanding perlakuan.

b. Uji daya antibakteri minyak kulit kayu manis terhadap

Staphylococcus epidermidis dengan metode difusi sumuran Cawan petri steril dengan diameter 14 cm diisi 36 mL MHA steril dan dibiarkan memadat, layer ini merupakan layer pertama. Layer kedua dituang di atas lapisan pertama, sebanyak 61 mL media MHA yang telah diinokulasikan dengan suspensi bakteri. Dibuat 6 lubang sumuran dengan diameter 0,8 cm pada cawan petri yang berisi media MHA double layer yang telah padat. Kelima sumuran diisi masing- masing 50 �� minyak kulit kayu manis dengan konsentrasi yang berbeda dan sumuran yang tersisa diisi 50 �� etanol sebagai pelarut. Cawan petri dilapisi dengan menggunakan plastic wrab, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ℃, dan diamati serta diukur zona hambat yang terbentuk. Konsentrasi dengan daya antibakteri yang maksimal dipakai untuk pengujian daya antibakteri sediaan topikal antibau kaki minyak kulit kayu manis. Replikasi 3 kali.

3. Pembuatan krim antibau kaki minyak kulit kayu manis

Dokumen yang terkait

Perbandingan aktivitas dan mekanisme penghambatan antibakteri ekstrak air dengan ekstrak etil asetat gambir (uncario gambir roxb) terhadap bakteri staphylococcus epiderwidis, streptococcus mutans dan streptococeus pyogenes

4 30 100

Analisis komponen kimia fraksi minyak atsiri daun sirih (piper batle Linn.) dan daun uji aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri gram negatif

1 5 33

Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% kulit batang kayu Jawa (lannea coromandelica) terhadap bakteri staphylococcus aureus, escherichia coli, helicobacter pylori, pseudomonas aeruginosa.

32 209 72

Uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol ganggang merah Gracilaria verrucosa terhadap beberapa bakteri patogen gram positif dan gram negatif

4 16 75

Uji aktivitas antibakteri senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur etil p-metoksisinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri gram negatif dan gram positif

2 30 71

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

Uji aktivitas antibakteri senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur etil p-metoksisinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri gram negatif dan gram positif

2 10 71

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun garcinia benthami pierre terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode bioautografi

1 10 92

58 Isolasi dan uji aktivitas antibakteri isolat bakteri endofit dari daun cendana (Santalum album linn.)

0 0 6