23
nyeri, perubahan penampilan, dan keterbatasan permanen. Orang yang sangat cemas sehingga tidak bisa berbicara dan mencoba
menyesuaikan diri dengan kecemasan sebelum operasi seringkali menderita banyak kesukaran pada pasca bedah. Mereka cenderung
banyak marah, kesal, bingung, atau depresi. Mereka lebih mudah tersinggung akibat reaksi psikis dibandingkan dengan orang yang
cemasnya sedikit. Ketakutan dan kecemasan yang dirasakan pasien pre operasi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti
meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah,
menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan sering berkemih Long, 1996.
3.3 Tahapan Operasi
Brunner Suddarth 2002 membagi tindakan operasi melalui tiga fase yaitu preoperasi, intraoperasi dan postoperasi.
a. Fase Praoperatif Fase ini dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat
dan berakhir ketika pasien dikirim kemeja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan
pengkajian dasar pasien ditatanan klinik atau di rumah, menjalani wawancara praoperatif, dan menyiapkan pasien untuk anastesi yang
diberikan dan pembedahan. Kecemasan praoperatif merupakan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap
Universitas Sumatera Utara
24
pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup , integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri. Pasien yang
menghadapi pembedahan
dilingkupi oleh
ketakutan akan
ketidaktahuan, kematian, tentang anastesi, kekhawatiran mengenai kehilangan waktu kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
Aktivitas keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk mengurangi kecemasan pasien adalah dengan memberikan dukungan
psikologis seperti : menceritakan pada pasien apa yang sedang terjadi, memberikan dorongan untuk pengungkapan, harus mendengarkan dan
memahami, memberikan informasi tentang prosedur pembedahan, menentukan status psikologis dan mengkomunikasikan status
emosional pasien pada anggota tim kesehatan lain yang berkaitan. b. Fase Intraoperatif
Fase ini dimulai ketika pasien masuk atau dipindah kebagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan dapat meliputi: memasang infus, memberikan medikasi intravena, melakukan
pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.
c. Fase Pascaoperatif Fase ini dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan dan
berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Lingkup keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas
Universitas Sumatera Utara
25
selama periode ini. Pada fase pascaoperatif langsung, fokus termasuk mengkaji efek dari agen anastesi, dan memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan,
perawatan tindak lanjut, dan rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Penelitian