Jenis dan Rancangan Penelitian Bahan Alat Tata Cara Penelitian

22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. Jenis penelitian non eksperimental karena tidak ada perlakuan terhadap subjek penelitian. Rancangan penelitian deskripstif karena penelitian hanya mendeskripsikan keadaan yang ada.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas Variabel bebas dari penelitian ini adalah variasi konsentrasi larutan campuran senyawa parasetamol dan propifenazon. b. Variable Tergantung Variabel tergantung dari penelitian ini adalah konsentrasi sampel parasetamol dan propifenazon. c. Variabel Pengacau Variabel pengacau dari penelitian ini adalah pengukuran data absorbansi yang tidak informatif. Dikendalikan dengan pemusatan pengukuran pada panjang tertentu.

2. Definisi Oprasional

a. Cross validation atau validasi silang merupakan tahapan validasi internal. b. Leave-one-out merupakan bagian dari tahap cross validation. c. R-sq atau R 2 merupakan koefisien determinasi yang menggambarkan kemampuan nilai konsentrasi dalam menjelaskan hubungan terhadap nilai terhitung. d. RMSE root mean square of error merupakan simpangan dari sebuah pemodelan yang menjelaskan seberapa mungkin suatu model kalibrasi melakukan kesalaan dalam memprediksikan sampel. e. PRESS predicted error sum of square merupakan nilai kesalahan yang dilakukan saat prediksi sampel oleh model kalibrasi dalam proses cross validation leave-one-out. f. Calibration set atau kelompok larutan validasi internal merupakan 20 larutan kalibrasi yang digunakan untuk pembuatan model kalibrasi multivariat partial least square PLS untuk senyawa parasetamol dan propifenazon. g. Validation set atau kelompok larutan validdasi eksternal merupakan 10 larutan validasi yang digunakan pada tahap validasi eksternal. h. Overlapping merupakan keadaan spektra yang tumpang tindih dalam campuran senyawa. i. Overfitting merupakan keadaan model tampak sempurna namun tidak mewakili populasi data secara keseluruhan.

C. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar kerja parasetamol yang diperoleh dari PT. Combiphar Indonesia serta propifenazon diperoleh dari PT. Konimex Indonesia dengan certificate of analysis dilihap pada lampiran 1-2, akuabidestilata, metanol teknis, sediaan tablet obat sakit kepala dengan merk paten produksi perusahaan farmasi Indonesia dibeli dari apotek di Yogyakarta. Komposisi zat aktif pada sediaan farmasi tersebut adalah parasetamol 300 mg dan propifenazon 200 mg, kertas saring.

D. Alat

Spektrofotometer uvvis Shimadzu tipe UV-1800 dengan kuvet kwarsa merk Hellma®, alat ultrasonikasi, timbangan analitik Ohauss tipe PAJ1003 dengan kepekaan 0,1 mg maksimal 120 gram, minimal 0,001 gram, pipet mikro dengan skala 20- 200 L merk Socorez®, stamper dan mortir serta gelas-gelas yang lazim digunakan dalam laboratorium analisis kimia yang terdapat di laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan larutan dan pengamatan spektra pada panjang gelombang 220-400 nm untuk parasetamol, propifenazon dan campuran senyawa dengan. a. Standar parasetamol dan propifenazon masing-masing ditimbang seksama ± 50 mg dan dimasukkan dalam labu takar 100 mL, dilarutkan dengan sebagian pelarut akuabidestilata, diultrasonikasi selama 15 menit, dan diencerkan dengan pelarut sampai batas tanda larutan stok standar konsentrasi 500 gmL. b. Pengamatan spektra parasetamol, propifenazon, dan campuran kedua senyawa dilakukan dengan dilarutkan baku standar parasetamol dan propifenazon hingga konsentrasi 5 gmL dan dilakukan pengukuran spektra pada panjang gelombang 220-400 nm. 2. Pemilihan rentang panjang gelombang dan interval pengukuran calibration set dengan spektrofotometri UV. a. Dilihat hasil pengamatan spektra campuran parasetamol dan propifenazon. Rentang panjang gelombang pengukuran dipilih berdasarkan spektra dari campuran senyawa mulai memberikan serapan hingga spektra menunjukkan serapan mendekati nilai 0. b. Dari hasil pengamatan spektra campuran parasetamol dan propifenazon dipilih rentang panjang gelombang pengukuran 220-310 nm. Interval pengukuran 2 nm dipilih agar diperoleh data yang tidak terlalu banyak namun tetap berdekatan satu dengan yang lainnya. 3. Pembuatan dan penggukuran larutan calibration set pada panjang gelombang 220-310 nm dengan interval pengukuran 2 nm. a. Dilakkukan pembuatan larutan intermediet dengan mengencerkan masing- masing larutan baku standar larutan baku standar dibuat pada proses 1.a hingga konsentrasi 100 gmL dengan pelarut akuabidestilata. Diambil 5,0 mL larutan stok parasetamol dilarutkan ke dalam labu takar 25 mL, diencerkan dengan pelarut akuabidestilata sampai batas tanda. Diambil 5,0 mL larutan stok propifenazon dilarutkan dalam labu takar 25 mL, dan diencerkan dengan pelarut akuabidestilata sampai batas tanda. Diperoleh larutan intermediet parasetamol dan propifenazon dengan konsentrasi 100 gmL. b. Dibuat larutan model kalibrasi, dengan cara: setiap larutan standar intermediet dipipet sejumlah tertentu, dimasukkan dalam labu takar 10 mL dan diencerkan dengan pelarut akuabidestilata hingga diperoleh kadar sesuai Tabel I untuk set kalibrasi. Tabel I. Komposisi campuran sintetik parasetamol PCT dan propifenazon PPZ untuk model kalibrasi multivariat PLS. No PCT gmL PPZ gmL No PCT gmL PPZ gmL 1 4,6 4,8 11 4,5 4,1 2 6,2 3,2 12 4,0 2,0 3 5,9 2,1 13 3,8 4,4 4 7,1 2,8 14 5,8 3,5 5 6,6 2,4 15 8,1 2,5 6 3,5 3,7 16 3,2 3,6 7 7,4 3,3 17 4,9 2,7 8 5,5 2,7 18 5,8 4,3 9 7,6 2,5 19 8,7 3,8 10 4,5 4,6 20 4,6 4,0 Konsentrasi dibuat berdasarkan bilangan acak sesuai dengan nilai perbandingan kekuatan senyawa dalam tablet dengan menggunakan kertas kerja perangkan lunak Microsoft Excel 2013. c. Setiap larutan 3.c diukur dengan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 220-310 nm dengan interval pengukuran 2 nm sehingga diperoleh serangkaian data absorbansi calibration set. 4. Pembuatan dan penggukuran larutan validation set pada panjang gelombang 220-310 nm dengan interval pengukuran 2 nm. a. Masing-masing standar parasetamol dan propifenazon ditimbang seksama ± 50 mg dan dimasukkan dalam labu takar 100 mL, dilarutkan dengan sebagian pelarut akuabidestilata, diultrasonikasi selama 15 menit, dan diencerkan dengan pelarut sampai batas tanda larutan stok standar validasi konsentrasi 500 gmL. b. Dilakkukan pembuatan larutan intermediet validasi dengan mengencerkan masing- masing larutan baku standar validasi hingga konsentrasi 100 gmL dengan pelarut akuabidestilata. Diambil 5,0 mL larutan stok parasetamol dilarutkan ke dalam labu takar 25 mL, diencerkan dengan pelarut akuabidestilata sampai batas tanda. Diambil 5,0 mL larutan stok propifenazon dilarutkan dalam labu takar 25 mL, dan diencerkan dengan pelarut akuabidestilata sampai batas tanda. Diperoleh larutan intermediet parasetamol dan propifenazon dengan konsentrasi 100 gmL. c. Dibuat larutan validation set, dengan cara: setiap larutan standar intermediet validasi dipipet sejumlah tertentu, dimasukkan dalam labu takar 10 mL dan diencerkan dengan pelarut akuabidestilata hingga diperoleh kadar sesuai Tabel II untuk set kalibrasi. Tabel II. Komposisi campuran sintetik parasetamol PCT dan propifenazon PPZ untuk validation set. No Senyawa PCT gmL PPZ gmL 1 6,9 3,9 2 6,1 2,2 3 6,5 3,3 4 7,3 3,1 5 6,7 4,6 6 3,4 2,5 7 4,1 2,7 8 7,1 3,6 9 4,8 2,4 10 6,6 3,5 Konsentrasi dibuat berdasarkan bilangan acak sesuai dengan nilai perbandingan kekuatan senyawa dalam tablet dengan menggunakan kertas kerja perangkan lunak Microsoft Excel 2013. d. Setiap larutan 4.c diukur dengan spektrofotometri UV pada panjang gelombang 220-310 nm dengan interval pengukuran 2 nm sehingga diperoleh serangkaian data absorbansi validation set. 5. Pembuatan dan pengukuran larutan sampel pada panjang gelombang 220-310 nm dengan interval pengukuran 2 nm. a. Ditimbang 20 sampel tablet secara seksama, lalu dicatat bobot setiap tablet, kemudian dilakukan pengujian keseragaman bobot tablet, digerus sampai homogen. b. Ditimbang seksama serbuk dengan jumlah tertentu yang setara dengan 30 mg parasetamol dan 20 mg propifenazon larutkan dalam labu takar 100 mL, dilarutkan dalam sebagian pelarut akuabidestilata, lalu diultrasonikasi selama 15 menit, dan diencerkan dengan pelarut sampai batas tanda. Sebagian larutan disaring dengan penyaring Whatman ke dalam gelas beker. c. Dari larutan yang telah disaring, dipipet sebanyak 5,0 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL, kemudian ditambahkan pelarut sampai batas tanda. d. Dari larutan c tersebut dipipet sebanyak 5,0 mL dan dimasukkan dalam labu takar 25 mL, kemudian ditambahkan pelarut sampai batas tanda. e. Tahap b hingga d dilakukan sebanyak enam kali untuk memperoleh replikasi sebanyak 6 sampel replikasi. Konsentrasi sampel dihitung dengan model kalibrasi multivariat partial least square PLS. f. Larutan sampel yang diperoleh dari tahap f diukur absorbansi pada panjang gelombang 220-310 nm dengan interval pengukuran 2 nm. 6. Pengolahan data statistik dengan partial least square PLS dengan perangkat lunak Minitab 16. a. Model Kalibrasi Partial Least Square PLS. 1 Data konsentrasi dan absorbansi set kalibrasi yang diperoleh dari proses 2.d dilampirkan dalam kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel 2013. 2 Perangkat lunak Minitab 16 dibuka, kemudian data set kalibrasi dipindahkan dengan fungsi copy-paste dari perangkat lunak Microsoft Excel 2013 ke dalam kertas kerja perangkat lunak Minitab 16. 3 Pengolahan data statistik partial least square PLS dengan menggunakan pilihan Stat pada panel kerja, kemudian dipilih regression partial least square. 4 Untuk pembuatan model PLS parasetamol, kolom responses dipilih variabel konsentrasi PCT dan kolom model dipilih variabel absorbansi dengan panjang gelombang 220-310 nm. 5 Untuk pembuatan model PLS propifenazon, kolom responses dipilih variabel konsentrasi PPZ dan kolom model dipilih variabel absorbansi dengan panjang gelombang 210-310 nm. 6 Diperoleh nilai terhitung dan sebenarnya dari model kalibrasi multivariat PLS parasetamol dan propifenazon, nilai tersebut kemudian dipindahkan ke dalam kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel 2013 dengan fungsi copy-paste. 7 Kemampuan prediksi model dievaluasi dengan dicari nilai R 2 dan nilai RMSEC dengan dibuat hubungan linier antara konsentrasi dan absorbansi. Diperoleh nilai R 2 serta persamaan linier y=bx+a. Persamaan linier dipakai untuk menentukan nilai RMSEC. b. Validasi Internal Cross Validation Leave-one-out 1 Data dipindahkan dari kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel 13 dengan menggunakan fungsi copy-paste ke dalam kertas kerja perangkat lunak Minitab 16. 2 Dipilih model kalibrasi PLS dengan menekan pilihan stat pada panel kerja, kemudian dipilih regression partial least square. 3 Untuk validasi parasetamol, kolom responses dipilih variabel konsentrasi PCT dan kolom model dipilih variabel absorbansi dengan panjang gelombang 210-320 nm. Kemudian tekan tombol option yang selanjutnya dipilih tahap leave-one-out. 4 Untuk validasi propifenazon, kolom response dipilih variabel konsentrasi PPZ dan kolom model dipilih variabel absorbansi dengan panjang gelombang 210-320 nm. Kemudian tekan tombol option yang selanjutnya dipilih tahap leave-one-out. 5 Diperoleh nilai sebenarnya dan nilai terhitung, serta nilai PRESS dari tahap validasi internal yang selanjutnya dipindahkan ke dalam kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel 2013 dengan fungsi copy-paste. 6 Akurasi dan Presisi model kalibrasi dievaluasi dari nilai R 2 dan nilai RMSECV dengan membuat hubungan linier antara nilai sebenarnya dan nilai terhitung. Diperoleh persamaan linear y=bx+a yang akan dipergunakan untuk memperoleh nilai RMSECV.

F. Analisis Data