Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

keagamaan sepertinya kurang diperhatikan karena radio sekarang ini hanya mengunggulkan musiknya saja. Hal ini menjadi penting terkait dakwah media yang seharusnya bisa menjadi ladang kesempatan berbagi ilmu, namun tidak dimanfaatkan secara baik. Menurut pengamatan peneliti yang juga sebagai pendengar aktif radio dengan segmentasi usia muda, hanya sedikit stasiun radio di Jakarta yang memiliki program acara bernuansa islami. Akhirnya peneliti menemukan satu radio swasta dengan segmentasi usia muda yang menyajikan satu program acara cerita inspiratif berbau Islami, yaitu di radio Mustang88 FM. Radio Mustang88 FM merupakan radio yang diakui keberadaannya di Jakarta sebagai famous radio dengan pendengar yang aktif. Radio yang bertengger di frekuensi 88,0 Mega Hertz ini memiliki call listener nama pendengar Boys and Girls, tentunya segmentasi pendengarnya adalah para usia muda berkisar 15 sampai 30 tahunan. Seperti umumnya radio, Mustang88 FM mengudara 24 jam dengan beberapa program acara unggulan pada setiap jam siaran dan jadwal harian program siarannya. Salah satu acara yang menarik di radio Mustang88 Fm adalah Sound of Spirit. Program siaran di pagi hari mulai pukul 05.30 – 06.00 WIB menghadirkan narasumber tetap, yaitu Abi Maulana. Program siaran yang berdurasi setengah jam ini, termasuk program acara regular, artinya siaran setiap hari Senin sampai dengan Jumat dengan konsep membahas tema tertentu. Tema yang dihadirkan dalam program Sound of Spirit adalah tema- tema yang bernilai ajaran Islam, yaitu ajaran tentang akhlak tasawuf. Dengan program yang membawa nilai keislaman secara esotoris 4 menjadikan Sound of Spirit menjadi siaran yang dianggap jarang ada di radio swasta yang berorientasi pada usia muda. Tidak seperti kebanyakan program acara radio bernuansa Islami lainnya, program Sound of Spirit hadir dengan format acara yang berbeda. Narasumber muda yang menjadi pengisi acara membuat Sound of Spirit memang dihadirkan untuk usia muda dengan bahasa yang ringan, mudah dimengerti bahkan logat bahasa gaul yang menjadi trend anak muda saat ini. Hal ini terkait isi materi siaran yang memenuhi faktor-faktor keunggulan sebuah radio. Isi materi siaran tidak akan berkesan atau menjadi informasi yang baik jika tidak didatangkan dari sumber yang akurat atau sang aktor utama pengisi materi. Juga tema-tema yang menarik serta dapat menginspirasi menjadi bagian penting dalam perumusan isi materi siaran. Keberagaman tema-tema siaran yang menjadi nilai dalam isi materi siaran juga harus diperhatikan. Menuliskan tema juga tidak bisa sembarangan, perlu adanya 4 Pengertian kata esoteris berasal dari bahasa Inggris “esoteric” yang berarti hanya diketahui dan dipahami oleh beberapa orang tertentu saja. Dalam perkembangan selanjutnya, kata esoteris berarti aspek dalam batin, hakikat, inti atau substansi, sebagai lawan dari aspek luar, aspek lahhir, aspek syariat dan aspek materi. Maka yang dimaksudkan dengan islam esoteris adalah ajaran agama Islam yang menekankan kajian pada aspek batin yang merupakan inti dari agama aspek batin ini meliputi tujuan dari beragama, yaitu mencapai kehidupan yang sejahtera, selamat, dan sentosa dengan jalan membersihkan dan mendekatkan diri kepada Allah. Ajaran Islam Esoteris tidak mempersalahkan segi-segi simbol atau bahasa yang dianut oleh agama lain, dan juga tidak memperdebatkan perbedaan dalam cara-cara atau syariat untuk mencapai tujuan hakikat. Namun demikian dalam islam Esoteris tidak meremehkan atau tidak menganggap penting terhadap syariat. www.sabda.org diakses pada: Selasa, 09 September , 11.14 WIB gambaran dan penguasaan terhadap tema yang akan disampaikan. Terlebih dalam proses siaran di radio, yang hanya mengandalkan audio, tekanan suara menjadi ujung tombak penyampaian pesan dari tema yang dibawakan. Tidak terkecuali Sound of Spirit tema dari isi materi dibuat dan disalurkan kepada pendengar sesuai konsep acara. Tema yang menginspirasi dan memotivasi akan menjadi daya tarik pendengar akan program tersebut. Menurut pengamatan peneliti, dalam program Sound of Spirit tema atau isi materi siaran berisikan nilai ajaran hidup yang dikembangkan dalam cerita inspiratif dengan tujuan mengedukasi pendengar dengan tujuan acara untuk membangun diri atau akhlak yang baik. Sound of Spirit secara khusus memenuhi materi siarannya dengan ajaran akhlak tasawuf. Hadir dengan keberadaan yang jarang dalam program acara radio, Sound of Spirit mencoba membawa perspektif dakwah melalui media suara. Dakwah merupakan ajakan kepada orang lain untuk berbuat kebaikan sesuai dengan ajaran Islam. Salah satu aspek ajaran Islam yaitu tentang akhlak. Disampaikan oleh Abi Maulana bahwa, keberadaan pendengar yang pintar, isi materi Sound of Spirit mengangkat kepada tema akhlak, ilmu-ilmu tasawuf. Diharapkan dengan itu dapat membawa pendengar secara personal mengembangkan pribadi yang lebih menghargai dan mengormati sesama dan juga di balik segala macam persoalan tentang hidup sesungguhnya ada satu hal yang berbicara yaitu hati batin. Hal ini yang akan dibawa oleh Abi dalam siaran, jadi bagaimanna pewacanaan Abi Maulana saat membuka tema tentang akhlak. Oleh karena itu, dalam membuat materi siaran seperti biasa dapat dilakukan dengan penulisan naskah atau secara improptu asalkan mampu menguasai materi tersebut. Abi Maulana sebagai aktor dalam program ini tentunya memiliki sentuhan bahasa yang mudah dimengerti dan isi siaran dapat sampai dengan baik dan mudah diterima oleh pendengar. Sehingga pemakaian bahasa yang ringan dan contoh keseharian dari cerita inspiratif yang disampaikan, menjadi wacana tata bahasa yang menarik untuk dijadikan sasaran penelitian dengan menggunakan analisis wacana. Pilihan model analisis wacana Norman Fairclough dapat diaplikasikan terhadap wacana transkrip siaran Abi Maulana dalam program Sound of Spirit tentang akhlak tersebut. Karena itu, peneliti mengambil judul “ Analisis Wacana tentang Akhlak pada Siaran Abi Maulana dalam Program Sound of Spirit Di Radio Mustang88 FM” B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ini dibatasi untuk mewacanakan siaran yang disampaikan oleh Abi Maulana, dengan cara mentranskipsikan siaran dalam bentuk teks pada waktu satu bulan, yaitu selama Februari 2014. Berdasarkan pemilihan tema tentang akhlak , Transkrip siaran yang diwacanakan antara lain edisi 4- 5 Februari, dan 21 Februari 2014. Berdasarkan analisis wacana model Norman Fairclough, maka rumusan masalah peneliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana struktur teks mikro isi siaran dalam program Sound of Spirit di radio Mustang88 FM ? 2. Bagaimana Discourse Practice Meso isi siaran dalam program Sound of Spirit di radio Mustang88 FM ? 3. Bagaimana Sosiocultural Practice Makro isi siaran dalam program Sound of Spirit di radio Mustang88 FM ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalah tersebut, tujuan mengadakan penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengetahui struktur teks mikro isi siaran dalam program Sound of Spirit di radio Mustang88 FM 2. Mengetahui Discourse Practice Meso isi siaran dalam program Sound of Spirit di radio Mustang88 FM 3. Mengetahui Sosiocultural Practice Makro isi siaran dalam program Sound of Spirit di radio Mustang88 FM

D. Signifikansi Penelitian a. Signifikansi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan berpikir dalam dunia jurnalistik, khusunya jurnalistik radio serta mengaplikasikan ilmu yang diterima selama perkuliahan.

b. Signifikansi Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberitahukan dan menginformasikan bagaimana nilai ajaran Islam yang disampaikan melalui siaran radio Mustang88 FM sebagai radio pada program Sound of Spirit dengan tema-tema yang berkaitan dengan ajaran akhlak tasawuf. Serta sebagai sarana dakwah modern yang bisa dilakukan yang bersifat tidak monoton atau diselingi hiburan. Selain itu tinjauan dari sisi komersialitas yang memakai aroma keislaman dalam sebuah program radio apakah memiliki kekuatan sebagai salah satu media berdakwah kepada usia muda.

E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Tiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis bersifat subjektivis. Data adalah sesuatu yang menjadi perasaan dan keinginan pihak yang diteliti untuk menyatakannya dengan penafsiran atau konstruksi makna. Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran. 5

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian terbagi menjadi dua kategori. Yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian yang dipakai peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah medologi penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi. 6 5 ArifinZainal,Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung:Rosdakarya, 2012, h. 140 6 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 1 Bogdan dan Taylor 1975:5 mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik utuh. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. 7 Secara sederhana pendekatan kualitatif ini adalah bagaimana peneliti menemukan suatu makna yang terkandung dalam sebuah penelitian. Ciri yang ditampilkan pada pendekatan kualitatif ini adalah deskriptif, yakni data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan-lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. 8 Melalui pendekatan penelitian ini, peneliti ingin memperoleh makna dan menemukan wacana yang akan 7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 1997, h. 3 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 1997, h. 6