Kerajinan Tangan Kesenian Daerah Kabupaten Ngadha

Soa. Karena itu hewan buruan ini kadang diusung untuk dipertunjukan ke Publik. Masyarakat Soa menyebutnya sebagai Kogha rusa adalah salah satu hewan liar yang menjadi target perburuan. Mendapat kepala rusa adalah kehormatan bagi satu kelompok atau orang yang melakukan perburuan. Ada beberapa peralatan yang digunakan untuk berburu antara lain: Tuba Tombak, Sodhi parang.

2.5.2.5 Upacara Sapu, Kiki Ngi’i acara potong gigi bagi anak wanita

Upacara ini biasa dilakukan pada rentang usia pra remaja atau remaja, tergantung pada kemampuan orang tua anak. Ritual ini sebagai salah satu pelengkap dalam proses menuju jenjang pernikahan. Sebelum menuju upacara potong gigi, pihak keluarga harus menjalani beberapa rangkaian acara adat. Malam sebelumnya, pihak keluarga maupun undangan akan melaksanakan tandak. Mereka mulai menari, bernyanyi dan berpantun mengelilingi api unggun sambil berpegang tangan.

2.5.3 Kerajinan Tangan

Kerajinan tangan yang terkenal di Kabupaten Ngadha sangat banyak sekali, sampai saat ini sedikit sekali masyarakat Ngadha yang menguasainya. Hal ini dikarenakan kemajuan zaman, orang-orang lebih suka menggunakan barang- barang impor yang lebih praktis dan mudah didapat. Kerajinan tangan yang sampai saat ini masih dipertahankan misalnya anyam-anyaman dari daun pandan seperti bere tas anyaman, sawu tempat menampung padi atau jagung sekitar 20 kg, te’e tikar, sole karung yang digunakan untuk menampung padi atau jagung dengan daya tampung 50kg, dan rume anyaman yang berbentuk seperti karung yang digunakan untuk menampung padi atau beras sampai 12 ton, sedangkan anyaman yang lain yang terbuat dari kulit bambu yaitu kodo manu sangkar ayam, k’pe tempat sirih pinang yang juga bisa menyimpan barang lain seperti uang dan sosa perangkap ikan. Hasil kerajinan tangan yang lain lagi misalnya fego sendok yang terbuat dari kayu, bambu atau tempurung kelapa dll Wawancara Djawanai, 5 Januari 2013.

2.6 Mitos Asal-Usul Tradisi Reba

Pada zaman dahulu ada seorang petani yang bernama Sili pergi mencari air. Ia membawa wadah pengambil air yang disebut bhoka. Dalam perjalanan tersebut, Sili menemukan suatu tanaman yang begitu rimbun yang merambat pada sebatang pohon Reba. Sili mengamati, menelusuri dari ujung hingga ke pangkalnya, tanah di sekitarnya retak atau terbelah. Sili memotong sebatang aurbambu guru butu melancipkan ujungnya dan mencoba menggali. Ia menemukan sebuah umbi yang begitu besar dan panjang yang dalam bahasa Ngadha disebut uwi. Sili kembali membawa ubi dan air, ubi tersebut dipotong-potong, 4 potong disisihkan untuk ditanam kembali, sedangkan yang lain direbus lalu ubi dimakan berlaukkan kelapa kukur. Keempat potong yang disisihkan ditanam pada sebidang tanah kecil yang berukuran kira-kira 2x2 m. Bidang tanah tersebut diberi nama mata tewi. Sisi mata tewi dibatasi dengan potongan kayu Reba sebanyak 3 potong sehingga seluruhnya berjumlah 12 potong. Pada salah satu sudut bagian kiri ditanami tebu,