Formulasi Sediaan Topikal Antibau Kaki Minyak kulit kayu manis

membran sitoplasmik inner membrane. Kerusakan pada membran semipermeable sitoplasma diikuti dengan leakage hingga sel mati. Pada konsentrasi tinggi, sinamaldehid anak menyebabkan sitoplasma beku atau kaku McDonnell et al., 1999.

C. Formulasi Sediaan Topikal Antibau Kaki Minyak kulit kayu manis

Sediaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah sediaan krim dan hidrogel dimana formula acuan yang digunakan adalah formula krim MA repellant Jantan et al, 1998 dan gel repellant Yuliani, 2005. Pemilihan bentuk sediaan krim dan gel ini dipengaruhi kelebihan krim dan gel itu sendiri. Gel memiliki keuntungan kompatibel terhadap berbagai macam obat sedangkan keuntungan krim MA adalah mudah menyebar merata dan bekerja langsung pada lokasi pemakaian. Selain itu, penggunaan bentuk sediaan topikal ini banyak di pasaran karena kenyamanan dalam pengaplikasian. Pada formulasi sediaan topikal antibau kaki minyak kulit kayu manis, dibuat juga basis sediaan topikal antibau kaki untuk masing-masing sediaan topikal antibau kaki minyak kulit kayu manis. Kontrol basis sediaan topikal antibau kaki berperan sebagai pembanding kemampuan daya antibakteri dari sediaan topikal minyak kulit kayu manis terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis atau dapat dikatakan sebagai faktor koreksi pengamatan daya antibakteri sediaan topikal antibau kaki minyak kulit kayu manis. Adanya faktor koreksi dari basis sediaan tersebut maka dapat diketahui diameter zona hambat antibakteri yang dihasilkan hanya berasal dari bahan aktif saja yaitu minyak kulit kayu manis, bukan dari basisnya. Pada formulasi sediaan krim antibau kaki dalam penelitian ini digunakan emulsifying agent yang terdiri dari cetostearyl alcohol dan sodium lauril sulfat yang termasuk emulsifying nonionik. Emulsifying yang termasuk golongan nonionik menstabilkan sistem emulsi dengan menghasilkan lapisan film yang dapat menurunkan tegangan antar muka kedua fase. Syarat emulsifying agent adalah molekul – molekulnya memiliki afinitas terhadap cairan. Daya afinitasnya yang parsial atau tidak sama terhadap kedua cairan menyebabkan salah satu ujung emulgator larut dalam cairan yang satu, sedangkan ujung yang lain membentuk lapis tipis di sekeliling atau diatas permukaan cairan yang lain. Minyak kulit kayu manis sebagai fase minyak berada disekeliling fase air dengan bantuan emulsifying agent. Minyak kulit kayu manis sebagai bahan aktif berada dalam sistem matrix gel. Penambahan carbopol 3 bv sebagai gelling agent pada sistem gel akan membatasi pergerakan minyak kulit kayu manis sehingga dapat mempengaruhi pelepasan bahan aktif. Gel yang dibuat temasuk dalam klasifikasi hidrogel. Menurut Zatz dan Kushla 1996, hidrogel adalah sediaan semisolid yang mengandung material polimer yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dalam air tanpa larut dan bisa menyimpan air dalam strukturnya. Carbopol larut sangat baik dalam air dan alkohol. Etanol 96 akan membantu melarutkan minyak kulit kayu manis sehingga dapat terlarut dalam air. Etanol bersifar semi polar dimana memiliki sifat gugus hidroksil yang polar dan sifat gugus karbon yang non polar Rowe et al.,2009. Gugus karbon akan berikatan dengan minyak kulit kayu manis, dimana komponen minyak kulit kayu manis yang bersifat non polar akan terikat. Ketika campuran etanol dan minyak kulit kayu manis tercampur dengan air yang bersifat polar maka senyawa polar dalam minyak atsiri akan berikatan dengan air yang akan masuk ke dalam sistem matrix gel. Carbopol mempunyai struktur senyawa kimia dimana setiap ujung-ujung pada rantai mempunyai gugus RCOOH yang bersifat asam Rowe et al.,2009. Penambahan basa penetral TEA yang akan mengionisasi carbopol dan menyebabkan obat yang terlarut dalam air dapat masuk dan terjebak dalam struktur namun dapat melepas kembali dengan mudah. Pemilihan sediaan hidrogel ini adalah kompatibilitasnya yang relatif baik dengan jaringan biologis karena tidak meninggalkan rasa berminyak serta tidak lengket saat pengaplikasian tetapi kering membentuk suatu lapisan tipis yang dapat dicuci dengan air.

D. Uji Sifat Fisik Sediaan Topikal Antibau Kaki Minyak kulit kayu manis

Dokumen yang terkait

Perbandingan aktivitas dan mekanisme penghambatan antibakteri ekstrak air dengan ekstrak etil asetat gambir (uncario gambir roxb) terhadap bakteri staphylococcus epiderwidis, streptococcus mutans dan streptococeus pyogenes

4 30 100

Analisis komponen kimia fraksi minyak atsiri daun sirih (piper batle Linn.) dan daun uji aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri gram negatif

1 5 33

Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% kulit batang kayu Jawa (lannea coromandelica) terhadap bakteri staphylococcus aureus, escherichia coli, helicobacter pylori, pseudomonas aeruginosa.

32 209 72

Uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol ganggang merah Gracilaria verrucosa terhadap beberapa bakteri patogen gram positif dan gram negatif

4 16 75

Uji aktivitas antibakteri senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur etil p-metoksisinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri gram negatif dan gram positif

2 30 71

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

Uji aktivitas antibakteri senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur etil p-metoksisinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri gram negatif dan gram positif

2 10 71

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun garcinia benthami pierre terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode bioautografi

1 10 92

58 Isolasi dan uji aktivitas antibakteri isolat bakteri endofit dari daun cendana (Santalum album linn.)

0 0 6