Penelitian sastra lisan mengenai upacara Reba ini mengacu pada teori analisis sastra lisan tentang asal-usul cerita rakyat folklor. Cerita rakyat
mengalami perkembangan keberbagai arah dengan tokoh dan peristiwa yang berbeda-beda lewat sejumlah transformasi tetapi tetap mempertahankan kerangka
struktur fungsi yang sama. Oleh karena itu, metode struktural ini dapat digabungkan dengan metode penelitian genetik, penelusuran asal-usul cerita
rakyat Teeuw, 1984:292-293. Kata folklore terdiri dari dua kata yaitu folk yang berarti kolektif, dan lore
dapat diartikan sebagai tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaannya, diwariskan secara turun temurun, secara lisan maupun melalui suatu contoh yang disertai
gerak isyarat atau alat pembantu pengingat Kartidirdjo, 1992:176. Folklor adalah kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-
temurun secara tradisional dalam versi yang berbeda baik dalam bentuk lisan maupun tulisan Danandjaja, 1984:2.
1.6.2 Kepercayaan Rakyat
Kepercayaan rakyat oleh ahli-ahli folklor modern lebih dikenal dengan istilah kepercayaan rakyat folk belif atau keyakinan rakyat daripada “takhayul”
Danandjaja, 1984:153. Pada umumnya di wariskan melalui media tutur kata. Tutur kata ini dijelaskan dengan syarat-syarat, yang terdiri dari tanda-tanda signs
atau sebab-sebab cause, dan diperkirakan akan ada akibatnya result Danandjaya, 1984:153.
Fungsi kepercayaan rakyat dalam kehidupan masyarakat pendukungnya, antara lain sebagai penebal emosi keagamaan atau kepercayaan. Hal itu
disebabkan manusia percaya adanya mahluk-mahluk gaib yang berasal dari jiwa- jiwa orang mati, atau manusia percaya akan adanya suatu kekuatan sakti dalam
alam Koentjaraningrat, 1967:218. Fungsi lain adalah sebagai sistem proyeksi khayalan suatu kolektif yang
berasal dari halusinasi seseorang yang sedang mengalami gangguan jiwa, dalam bentuk mahluk-mahluk alam gaib Koentjaraningrat, 1967:218.
1.6.3 Mitos Genealogis
Mitos myth adalah sejenis cerita prosa yang dipercaya kebenarannya oleh masyarakat pendukung cerita itu. Mitos sebenarnya merupakan pengejewantahan
dogma sehingga sifatnya sakral, dan seringkali dihubungkan dengan ritus dan teologi. Mitos menjadi semacam jawaban bagi berbagai persoalan eksistensial
pada saat manusia tidak mengerti, bimbang, ataupun kehilangan orientasi. Para pelaku mitos umumnya bukan manusia tetapi memiliki sifat-sifat manusia
misalnya binatang, dewa, ataupun pahlawan budaya. Mitos biasanya mengungkapkan awal mula dunia, awal mula manusia, kematian, atau
menjelaskan etimologis binatang, kekhasan geografis, dan fenomena-fenomena alam lainnya Taum, 2011:67-68.
Sebuah ritual selalu dikaitkan dengan mitos, karena perilaku-perilaku ritual umumnya dapat dijelaskan dengan istilah-istilah mitis. Mitos memberikan
pembenaran untuk berbagai upacara. Oleh J. van Baal Daeng, 2000: 81, mitos dikatakan sebagai cerita di dalam kerangka sistem suatu religi yang di masa lalu
atau kini telah berlaku sebagai kebenaran keagamaan. Ilmu pengetahuan tentang
mitos atau mitologi adalah suatu cara untuk mengungkapkan, menghadirkan Yang Kudus melalui konsep serta bahasa simbolik Melalui mitologi diperoleh suatu
kerangka acuan yang memungkinkan manusia memberi tempat kepada bermacam-macam kesan dan pengalaman yang telah diperolehnya selama hidup.
Berkat kerangka acuan yang disediakan mitos, manusia memiliki orientasi dalam kehidupan ini. Dengan demikian, mitos adalah sebuah cerita pemberi pedoman
dan arah tertentu kepada sekelompok orang. Dengan ungkapan Dhavamony 1995: 147, maka mitos sesungguhnya
merupakan pernyataan atas suatu kebenaran yang lebih tinggi dan lebih penting tentang realitas asli, yang masih dimengerti sebagai pola dan fondasi dari
kehidupan primitif. Berkat kerangka acuan yang disediakan mitos, manusia dapat berorientasi
dalam kehidupan ini; ia tahu dari mana ia datang dan kemana ia pergi; asal usul dan tujuan hidupnya dibeberkan baginya dalam mitos, mitos menyediakan
pegangan hidup Syukur Dister, 1982: 32-33. Pandangan Syukur Dister tersebut sejalan dengan pendapat van Peursen yang mengatakan bahwa mitos adalah
sebuah cerita pemberi pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang. Mitos memberi arah kepada kelakuan manusia, dan merupakan semacam
pedoman bagi manusia untuk bertindak bijaksana serta mitos menyadarkan manusia akan adanya kekuatan-kekuatan ajaib. Melalui mitos manusia dibantu
untuk menghayati daya-daya itu sebagai kekuatan yang mempengaruhi dan menguasai alam dan kehidupan sukunya.
Genealogis adalah garis pertumbuhan dari sesuatu berdasarkan bentuk- bentuk sebelumnya KBBI, 2008: 463. Dalam studi ini, mitos genealogis
dipandang sebagai sebuah prosa naratif yang menjelaskan atau mengisahkan tentang asal-usul tradisi Reba.
1.6.4 Ritual