Pengendalian dan Sistem Informasi Akuntansi
                                                                                Berdasarkan  pernyataan  tersebut  dengan  adanya  pengendalian  atas sistem  informasi  akuntansi  dapat  memberikan  kemungkinan  bahwa  hasil
atas  target  yang  telah  dibuat  dapat  terlaksana  secara  efektif  dan  efisien karena  karyawan  mendapat  tanggung  jawab  untuk  mengerjakan  tugas
berdasarkan tanggung jawab yang telah diberikan. 4.
Tujuan Pengendalian Internal Menurut  Romney  2014:  226,
“pengendalian  internal  menyiapkan proses  untuk  menyediakan  jaminan  memadai  bahwa  tujuan-tujuan
pengendalian telah tercapai”. Tujuan  pengendalian  internal  yang  harus  dicapai  adalah  sebagai
berikut ini: a.
Mengamankan  aset.  Kecurangan  yang  sering  terjadi  biasanya  adalah pencurian asset yang mungkin dilakukan oleh karyawan sehingga perlu
pengawasan yang tepat untuk mencegah tindakan kecurangan tersebut. Perusahaan  dapat  mencegah  dan  mendeteksi  perolehan,  penggunaan,
atau penempatan yang tidak sah. b.
Mengelola  catatan  dengan  detail  yang  baik  untuk  melaporkan  aset perusahaan  secara  akurat  dan  wajar.  Setiap  transaksi  yang  dilakukan
harus  dicatat  sesuai  prosedur  yang  telah  ada,  hal  ini  untuk  menjamin kesesuaian aset yang terdapat dalam laporan dengan aset riil.
c. Memberikan  informasi  yang  akurat  dan  reliabel.  Setiap  informasi
harus memberikan informasi yang dapat dimengerti semua orang yang terlibat, hal ini agar informasi bebas dari kesalahan atau bias.
d. Menyiapkan  laporan  keuangan  yang  sesuai  dengan  kriteria  yang
ditetapkan. e.
Mendorong  dan  memperbaiki  efisiensi  operasional.  Setiap  kegiatan operasional  membutuhkan  perencanaan  yang  matang  agar  biaya
operasional yang harus dikeluarkan tidak terlalu besar. f.
Mendorong  ketaatan  terhadap  kebijakan  manajerial  yang  telah ditentukan.  Prosedur  yang  telah  dibuat  harus  selalu  dipatuhi  oleh
semua  karyawan,  selain  untuk  meningkatkan  kinerja  dari  setiap karyawan hal ini dapat mencegah kecurangan yang mungkin dilakukan
oleh karyawan. g.
Mematuhi  hukum  dan  peraturan  yang  berlaku.  Aturan  dalam perusahaan  dibuat  untuk  meningkatkan  ketertiban  karyawan.  Hal  ini
juga  untuk  menjaga  hubungan  baik  antar  karyawan  maupun  antar karyawan dan atasan.
5. Lingkungan Pengendalian Internal
Menurut Romney
2014: 232,
“Lingkungan  pengendalian mencerminkan  sikap  dan  tindakan  para  pemilik  dan  manajer  perusahaan
mengenai pentingnya pengendalian internal perusahaan ”.
Lingkungan  pengendalian  harus  diberi  perhatian  khusus  karena berdasarkan  kenyataannya  justru  lingkungan  pengendalian  ini  yang
mempunyai dampak besar terhadap keseriusan pengendalian internal yang diterapkan di dalam perusahaan.
Sebuah lingkungan pengendalian mencakup hal-hal sebagai berikut: a.
Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera risiko Kesadaran manajemen terhadap  pentingnya pengendalian internal,
sehingga  manajemen  akan  menetapkan  kebijakan  dan  prosedur  yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Perusahaan  memiliki  sebuah  filosofi  atau  kepercayaan  dan  sikap yang  dianut  bersama,  tentang  risiko  yang  mempengaruhi  kebijakan,
prosedur,  komunikasi  lisan  dan  tertulis,  serta  keputusan.  Selera  risiko merupakan  jumlah  risiko  yang  bersedia  diterima  perusahaan  untuk
mencapai tujuan dan sasarannya. b.
Komitmen terhadap integritas, nilai etis, dan kompetensi Perusahaan  membutuhkan  karyawan  yang  berkompeten  dalam
bidangnya  dan  memiliki  nilai-nilai  kejujuran  untuk  menciptakan keamanan  dalam  setiap  kegiatan  organisasi  perusahaan.  Hal  ini  untuk
melindungi data dari campur tangan yang tidak diotorisasi. c.
Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi Dewan  direksi  yang  terlibat  mewakili  pemangku  kepentingan  dan
memberikan  tinjauan  independen  manajemen  yang  bertindak  seperti sebuah pengecekan dan penyeimbang atas tindakan tersebut.
d. Struktur organisasi
Pola  otorisasi  dan  tanggung  jawab  yang  terdapat  dalam perusahaan.  Sebuah  struktur  organisasi  perusahaan  memberikan
sebuah kerangka
untuk operasi
perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengawasan. e.
Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab Wewenang  dan  tanggung  jawab  ditetapkan  dan  dikomunikasikan
menggunakan  deskripsi  pekerjaan  formal,  pelatihan  pegawai,  jadwal pengoperasian  anggaran,  kode  etik,  serta  kebijakan  dan  prosedur
tertulis. f.
Standar  sumber  daya  manusia  yang  menarik,  mengembangkan,  dan mempertahankan individu yang kompeten
Kebijakan  sumber  daya  manusia  SDM  dan  praktik  yang mengatur  kondisi  kerja,  insentif  pekerja,  dan  kemajuan  karier  dapat
menjadi  kekuatan  dalam  mendorong  kejujuran,  efisiensi,  dan  layanan yang  loyal.  Kebijakan  SDM  harus  berisi  tingkat  keahlian  yang
diperlukan, perilaku etis, dan integritas yang diperlukan. g.
Pengaruh eksternal Pengaruh eksternal meliputi persyaratan-persyaratan yang diajukan
oleh  bursa  efek  dan  Financial  Accounting  Standards  Board  FASB. Mereka  juga  menyertakan  persyaratan  yang  dipaksakan  oleh  badan
regulasi, seperti bank, utilitas, dan perusahaan asuransi. 6.
Aktivitas Pengendalian Menurut  Romney  2014:  241,
“Aktivitas  pengendalian  merupakan kebijakan,  prosedur,  dan  aturan  yang  memberikan  jaminan  memadai
bahwa  tujuan  pengendalian  telah  dicapai  dan  respons  risiko  dilakukan ”.
Manajemen harus memastikan bahwa: a.
Pengendalian dipilih dan dikembangkan untuk membantu mengurangi risiko hingga tingkat yang dapat diterima.
b. Pengendalian umum yang sesuai dipilih dan dikembangkan memlalui
teknologi. c.
Aktivitas  pengendalian  diimplementasikan  dan  dijalankan  sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan yang telah ditentukan.
7. Prosedur Pengendalian Internal
Menurut  Romney  2014:  242, “Prosedur  Pengendalian  Internal
menjalankan  aktivitas  pengendalian  pengelolaan  suatu  sistem  berjalan tanpa terdapat tindakan penyimpangan”.
Prosedur pengendalian internal dijelaskan sebagai berikut: a.
Otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat Penetapan kebijakan bagi para pegawai untuk diikuti dan kemudian
memberdayakan  mereka  guna  melakukan  fungsi  organisasi  tertentu. Para  pegawai  yang  memproses  transaksi  harus  memverifikasi  adanya
otorisasi  yang  sesuai.  Para  auditor  meninjau  transaksi  untik memverifikasi  otorisasi  yang  tepat,  seperti  ketiadaan  transaski  yang
mengindikasikan sebuah masalah pengendalian yang mungkin terjadi. b.
Pemisahan tugas Pengendalian  internal  yang  baik  mensyaratkan  tidak  ada  satu
pegawai pun yang diberi terlalu banyak tanggung jawab atas transaksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau  proses  bisnis.  Hal  ini  untuk  menghindari  kecurangan  yang mungkin terjadi jika seorang pegawai mendapat tugas rangkap.
Terdapat  tiga  Pemisahan  fungsi  akuntansi  yaitu  pemisahan  fungsi otorisasi,  penyimpanan,  dan  pencatatan  guna  meminimalkan
kemampuan  pegawai  untuk  melakukan  penipuan.  Masing-masing fungsi telah memiliki tugas yaitu:
1 Fungsi  akuntansi  otorisasi  yaitu  menyetujui  transasksi  dan
keputusan. 2
Fungsi  akuntansi  pencatatan  yaitu  mempersiapkan  dokumen sumber  atau  memasukkan  data  ke  dalam  sistem  komputer;
memelihara  jurnal,  buku  besar,  file,  atau  database;  dan menyiapkan rekonsiliasi dan laporan kinerja.
3 Fungsi  akuntansi  penyimpanan  yaitu  menangani  kas,  peralatan,
persediaan,  atau  aktiva  tetap;  menerima  cek  pelanggan  yang datang; dan menulis cek.
c. Pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi perolehan
Pengendalian pengembangan sistem  yang penting meliputi  hal-hal sebagai berikut.
1 Sebuah komite pengarah memandu dan mengawasi pengembangan
dan akuisisi perolehan sistem informasi. 2
Sebuah  rencana  induk  strategis  dikembangan  dan  diperbaharui setiap  tahun  untuk  menyelaraskan  sistem  informasi  organisasi
dengan strategi bisnisnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Sebuah  rencana  pengembangan  proyek  menunjukkan  tugas  yang
dijalankan,  orang  yang  akan  menjalankannya,  biaya  proyek, tanggal  penyelesaian,  dan  tonggak  proyek  yaitu  poin  signifikansi
ketika  kemajuan  ditinjau  dan  waktu  penyelesaian  aktual  serta perkiraan dibandingkan.
4 Sebuah  jadwal  pengolahan  data  menunjukkan  kapan  setiap  tugas
seharusnya dijalankan. 5
Pengukuran  kinerja  sistem  meliputi  troughput  yaitu  jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah sistem selama periode waktu
tertentu, utilization yaitu persentase waktu penggunaan sistem, dan response  time  yaitu  lamanya  waktu  yang  diperlukan  sistem  untuk
merespon. 6
Sebuah  tinjauan  pasca-implementasi  dijalankan  setelah  sebuah proyek  pengembangan  diselesaikan  untuk  menentukan  apakah
manfaat antisipasi tercapai. d.
Mengubah pengendalian manajemen Sebuah  rencana  pengembangkan  dan  perbaharuan  dalam
menyelaraskan  sistem  informasi  organisasi  dengan  strategi  bisnisnya secara  berkala.  Hal  ini  digunakan  untuk  meningkatkan  pengawasan
terhadap karyawan seiring meningkatnya kemajuan teknologi. e.
Menggunakan dokumen dan catatan Desain dan penggunaan dokumen elektronik dan kertas yang sesuai
dapat membantu memastikan pencatatan yang akurat serta lengkap dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seluruh data transaksi yang relevan. Dokumen yang mengawali sebuah transaksi  harus  menyediakan  sebuah  ruang  untuk  otorisasi.  Dokumen
harus dinomori secara urut, sehingga masing-masing dapat dibukukan. f.
Pengamanan aset, catatan dan data Kecurangan terhadap aset, catatan dan data sangat mungkin terjadi
dalam perusahaan. Untuk menghindari kejahatan yang mungkin terjadi terhadap aset perusahaan perlu dilakukan beberapa pengamanan yaitu:
7 Menciptakan dan menegakkan kebijakan dan prosedur yang tepat.
8 Memelihara catatan akurat dari seluruh aset.
9 Membatasi akses terhadap aset.
10 Melindungi catatan dan dokumen.
g. Pengecekan kinerja yang independen
Pengecekan  kinerja  yang  independen,  dilakukan  oleh  seseorang tetapi  bukan  merupakan  orang  yang  melakukan  operasi  aslinya.
Tugasnya  membantu  memastikan  bahwa  transaksi  diproses  dengan tepat.
8. Pihak yang Bertanggung Jawab atas Pengendalian Internal
Menurut  Mulyadi  2016:  139 ,  “Jika  pengendalian  internal  akuntansi
dirancang  dan  diterapkan  dengan  baik  oleh  manajemen  di  dalam pengelolaan  maka  informasi  yang  disajikan  kepada  pihak  yang
berkepentingan terjamin ketelitian dan keandalannya.”
Pihak-pihak  yang  bertanggung  jawab atas pengendalian  internal  suatu entitas adalah sebagai berikut:
a. Manajemen Puncak
Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara  efektif  pengedalian  internal  organisasinya.  Dalam  hal  ini
manajer  puncak  bertanggung  jawab  untuk  mencipatakan  atmosfer pengendalian di tingkat puncak, agar kesadaran terhadap pengendalian
internal menjadi tumbuh diseluruh organisasi. b.
Dewan Komisaris dan Komite Audit Dewan  komisaris  bertanggung  jawab  untuk  menentukan  apakah
manajemen memenuhi
tanggung jawab
mereka dalam
mengembangkan  dan  nenyelenggarakan  pengendalian  internal. Sedangkan  fungsi  dari  komite  audit  berdampak  terhadap  auditor
diantaranya  ialah  menunjuk  auditor,  membicarakan  lingkup  audit dengan  auditor,  meminta  audit  melaporkan  hasil  auditnya,  dan
mereview  laporan  keuangan  dan  hasil  audit  yang  telah  dilakukan auditor.
c. Personel lain entitas
Personel ini memiliki peran dan tanggung jawab menyediakan dan menggunakan  informasi  yang  dihasilkan  pengendalian  internal  dan
harus mengkomunikasikannya dengan baik  agar  tidak timbul masalah karena ketidakpatuhan terhadap pengendalian internal.
d. Auditor Independen
Auditor  independen  sebagai  bagian  dari  prosedur  audit  namun tidak  dapat  diharapkan  dapat  menyatakan  pendapat  atas  efektifitas
pengendalian internal kliennya. e.
Pihak Eksternal Lain Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian internal
entitas  adalah  badan  pengatur  regulatory  body,  seperti  bank Indonesia  dan  bapepam.  Badan  ini  yang  mengatur  persyaratan
minimum pengendalian internal yang harus dipenuhi oleh suatu entitas dan memantau kepatuhan entitas terhadap persyaratan tersebut.
                