bagaimana  penerima  teks  menerapkan  aliran  dan  wacana  yang  ada  dalam mengkonsusmsi dan menginterpretasikan teks.
16
3. Sosciocultural Practice
Analisis Sosciocultural  Practice didasarkan  pada asumsi  bahwa konteks sosial yang  di  luar  media  memengaruhi  bagaimana  wacana  yang  muncul  dalam
media.  Ruang redaksi  atau  wartawan  bukanlah  bidang  atau  kotak  kosong  yang steril,  tetapi  sangat  ditentukan  oleh  faktor  diluar  dirinya. Sosciocultural  Practice
ini  memang  tidak  berhubungan  langsuung  dengan  produksi  teks,  tetapi  ia menentukan bagaimana teks diproduksi dan dipahami.
17
Pada lingkup sosciocultural practice, godaan-godaan dalam produksi teks ini  muncul.  Seperti  yang  dikatakan  tadi  bahwa  dalam  produksi  sebuah  teks
keputusan atas  teks  yang  akan  disiarkan  atau  diterbitkan  bukan  murni  atas keputusan diri sendiri. Faktor-faktor diluar yang menghantui dalam produksi teks
bukanlah  tidak  mudah  untuk ditaklukan.  Ketundukan  atas  sisi  organisasi  atau institusi  media  misalnya,  mengharuskan  teks  dibuat  dalam  kerangka  yang  tidak
menyinggung  atau  merusak  kredibilitas  media  tersebut.  Atau  keadaan-keadaan yang  sangat  mempengaruhi  dalam  produksi  teks,  yang  mengakibatkan  susunan
dari  teks  dapat  saja  berubah  karena  situasi  yang  sedang  terjadi  saat  itu,  sekecil apapun.
16
Marianne W. Jorgensen dan Loise J. Philips, Analisis Wacana Teori dan Metode, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 128
17
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: Lkis, 2012 h. 320
Keterpengaruhan  semacam  ini  yang  dikatakan  bahwa  dalam discourse practice terdapat teks dan sosciocultural practice. Fairclough membuat tiga level
analisis pada sosciocultural practice, level situasional, instituasional dan sosial.
1. Situasional
Teks  dihasilkan  dalam  suatu  kondisi  atau  suasana  yang  khas,  unik, sehingga  teks  bisa  jadi  berbeda  dengan  teks  yang  lain.  Kalau  wacana  dipahami
sebagai  suatu  tindakan,  maka  tindakan  itu  sesungguhnya  adalah  upaya  untuk merespon situasi atau konteks sosial tertentu.
18
2. Instituasional
Level  instituasional  melihat  bagaimana  pengaruh  institusi  organisasi dalam  praktik  produksi  wacana.  Pengaruh  ini  bisa  dari  dalam  oragnisasi  sendiri
atau luar oraganisasi pihak eksternal. Seperti  yang  diketahui bahwa  oranisasi  merupakan  badan  yang  ditopang
oleh banyak hal. Radio  misalnya, iklan-iklan  yang ada di radio merupakan salah satu  faktor  penting  dalam  kemajuan  siaran  radio.  Atau  secara  langsung  institusi
atau  lembaga  bernama-misalnya  berorientasi  politik, akan  berbeda  pengemasan berita dalam teks tersebut sesuai hakikat atau ideologi kepolitikannya.
18
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: Lkis, 2012 h. 322