B. Validasi Model Kalibrasi Multivariat Partial Least Square PLS
Terjadinya  over-fitting  merupakan  halangan  yang  mungkin  terjadi  pada suatu  pembuatan  model  kalibrasi  partial  least  square  PLS.  Over-fitting
merupakan  keadaan  model  yang  nampak  sempurna  dengan  nilai  korelasi  yang tinggi dan kesalahan yang kecil, namun tidak mampu memberikan hasil yang baik
pada  kelompok  data  yang  berbeda  Faber  and  Rajko,  2007.  Dengan  kata  lain, model  kalibrasi  yang  over-fitting  merupakan  model  kalibrasi  yang  nampak
sempurna  namun  data  dalam  pembuatan  model  tidak  seluruhnya  representatif terhadap populasi data. Over-fitting dapat diatasi dengan melakukan proses validasi
silang cross-validation dan salah satu jenis validasi silang adalah leave-one-out. Metode  validasi  cross-validation  adalah  metode  yang  memisahkan  populasi  data
menjadi  dua  kelompok  data.  Kelompok  data  pertama  berperan  sebagai  model kalibrasi PLS yang akan dipergunakan untuk mengkoreksi kelompok data kedua.
Untuk leave-one-out, salah satu data dikeluarkan dari populasi yang nantinya akan dikoreksi.  Proses  leave-one-out  terjadi  terus  menerus  sampai  semua  data
mengalami  proses  yang  sama.  Prosedur  ini  memungkinkan  adanya  pemerataan perlakuan  terhadap  keseluruhan  populasi  data.  Proses  cross-validation
menghasilkan nilai PRESS predicted error sum of square menunjukkan kesalahan prediksi yang terjadi selama proses leave-one-out.
Validasi  untuk  model  kalibrasi  multivariat  dilakukan  dengan  menghitung nilai RMSECV root mean square error of calibration validation, RMSECP root
mean square oerror of calibration prediction, dan menghitung nilai R
2
dari hasil penerapan model PLS cross validation dan validasi internal Tabel IV dan Tabel
V. Nilai PRESS merupakan kesalahan prediksi yang mungkin terjadi saat proses leave-one-out  sehingga  model  kalibrasi  yang  baik  ditunjukkan  dengan  nilai
kesalahan yang kecil.
Tabel  IV.  Evaluasi  nilai  sebenarnya  dan  terhitung  hasil  kalibrasi  PLS  dari calibration  set  yang  mengandung  parasetamol  PCT  dan
propifenazon PPZ  validasi silang
cross validation  pada panjang gelombang 220
– 310 nm.
Nomor Campuran
Konsentrasi µgmL PCT
PPZ Sebenarnya
Terhitung Sebenarnya
Terhitung 1
4,59923 4,59133
4,77883 4,86036
2 6,19954
6,25355 3,22254
3,29549 3
5,90135 5,85821
2,10841 2,11580
4 7,09683
7,17165 2,79615
2,83061 5
6,59580 6,62938
2,40815 2,41408
6 3,50336
3,46906 3,71317
3,58343 7
7,40558 7,55815
3,28641 3,28615
8 5,50855
5,49268 2,66386
2,55679 9
7,59546 7,56259
2,51307 2,54287
10 4,49177
4,33013 4,62123
4,59725 11
4,50431 4,70494
4,12715 4,15553
12 4,00106
3,83181 1,96686
1,93820 13
3,79882 3,73688
4,39440 4,43945
14 5,79418
5,79628 3,54164
3,57541 15
8,10071 7,97535
2,52987 2,53176
16 3,19245
3,14689 3,59519
3,58348 17
4,89757 5,05211
2,71188 2,76029
18 5,80602
5,89842 4,31184
4,38921 19
8,69893 8,56349
3,74920 3,63162
20 4,60848
4,59006 3,96016
3,87003 Persamaan :
y = 1,0022x – 0,0166
y = 1,0069x – 0,0253
R
2
0,9958 0,9946
RMSEC 0,1027
0,0782 PRESS
0,2112 0,1225
Tabel  IV  merupakan  hasil  pengolahan  data  yang  diperoleh  dari  model kalibrasi PLS yang telah mengalami proses cross-validation. Nilai sebenarnya dari
Tabel IV merupakan nilai konsentrasi yang diperoleh dari pembuatan model PLS
sebelumnya,  sementara  itu  nilai  terhitung  diperoleh  dari  nilai  prediksi  yang dilakukan pada proses leave-one-out.
Diperoleh persamaan linier hubungan nilai sebenarnya dan nilai terhitung untuk  parasetamol  y=1,0022x-0,0166  dengan  nilai  R
2
-PCT  sebesar  0,9958,  nilai RMSEC-PCT  sebesar  0,1027  serta  nilai  PRESS-PCT  sebesar  0,2112.  Untuk
propifenazon  memiliki  persamaan  linier  y=1,0069x-0,0253  dengan  nilai  R
2
-PPZ sebesar 0,9946, nilai RMSEC-PPZ sebesar 0,1027 serta nilain PRESS-PPZ sebesar
0,1225. Perlu  diketahui,  metode  kalibrasi  partial  least  square  PLS  merupakan
metode  yang  dalam  pembuatan  model  kalibrasinya  berfokus  pada  data  yang memiliki  karakteristik  koolinieritas  tinggi  Geladi  dan  Kowalski,  1986.  Hal  ini
mengakibatkan  adanya  kemungkinan  terjadinya  overfitting  pada  model  kalibrasi sehingga  perlu  dilakukan  proses  validasi  internal.  Model  kalibrasi  yang  telah
melewat proses validasi internal merupakan model yang dianggap telah mewakili data  secara  keseluruhan,  oleh  karena  itu  model  pada  tahap  ini  digunakan  untuk
proses penetapan kadar sampel. Proses validasi internal telah berhasil dilakukkan dengan  hasil  yang  dapat  dilihat  pada  Tabel  IV  dan  digambarkan  dengan  kurva
hubungan  antara  nilai  sebenarnya  dan  nilai  terhitung  untuk  kedua  senyawa  bisa dilihat pada gambar 8 dan gambar 9.
Gambar 8.  Kurva hubungan nilai Sebenarnya dengan nilai terhitung pada model  kalibrasi  multivariat  PLS  parasetamol  yang  telah
tervalidasi
cross validation leave-one-out.
Gambar 9.  Kurva hubungan nilai Sebenarnya dengan nilai terhitung pada model  kalibrasi  multivariat  PLS  propifenazon  yang  telah
tervalidasi
cross validation leave-one-out.
Gambar  8  dan  9  merupakan  bentuk  visual  dari  Tabel  IV  untuk  senyawa parasetamol. Diperoleh garis lurus yang menunjukkan adanya hubungan yang baik
y = 1.0022x - 0.0166 R² = 0.9958
0.00000
2.00000
4.00000 6.00000
8.00000 10.00000
0.00000 2.00000
4.00000 6.00000
8.00000 10.00000
Kurva Hubungan Nilai Sebenarnya vs Terhitung Model PLS Parasetamol Cross-
Validation
y = 1.0069x - 0.0253 R² = 0.9946
0.00000 1.00000
2.00000 3.00000
4.00000 5.00000
6.00000
0.00000 1.00000
2.00000 3.00000
4.00000 5.00000
6.00000
Kurva Hubungan Nilai Sebenarnya vs Terhitung Model PLS Profipenazon Cross-
Validation
antara  nilai  sebenarnya  dan  nilai  terhitung  meskipun  garis  tidak  melewati keseluruhan titik secara sempura.
Selain  melakukan  validasi  internal,  juga  dilakukan  validasi  eksternal dengan menetapkan konsentrasi 10 larutan validasi dengan hasil yang dapat dilihat
pada Tabel V. Nilai sebenarnya merupakan nilai yang dibuat pada proses penentuan konsentrasi  lauran,  sementara  itu  nilai  terhitung  merupakan  nilai  yang  diperoleh
dari  penetapan  konsentrasi  larutan  dengan  koefisien  model  kalibrasi  yang  telah melewati proses validasi internal Lampiran 11. Validasi eksternal bertujuan untuk
mengetahui kemampuan prediksi dari keseluruhan model kalibrasi multivariat PLS dengan  menetapkan  konsentrasi  larutan  yang  telah  diketahui.  Dalam  hal  ini,
penetapan  kadar  dilakukan  dengan  memperlakukan  20  calibration  set  sebagai model  kalibrasi  dan  10  validation  set  sebagai  sampel  validasi  dengan  hasil  yang
tertera pada Tabel V.
Tabel V. Evaluasi nilai sebenarnya dan terhitung hasil kalibrasi PLS dari 10 larutan
validation  set  yang  mengandung  parasetamol  PCT  dan propifenazon PPZ.
No PCT
PPZ Sebenarnya
Terhitung Sebenarnya
Terhitung 1
6,9 6,870302
3,9 3,934337
2 6,1
6,181929 2,2
2,260078 3
6,5 6,790661
3,3 3,384502
4 7,3
7,358271 3,1
3,055978 5
6,7 6,728688
4,6 4,603562
6 3,4
3,376150 2,5
2,421000 7
4,1 4,201722
2,6 2,668312
8 7,1
7,247233 3,6
3,774002 9
4,8 4,901076
2,4 2,303021
10 6,6
6,433702 3,5
3,438472 Persamaan :
y=1.0037x + 0,0369 y = 1.0248x
– 0,0644 R2
0,9922 0,9886
RMSECP 0,3813
0,2509
Data  yang  diperoleh  dari  Tabel  V  menjelaskan  kemampuan  prediksi  dari model kalibrasi PLS yang diperoleh setelah tahap cross validation leave-one-out.
Kemampuan  prediksi  yang  masih  dapat  diterima  pada  validasi  eksternal  terlihat dengan nilai R
2
yang diperoleh untuk parasetamol dan propifenazon sebesar 0,9922 dan  propifenazon  senilai  0,9886  serta  nilai  RMSECP  parasetamol  0,3813  dan
propifenazon 0,2509. Korelasi antara nilai sebenarnya dan terhitung pada Tabel V bisa  diamati  secara  visual  pada  gambar  10  dan  11.  Secara  visual  digambarkan
hubungan yang baik dari nilai sebenarnya dan nilai terhitung pada proses validasi internal dengan adanya garis lurus yang berada tidak jauh dari sekitaran titik dan
ada beberapa titik yang tepat dilewati garis.
Gambar 10.  Kurva hubungan nilai sebenarnya dengan nilai terhitung pada model kalibrasi multivariat PLS parasetamol validasi eksternal.
y = 1.0037x + 0.0369 R² = 0.9922
1 2
3 4
5 6
7 8
1 2
3 4
5 6
7 8
Kurva Hubungan Nilai Sebenarnya vs Terhitung Model PLS Parasetamol Validasi
eksternal
Gambar 11.  Kurva hubungan nilai sebenarnya dengan nilai terhitung pada model  kalibrasi  multivariat  PLS  propifenazon  validasi
eksternal.
Rekapitulasi  dari  proses  optimasi  dan  validasi  bisa  dilihat  pada  Tabel  VI
sehingga dapat  dilihat kemampuan prediksi dari  model kalibrasi  multivariat  PLS untuk analisis senyawa parasetamol dan propifenazon secara keseluruhan.
Tabel VI.  Rekapitulasi parameter validasi metode spektrofotometri UV- PLS
Tahapan Parameter
PCT PPZ
Kalibarasi R
2
0,9999 0,9999
a 0,0002
0,0001 b
0,9999 1
RMSEC 0,0043
0,0031 Validasi
Internal R
2
0,9958 0,9946
a 0,0166
0,0253 b
1,0022 1,0069
PRESS 0,2112
0,1225 RMSECV
0,1027 0,0782
Validasi Eksternal
R
2
0,9922 0,9886
a 0,0369
0,0644 b
1,0037 1,0248
RMSECP 0,3813
0,2509
Presisi dan akurasi model yang baik dapat terlihat berdasarkan rekapitulasi pada Tabel VI di atas. Akurasi yang baik pada suatu pemodelan ditunjukkan dengan
y = 1.0248x - 0.0644
R² = 0.9886
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5
Kurva Hubungan Nilai Sebenarnya vs Terhitung Model PLS Profipenazon Validasi
eksternal
nilai R
2
yang mendekati 1. Untuk model kalibrasi diperoleh R
2
yang mendekati nilai 1.  Presisi  ditunjukkan  dengan  nilai  RMSEC,  RMSECV,RMSECP,  dan  PRESS.
Nilai RMSEC, RMSECV, RMSECP, dan PRESS merupakan nilai simpangan atau kesalahan model sehingga nilai yang baik adalah nilai yang mendekati 0. Dengan
demikian metode kalibrasi multivariat memiliki akurasi dan presisi yang baik dan ini siap digunakan untuk tahap penetapan kadar sampel.
C. Penetapan Kadar Sediaan Tablet Farmasi Parasetamol dan Profpenazon