33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Optimasi Kalibrasi Multivariat Menggunakan Partial Least Square
PLS
Permasalahan  dalam  analisis  senyawa  multikomponen  secara  simultan dengan menggunakan metode spektrofotometri adalah overlapping spektra antara
satu  senyawa dan senyawa lainnya.  Overlapping terjadi pada senyawa campuran parasetamol PCT dan propifenazon PPZ yang ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 5. Overlay spektra uv parasetamol PCT, propifenazon PPZ, dan
campuran kedua senyawa pada konsentrasi 5 µgmL, yang diukur
pada λ 200 – 400 nm.
Analisis  masing-masing  komponen  senyawa  dalam  campuran  yang mempunyai  spektra  overlapping  hanya  dapat  diatasi  dengan  metode  pemisahan
secara  kromatografi  atau  metode  spektrofotometri  yang  dikombinasikan  dengan kalibrasi multivariat. Permasalahan overlapping pada senyawa PCT dan PPZ dapat
diatasi  dengan  adanya  kombinasi  antara  spektrofotometry  UV  dengan kemometrika.
Campuran PCT  PPZ
PCT PPZ
Metode  kemometrika  yang  dipilih  dalam  penelitian  ini  adalah  kalibrasi multivariat  partial  least  square  PLS.  PLS  memiliki  keunggulan  dalam
menghasilkan model kalibrasi dengan kemampuan tinggi untuk jumlah data yang banyak.  Pembuatan  model  PLS  menggunakan  20  larutan  calibration  set  yang
dibuat  berdasarkan  nilai  acak,  bisa  dilihat  pada  Tabel  I.  Bilangan  acak  dibuat dengan menggunakan kertas kerja perangkat lunak Microsoft Excel 2013 dengan
memanfaatkan  fungsi  =RANDperbandingan  kekuatan  senyawa.  20  larutan calibration set diukur menggunakan spektrofotometri UV pada panjang gelombang
220-310 nm dengan interval pengukuran sebesar 2 nm menghasilkan serangkaian data  absobansi  Lampiran  5.  Menurut    El  Gindy  2006,  pemilihan  panjang
gelombang pada PLS sangat diperlukan supaya kinerja model dapat optimum. Pemusatan  pengukuran  pada  panjang  gelombang  220-310  nm  bertujuan
untuk mengurangi sebagian data yang mungkin bersifat tidak informatif dan dapat mengganggu dalam proses pengolahan data. Pemilihan panjang gelombang dalam
pengukuran calibration set bertujuan untuk mendapatkan model kalibrasi dengan kemampuan prediksi yang optimum.
Data  absorbansi  dari  calibration  set  Lampiran  5  diolah  menggunakan software  Minitab®  16.0  dan  menghasilkan  model  kalibrasi  Lampiran  6  dan  7
dengan hasil prediksi yang bisa dilihat Tabel III. Evaluasi kebaikan model kalibrasi bisa ditinjau dari nilai koefisien determinasi R
2
, nilai RMSEC root mean square error of calibration, RMSECP root mean square error of calibration prediction,
RMSECV root mean square error of calibration validation  Danzer, 2004.
Tabel  III.  Evaluasi  nilai  sebenarnya  dan terhitung  hasil  kalibrasi PLS  dari calibration  set  yang  mengandung  parasetamol  PCT  dan
propifenazon  PPZ  tanpa  validasi  silang
cross  validation    pada panjang gelombang 220
– 310 nm.
Nomor Campuran
Konsentrasi µgmL PCT
PPZ Sebenarnya
Terhitung Sebenarnya
Terhitung 1
4,6 4,59855
4,8 4,79666
2 6,2
6,19876 3,2
3,19951 3
5,9 5,90068
2,1 2,09950
4 7,1
7,09596 2,8
2,79778 5
6,6 6,59500
2,4 2,40322
6 3,5
3,50287 3,7
3,70177 7
7,4 7,40500
3,3 3,29885
8 5,5
5,50788 2,7
2,69844 9
7,6 7,59500
2,5 2,50311
10 4,5
4,49114 4,6
4,60151 11
4,5 4,50400
4,1 4,09412
12 4,0
4,00057 2,0
2,00203 13
3,8 3,79800
4,4 4,40221
14 5,8
5,79342 3,5
3,50376 15
8,1 8,09979
2,5 2,49891
16 3,2
3,19200 3,6
3,60394 17
4,9 4,89693
2,7 2,69325
18 5,8
5,80521 4,3
4,30484 19
8,7 8,69789
3,8 3,80062
20 4,6
4,60800 4,0
3,99677 Persamaan :
y = 0,9999x – 0,0002
y = 1x + 0,0001 R
2
0,9999 0,9999
RMSEC 0,0043
0,0031
Tabel III merupakan hasil pengolahan data yang diperoleh dari pembuatan model kalibrasi parasetamol dan propifenazon. Nilai sebenarnya merupakan nilai
konsentrasi  yang  dibuat  berdasarkan  bilangan  acak  pada  tahap  pembuatan calibration  set,  sementara  itu  nilai  terhitung  merupakan  nilai  yang  diprediksikan
oleh model kalibrasi PLS. Nilai sebenarnya dan nilai terhitung kemudian diproses menggunakan  perangkat  lunak  Microsoft  Excel  2013  untuk  menentukan  nilai  R
2
dan nilai RMSEC. Diperoleh persamaan y=0,9999x-0,0002 untuk PCT dengan nilai R
2
-PCT sebesar 0,9999 dan nilai  RMSEC-PCT sebesar 0,0043.  Persamaan  linier hubungan nilai sebenarnya dengan nilai terhitung untuk PPZ y=1x+0,0001 dengan
nilai  R
2
-PPZ  sebesar  0,9999  dan  nilai  RMSEC-PPZ  sebesar  0,0031.  Menurut Danzer  2004  akurasi  model  kalibrasi  bisa  dideskripsikan  dari  persamaan  garis
y=bx+a,  y  merupakan  kadar  terhitung  dihubungkan  dengan  x  yang  merupakan kadar  sebenarnya.  Jika  nilai  a  mendekati  0  dan  nilai  b  mendekati  1  maka  dapat
dinyatakan akurasi dari pemodelan baik. Model dinyatakan memiliki kemampuan prediksi  tinggi  dengan  nilai  R
2
untuk  kedua  senyawa  yang  mendekati  1  serta memiliki kemungkinan kesalahan prediksi yang rendah ditunjukkan RMSEC yang
mendekati 0. Data Tabel III bisa digambarkan dengan kurva hubungan antara nilai sebenarnya dan nilai terhitung untuk kedua senyawa bisa dilihat pada gambar 6 dan
7.
Gambar 6. Kurva hubungan nilai Sebenarnya dengan nilai terhitung pada model kalibrasi multivariat PLS parasetamol.
y = 0.9999x - 0.0002 R² = 0,9999
0.00000 1.00000
2.00000 3.00000
4.00000 5.00000
6.00000 7.00000
8.00000 9.00000
10.00000
0.00000 2.00000
4.00000 6.00000
8.00000 10.00000
Kurva Hubungan Nilai Sebenarnya vs Terhitung Model PLS Parasetamol
Gambar 7. Kurva hubungan nilai Sebenarnya dengan nilai terhitung pada model kalibrasi multivariat PLS propifenazon.
Informasi secara visual mengenai kemampuan prediksi model kalibrasi bisa dilihat pada  gambar  6 dan  gambar  7. Sesuai  dengan nilai  R
2
dari masing-masing senyawa yang bernilai 0,9999 menunjukkan hubungan yang sangat baik antara nilai
sebenarnya terhadap nilai terhitung dan memberikan pola garis lurus yang melewati setiap titik.
Model  kalibrasi  multivariat  diharapkan  memiliki  kemampuan  prediksi tinggi agar mampu menetapkan kadar sedekat mungkin dengan kadar sebenarnya
dari suatu sampel. Kemampuan prediksi dari model kalibrasi multivariat divalidasi dengan dua proses yaitu validasi internal dan validasi eksternal. Validasi internal
atau  cross  validation bertujuan  untuk  menangani  masalah  overfitting  yang
seringkali  terjadi  dalam  proses  pembuatan  model.  Validasi  eksternal  bertujuan untuk menentukan validitas dari model yang telah melewati proses cross validation.
y = 1x + 0,0001 R² = 0,9999
0.00000
1.00000
2.00000 3.00000
4.00000 5.00000
6.00000
0.00000 1.00000
2.00000 3.00000
4.00000 5.00000
6.00000
Kurva Hubungan Nilai Sebenarnya vs Terhitung Model PLS Profipenazon
B. Validasi Model Kalibrasi Multivariat Partial Least Square PLS