Bau Kaki Bakteri Staphylococcus epidermidis

5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Bau Kaki

Bau kaki merupakan salah satu tipe bau badan yang berada di kaki dimana akan menimbulkan bau yang sangat tidak enak. Bau kaki adalah masalah yang umum, disebabkan karena adanya kelebihan keringat dan diperparah dengan aktivitas mekanisme bakteri pada kaki. Bakteri tumbuh di telapak kaki yang sebenarnya menghasilkan gas – gas serupa dengan yang dihasilkan bakteri untuk memproduksi bau seperti keju cheesy feet Podiatrivic, 2002. Keringat pada kaki berasal dari kelenjar ekrin. Keringat ini cenderung menguap cukup cepat dan biasanya tidak menimbulkan bau. Tapi kaki manusia memiliki sekitar 1 juta sampai 5 juta kelenjar keringat di tubuh, sehingga ada konsentrasi yang lebih tinggi dari keringat di badan. Beberapa peneliti berpendapat bahwa saat berjalan tanpa alas kaki di sepanjang waktu, dan kontak yang konstan dengan tanah mengakibatkan suhu di kaki akan meningkat. Untuk menyeimbangkan suhu di kaki maka tubuh memproduksi keringat secara berlebih Freeman, 2012. Bau kaki disebabkan karena pertumbuhan bakteri yang menggunakan hasil sekresi dari apocrine keringat apokrin berasal dari kelenjar apokrin yang terdiri dari protein, asam amino, lipid, karbohidrat dan air, eccrine keringat ekrin dari kelenjar ekrin terdiri dari NaCl, asam asetat, asam propionat, asam kaproat, asam kaprionat, asam laktat, asam sitrat, urea dan air dan sebaceous gland campuran dari lipid Ganesan et al., 2006. Keringat menghasilkan air, garam dan beberapa senyawa kimia. Kadar garam yang relatif tinggi pada kulit dapat menginhibisi pertumbuhan koloni bakteri. Namun, lebih dari selusin bakteri berasal dari spesies Staphylococcus yang toleran terhadap kadar garam yang relatif tinggi. Spesies bakteri predominan pada 50 Staphylococcus di kulit adalah Staphylococcus epidermidis Pommerville, 2009. Bakteri ini mengubah asam amino yang ditemukan pada kulit dan menghasilkan asam isovaleric yang menyebabkan bau kaki seperti cuka Freeman, 2012. Mekanisme penyebab bau kaki adalah bakteri tumbuh dengan adanya nutrient untuk keperluan life cycle. Bakteri yang tumbuh dikulit mengambil nutrisi dari kulit dimana nutrisi tersebut diperoleh dari keringat yang banyak mengandung nutrisi asam amino, lipid, air, karbohidrat, dan protein yang membantu dalam pembelahan sel dan replikasi. Salah satunya bakteri Staphylococcus epidermidis yang mengkatabolisme asam amino yaitu leusin. Leusin dan α-keto acid akan memproduksi asam lemak yaitu asam isovalerat atau asam metilbutirat Ganesan et al., 2006.

B. Bakteri Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus epidermidis adalah gram positif dan Staphylococci koagulase negatif Parisi, 1985. Hidup di kulit manusia, mukosa dan paling banyak menginfeksi saluran pencernaan Presterl et al, 2007. Staphylococcus epidermidis adalah satu dari lima jenis organisme noscomial infection dalam kaitan dengan peningkatan penggunaan biomaterial dalam lingkungan klinik Mack et al, 2007. Bakteri ini juga banyak ditemukan di transplantasi darah lewat sumsum tulang dan pada saluran urin pasien Parisi, 1985. Saat dibandingkan dengan bakteri lain termasuk micrococcus, dinding sel Staphylococcus epidermidis sangat kuat. Penambahan lysostaphin menjadi pembeda Staphylococcus epidermidis dari micrococcus. Micrococcus lebih mungkin dilisiskan daripada Staphylococcus epidermidis karena dinding selnya mengandung senyawa kimia peptidoglycan yang mencegah dari lysis. Endopeptidase memotong obligasi glycl-glysine di penta atau hexpeptide crossbridge dari peptidoglikan Staphylococcus epidermidis. Strain yang mengandung serin pada jembatan interpeptida lebih tahan terhadap lisis Parisi, 1985. Dinding sel Staphylococcus mengandung teichoic yang terhubung ke peptidoglikan oleh ikatan kovalen. Asam – asam teichoic terdiri dari gliserol atau ribitol yang dihubungkan dengan ikatan fofodiester. Mereka adalah polimer yang larut air terdiri 30-50 dari komponen sel kering. Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis dapat dibedakan dengan adanya ribitol atau gliserol. Staphylococcus epidermidis memiliki gliserol asam teichoic residu glucosyl sementara Staphylococcus aureus memiliki N-asetilglukosamin ribitol asam teichoic. Staphylococcus epidermidis mampu tumbuh menggunakan glukosa secara anaerobik tetapi tidak dapat membuat koagulase atau fermentasi manitol Parisi, 1985. Lingkungan hidup Staphylococcus epidermidis adalah tubuh manusia dan biasanya berasal dari penyakit. Bakteri ini biasanya hidup pada kulit dan merupakan patogen nosokomial. Staphylococcus epidermidis adalah staphylococcus paling umum di kulit manusia Mack et al, 2007.

C. Minyak kulit kayu manis Indonesian Cinnamon Bark Oil

Dokumen yang terkait

Perbandingan aktivitas dan mekanisme penghambatan antibakteri ekstrak air dengan ekstrak etil asetat gambir (uncario gambir roxb) terhadap bakteri staphylococcus epiderwidis, streptococcus mutans dan streptococeus pyogenes

4 30 100

Analisis komponen kimia fraksi minyak atsiri daun sirih (piper batle Linn.) dan daun uji aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri gram negatif

1 5 33

Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol 96% kulit batang kayu Jawa (lannea coromandelica) terhadap bakteri staphylococcus aureus, escherichia coli, helicobacter pylori, pseudomonas aeruginosa.

32 209 72

Uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol ganggang merah Gracilaria verrucosa terhadap beberapa bakteri patogen gram positif dan gram negatif

4 16 75

Uji aktivitas antibakteri senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur etil p-metoksisinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri gram negatif dan gram positif

2 30 71

Uji aktivitas antibiofilm in vitro minyak atsiri herba kemangi terhadap bakteri escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus

6 16 110

Uji aktivitas antibakteri senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur etil p-metoksisinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri gram negatif dan gram positif

2 10 71

Uji aktivitas antibakteri ekstrak kubis (brassica oleracea l.var. capitata l.) terhadap bakteri Escherichia Coli

0 5 0

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun garcinia benthami pierre terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode bioautografi

1 10 92

58 Isolasi dan uji aktivitas antibakteri isolat bakteri endofit dari daun cendana (Santalum album linn.)

0 0 6