Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN
dijalankan oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini. Ada beberapa komponen yang menjadi bahan penelitian dalam pengambilan keputusan evaluasi.
a. Komponen pertama adalah fungsi yang terkait dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan kas Mendeskripsikan fungsi yang terkait dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Fungsi yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian
teori dengan praktik di lapangan meliputi Fungsi Kas, Fungsi Akuntansi, dan Fungsi Pemeriksaan Intern. Tabel perbandingan Fungsi
ditampilkan sebagai berikut. Tabel 3.1 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Fungsi yang
dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai
Tidak Sesuai
1 Fungsi Kas
2 Fungsi Akuntansi
3 Fungsi Pemeriksaan Intern
Sumber: Mulyadi 2016: 407
b. Komponen kedua adalah dokumen yang terkait dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan kas Mendeskripsikan dokumen yang terkait dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Fungsi yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian
teori dengan praktik di lapangan meliputi Dokumen Kuitansi, Pita Register Kas, dan Bukti Setor Bank. Berikut tabel perbandingan
dokumen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Dokumen yang digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien
Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai
Tidak Sesuai
1 Kuitansi
2 Pita Register Kas
3 Bukti Setor Bank
Sumber: Mulyadi 2016: 407
c. Komponen ketiga adalah catatan yang terkait dalam Sistem informasi
akuntansi Penerimaan Kas Mendeskripsikan catatan yang terkait dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Catatan yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian
teori dengan praktik di lapangan meliputi Jurnal Umum, Jurnal Penerimaan Kas, Buku Pembantu Piutang, dan Buku Besar. Tabel
perbandingan catatan ditampilkan seperti berikut. Tabel 3.3 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Catatan yang
digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai
Tidak Sesuai
1 Jurnal Umum
2 Jurnal Penerimaan Kas
3 Buku Pembantu Piutang
4 Buku Besar
Sumber: Mulyadi 2016: 391
d. Komponen keempat adalah jaringan prosedur yang terkait dalam sistem
informasi akuntansi penerimaan kas Mendeskripsikan jaringan prosedur yang terkait dalam sistem
informasi akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rumah Sakit Panti Rini. Jaringan prosedur yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan kajian teori dengan praktik di lapangan
meliputi Prosedur Penerimaan Kas, Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang, Prosedur Penyetoran Kas Ke Bank, dan Prosedur Pencatatan
Penerimaan Kas. Tabel perbandingan jaringan prosedur ditampilkan seperti berikut.
Tabel 3.4 Perbandingan antara teori dan praktik terkait Jaringan Prosedur yang dijalankan dalam Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai Tidak
Sesuai
1 Prosedur Penerimaan Kas
2 Prosedur Penerimaan Kas dari
Piutang 3
Prosedur Penyetoran Kas ke Bank 4
Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Sumber: Mulyadi 2016: 392
3. Evaluasi kesesuaian prosedur pengendalian internal penerimaan kas pasien
rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini berdasarkan kajian teori Mendeskripsikan pengendalian yang terkait dalam sistem informasi
akuntansi penerimaan kas pasien rawat inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini. Pengendalian internal yang diteliti dan dibandingkan berdasarkan
kajian teori dengan praktik di lapangan, hal ini untuk menentukan efektivitas dari sistem pengendalian internal penerimaan kas. Tabel
perbandingan Fungsi ditampilkan seperti berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Otorisasi Transaksi dan Aktivitas Yang Tepat
Tabel 3.5 Perbandingan antara teori dan praktik terkait otorisasi transaksi dan aktivitas yang tepat dalam Prosedur Pengendalian Internal
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai
Tidak Sesuai
1 Adanya penginisialisasian, dan
pemasukan sebuah kode otorisasi pada sebuah dokumen atau catatan.
2 Adanya penandatangan pada semua
dokumen atau catatan. 3
Terdapat struktur organiasi yang jelas dalam fungsi penerimaan kas.
Sumber: Marshall B. Romney 2014: 242
b. Pemisahan Tugas
Tabel 3.6 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pemisahan tugas dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pasien Rawat
Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai Tidak
Sesuai
1 Fungsi pencatatan terpisah dari
fungsi penyimpanan. 2
Fungsi penyimpanan terpisah dari fungsi otorisasi.
3 Fungsi otorisasi terpisah dari fungsi
pencatatan.
Sumber: Marshall B. Romney 2014: 242
c. Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi Perolehan
Tabel 3.7 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi dalam Prosedur Pengendalian Internal
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai
Tidak Sesuai
1 Adanya komite pengarahan, rencana
induk strategi, rencana pengembangan proyek, jadwal pengolahan data,
pengukuran kinerja sistem, dan tinjauan pasca-implementasi.
Sumber: Marshall B. Romney 2014: 246
d. Mengubah Pengendalian Manajemen
Tabel 3.8 Perbandingan antara teori dan praktik terkait mengubah pengendalian manajemen dalam Prosedur Pengendalian Internal
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai Tidak
Sesuai
1 Adanya pembaharuan sistem
mengikuti perkembangan teknologi.
2 Karyawan pada bagian penerimaan
kas mampu menguasai teknologi informasi.
Sumber: Marshall B. Romney 2014: 242
e. Penggunaan Dokumen dan Catatan
Tabel 3.9 Perbandingan antara teori dan praktik terkait penggunaan dokumen dan catatan dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan
Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai Tidak
Sesuai
1 Pencatatan dilakukan secara
terkomputerisasi. 2
Tiap dokumen menyediakan ruang untuk otorisasi.
3 Dalam dokumen terdapat sebuah
ruang untuk tanda tangan pihak penerima.
4 Dokumen dinomori secara urut,
sehingga masing-masing dapat dibukukan.
5 Jejak audit dalam penelusuran
transaksi individu melalui sistem, memperbaiki kesalahan, dan
memverifikasi output sistem.
Sumber: Marshall B. Romney 2014: 242
f. Pengamanan Aset, Catatan, dan Data
Tabel 3.10 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengamanan aset, catatan, dan data dalam Prosedur Pengendalian Internal Penerimaan
Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai Tidak
Sesuai
1 Menciptakan dan menegakkan
kebijakan dan prosedur yang tepat.
2 Memelihara catatan akurat dari
seluruh aset. 3
Membatasi akses terhadap aset. 4
Akses atas cek dan dokumen bank dibatasi ke personel berwenang.
Sumber: Marshall B. Romney 2014: 242
g. Pengecekan Kinerja yang Independen
Tabel 3.11 Perbandingan antara teori dan praktik terkait pengecekan kinerja yang independen dalam Prosedur Pengendalian Internal
Penerimaan Kas Pasien Rawat Inap Non BPJS Rumah Sakit Panti Rini
No. Teori
Praktik Sesuai Tidak
Sesuai
1 Manajer melakukan pengawasan
terhadap kinerja karyawan secara periodik.
2 Rekonsiliasi catatan yang dikelola
secara independen.
3 Terdapat orang kedua yang bertugas
meninjau pekerjaan orang pertama terhadap transaksi yang diproses.
Sumber: Marshall B. Romney 2014: 242
4. Pengujian efektivitas pengendalian internal penerimaan kas pasien rawat
inap non BPJS Rumah Sakit Panti Rini Dalam memahami tingkat efektivitas terhadap pengendalian internal
Rumah Sakit Panti Rini, perlu dilakukan pengujian menggunakan attribute sampling. Dengan melihat bahwa telah ditemukan adanya dokumen
pendukung yang tidak lengkap atas biaya kuitansi dari pasien rawat inap non BPJS maka peneliti menggunakan teknik Sample Size Attribute
Sampling sebagai teknik untuk meneliti tingkat efektivitas terhadap pengendalian internal. Prosedur yang digunakan yaitu:
a. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk pengujian efektivitas
pengendalian internal Attribute adalah karakteristik kualitatif dari suatu unsur yang
membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Teknik ini digunakan dalam pengujian pengendalian. Kegunaanya adalah untuk
memperkirakan tingkat penyimpangan dari pengendalian yang ditentukan dalam populasi. Attribute yang ditentukan adalah:
1 Kelengkapan dokumen transaksi. Dengan melihat adanya dokumen
pendukung kuitansi yang tidak lengkap selama menjalani observasi maka penting untuk mengetahui kelengkapan Kuitansi, dokumen
pendukung kuitansi, Pendapatan Uang Muka, Pendapatan Rawat Inap, Pendapatan Elektronik Debit Card, Pendapatan Macam-
Macam, Rekap Kuitansi Pasien Rawat Inap, Bukti Bank Masuk, Bukti Kas Masuk, dan Laporan Kas Harian pasien rawat inap.
2 Ketepatan atau ketelitian dalam pencatatan nominal transaksi.
Menurut Laura 2014, “Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang
diperlukan agar
kesimpulan cukup
dapat dipertanggung
jawabkan.” Sehingga agar seluruh dokumen penerimaan kas dapat dipercaya kebenarannya maka perlu diteliti
jumlah nominal atas pencatatan biaya tiap pasien dari dokumen pendukung kuitansi sampai dengan Laporan Kas Harian.
3 Adanya laporan pertanggungjawaban untuk pencatatan transaksi.
Laporan Kas Harian penting untuk diteliti karena sebagai bentuk pertanggung jawaban bagian kassa, bagian keuangan, dan bagian
akuntansi kepada manajer dan kepala bagian sebagai bukti kesesuaian antara pencatatan dengan kas fisik yang ada.
b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya
Saat melakukan pengujian atas tiga attribute tersebut, penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas penerimaan kas selama periode tahun
fiskal yaitu pada tanggal 1 Januari sampai 31 Desember. Maka populasi yang akan diambil sampelnya adalah seluruh kuitansi pasien rawat inap
non BPJS pada periode tahun 2014. Penentuan kuitansi sebagai populasi yang akan diambil sampelnya karena penggunaan kuitansi pada Rumah
Sakit Panti Rini merupakan ringkasan dari seluruh biaya perawatan pasien dan dokumen utama dalam pembuatan bukti kas masuk dan
laporan kas harian. Dengan melakukan penelitian menggunakan populasi ini maka penerimaan kas dari seluruh pasien rawat inap non
BPJS pada tahun 2014 dapat dijamin kebenarannya. c.
Penentuan besarnya sampel 1
Penentuan tingkat keandalan realibility level atau confidence level R
Menurut Haryono 2001, 403, “Untuk dapat menentukan suatu ukuran sampel bagian setiap atribut atau pengendalian yang akan
diuji, auditor harus merumuskan suatu nilai pada penetapan risiko pengendalian terlalu rendah”. Auditor bebas untuk menentukan
risiko pengendalian namun umumnya batasan kesalahan tidak melebihi dari 10. Tingkat keandalan ditentukan berdasarkan
indikator risiko transaksi, yang dijabarkan pada tabel berikut. Tabel 3.12 Indikator Menilai Kualitas Manajemen Risiko Transaksi
Indikator Kuat strong
Memuaskan satisfactory
Lemah weak Efektivitas
proses operasi, sistem
informasi, pengendalian
intern, dan cakupan audit.
Manajemen telah
mengimplemen- tasikan proses
operasi, sistem informasi,
pengendalian intern, dan
cakupan audit yang baik.
Proses operasi, sistem informasi,
pengendalian intern, dan
cakupan audit yang ada cukup
memuaskan walaupun
terdapat sedikit kelemahan.
Terdapat kekurangan
yang signifikan dalam proses
operasi, sistem informasi,
pengendalian intern, dan
cakupan audit.
Sumber: Robert 2005: 270
Berdasarkan indikator tersebut peneliti menentukan risiko kesalahan 1 sebagai indikator kuat, 5 sebagai indikator
memuaskan, dan 10 sebagai indikator lemah. Berdasarkan indikator tersebut peneliti menentukan risiko kesalahan sebesar 5
sebagai indikator memuaskan. Hal ini karena pada saat observasi peneliti menemukan adanya dokumen yang tidak lengkap tapi belum
menemukan kesalahan pada pencatatan dokumen transaksi. Dengan demikian peneliti memilih confidence level R sebesar 95
mempercayai pengendalian internal yang efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Rumus Slovin dalam perhitungan jumlah sampel
Setelah mengetahui besarnya risiko kesalahan maka sudah dapat dihitung banyaknya sampel menggunakan rumus Slovin. Berikut ini
perhitungannya:
Keterangan: n
= ukuran sampel N
= ukuran populasi e
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir
3 Penentuan Desired Upper Precision Limit DUPL
Desired Upper Precision Limit merupakan batas ketepatan atas yang diharapkan. DUPL nantinya digunakan sebagai patokan
penentu tingkat efektivitas pengendalian internal. d.
Penentuan sampel dari seluruh anggota populasi Sampel yang telah terpilih dari populasi selanjutnya dipilih secara
acak. Sampel yang diambil adalah 344 kuitansi selama tahun 2014. Berdasarkan Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
17PJ2009 tentang Prosedur Penerapan Teknik Sampling dalam Rangka Pelaksanaan Pemeriksaan Bagi Pengusaha Kena Pajak dengan Risiko
Sangat Rendah. Maka penentuan sampel dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Sortir data populasi berdasarkan nomor kuitansi secara ascending
dari kecil ke besar. 2
Ambil Median dari data yang ada dan dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang berada di atas
median dan kelompok yang kedua adalah kelompok yang berada di bawah median. Dengan menggunakan Microsoft Excel kita bisa
menggunakan formula =MEDIANcell:cell 3
Dengan menggunakan Microsoft Excel tambahkan kolom disamping kolom Nomor Kuitansi untuk memasukkan formula =RAND,
kemudian copy formula tersebut ke seluruh cell. Setelah menggunakan Random Sampling, seluruh Nomor Kuitansi telah
mempunyai nilai random masing-masing. 4
Agar nilai random tersebut tidak berubah-ubah pada masing-masing kelompok, maka setelah meng-copy nilai random tersebut
selanjutnya dilakukan paste special dan pilih values. 5
Lakukan sort ascending pada kolom nilai random masing-masing kelompok. Jumlah sampel yang diambil dari masing-masing
kelompok ditentukan secara proporsional dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
e. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas unsur
pengendalian internal Melakukan pengujian jumlah kesalahan terhadap ketiga attribute
sample yang telah ditentukan sebelumnya menggunakan tabel Number of Observed Occurrence, Upper Precision Limit: Percent Rate of
Occurrence sebesar 95. Setelah mengetahui Achieved Upper Precision Level AUPL pada tiap attribute sample maka dapat
dibandingkan dengan Desired Upper Precision Limit DUPL sebagai batasan terhadap tingkat efektivitas dari tiap attribute sample. Berikut
ini tabel penentu persentase jumlah kesalahan yang terjadi: Tabel 3.13 Penentuan Jumlah Kesalahan yang Terjadi pada Attribute Sample
Sumber: Mulyadi 1992: 170
Number of Observed Occurrence Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurrence
SS 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 12
14 16
18 20
25 30
35 40
10 1
20 1
2 3
30 1
2 3
4 5
7 40
1 2
3 5
6 8
10 50
1 2
3 4
5 7
9 11
13 60
1 2
3 4
5 6
9 11
14 17
70 1
2 3
4 5
7 8
11 14
17 20
80 1
2 3
4 5
7 8
9 13
16 20
24 90
1 2
3 4
5 6
8 9
11 15
19 23
27 100
1 2
3 4
6 8
9 11
13 17
22 26
31 120
1 2
3 4
5 6
7 9
11 13
15 17
23 29
34 40
140 1
2 3
4 5
6 7
9 11
13 16
18 21
27 34
41 48
160 1
2 4
5 6
8 9
10 13
16 19
22 25
32 40
47 55
180 2
3 4
6 7
9 10
12 15
18 22
25 28
27 45
54 63
200 1
2 4
5 7
8 10
12 14
17 21
24 28
32 41
51 60
70 220
1 2
4 6
8 10
12 13
15 19
23 27
31 35
46 56
67 78
240 1
3 5
7 9
11 13
15 17
21 26
30 35
39 50
62 74
85 260
1 3
5 8
10 12
14 17
19 24
28 33
38 43
55 68
80 93
280 2
4 6
8 11
13 16
18 21
26 31
36 41
46 60
73 87
101 300
2 4
7 9
12 14
17 20
22 28
33 39
45 50
64 79
93 108
320 2
5 7
10 13
16 18
21 24
30 36
42 48
54 69
85 100
116 340
2 5
8 11
14 17
20 23
26 32
38 45
51 58
74 90
107 123
360 3
6 9
12 15
18 21
25 28
34 41
48 55
61 79
96 113
131 380
3 6
9 13
16 19
23 26
30 37
44 51
58 65
83 102
120 139
400 1
4 7
10 14
17 21
24 28
31 39
46 54
61 69
88 107
127 146
f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute sample
Dalam menyimpulkan efektivitas dari pengendalian sistem yang telah dijalankan terdapat kriteria yang menjadi dasar penilaian atas
attribute sample yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Efektivitas dalam Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal
Perbandingan AUPL dengan DUPL Kesimpulan
AUPL lebih kecil daripada DUPL AUPL DUPL Efektif
AUPL sama dengan DUPL AUPL = DUPL Efektif
AUPL lebih besar daripada DUPL AUPL DUPL Tidak Efektif
Sumber: Mulyadi 2002: 172
52