Kalsifikasi Operasi Operasi 1 Definisi Operasi

20 sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan tindak perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Perawatan selanjutnya akan termasuk dalam perawatan pasca pembedahan Sjamsuhidajat, 2005. Operasi umumnya dilakukan untuk berbagai alasan seperti diagnostik biopsi, laparatomi, eksplorasi, kuratif eksisi massa tumor, pengangkatan apendiks yang mengalami inflamasi, reparatif memperbaiki luka multiple, rekonstruktif atau kosmetik mammoplasti, perbaikan wajah, dan paliatif Brunner Suddarth, 2002.

3.2 Kalsifikasi Operasi

Jenis prosedur pembedahan diklasifikasikan berdasarkan pada tingkat keseriusan, kegawatan, dan tujuan pembedahan. Sebuah prosedur mungkin memiliki lebih dari satu klasifikasi. Misalnya pembedahan untuk mengangkat jaringan parut yang bentuknya tidak beraturan termasuk pembedahan dengan tingkat keseriusan yang rendah, elektif secara kegawatan, dan bertujuan untuk rekonstruksi. Klasifikasi seringkali tumpang tindih. Prosedur yang gawat juga dianggap mempunyai tingkat keseriusan mayor. Tindakan bedah yang sama dapat dilakukan pada klien yang berbeda dengan tujuan yang berbeda Potter Perry, 2005. Potter Perry 2005 menyatakan bahwa operasi dibagi menjadi dua berdasarkan tingkat keseriusannya yaitu operasi minor dan operasi mayor: Universitas Sumatera Utara 21 a. Operasi minor Operasi minor adalah operasi yang secara umum bersifat elektif, dan melibatkan perubahan yang kecil pada bagian tubuh, sehingga sering dilakukan untuk memperbaiki deformitas, mengandung risiko yang lebih rendah bila dibandingkan dengan prosedur mayor. Contoh ekstraksipencabutan gigi, pengangkatan kutil, graft kulit, ekstraksioperasi katarak, operasi plastik wajah dan arthroskopi. b. Operasi mayor Operasi mayor adalah operasi yang bersifat elektif, urgen, dan emergensi. Operasi ini melibatkan rekonstruksi atau perubahan yang luas pada bagian tubuh sehingga menimbulkan risiko yang tinggi bagi kesehatan. Tujuan dari operasi mayor adalah untuk menyelamatkan nyawa, mengangkat atau memperbaiki bagian tubuh, memperbaiki fungsi tubuh dan meningkatkan kesehatan. Contoh bypass arteri koroner, reseksi kolon, pengangkatan laring, reseksi lobus paru, kolesistektomi, nefrektomi, kolostomi, histerektomi, mastektomi, amputasi, dan operasi akibat trauma. Operasi mayor biasanya dilaksankan dengan anastesi umum di unit bedah rawat inap. Operasi lebih serius dari operasi kecil dan bisa berisiko kepada jiwa. Operasi besar merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuroendocrine. Respon terdiri dari sistem saraf simpatis dan respon hormonal yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cedera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau Universitas Sumatera Utara 22 kehilangan darah cukup banyak mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syok akan menjadi akibat dari itu semua. Anastesi tertentu yang dipakai dapat mencegah terjadinya syok. Selain itu, respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh dipecah untuk menyajikan suplai asam amino yang dipakai untuk membangun jaringan baru. Asam amino yang tidak dipakai menjadi nitrogen sebagai produk akhir, diekskresikan seperti urea. Ini berakibat menjadi keseimbangan nitrogen yang negatif, itu berarti kehilangan nitrogen melampaui intake nitrogen. Semua faktor ini menjurus kepada kehilangan berat badan setelah pembedahan besar. Intake protein yang tinggi diperlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal Long, 1996. Setiap orang berbeda pandangan dalam menanggapi bedah sehingga respon psikologisnya juga berbeda-beda. Namun sesungguhnya selalu terjadi ketakutan dan penghayatan yang umum. Sebagian ketakutan yang melatar belakangi pra bedah adalah elusifkeinginan mengelak dan orang tidak akan mengetahui penyebabnya. Ketakutan yang umum yaitu takut oleh yang tidak diketahui, hilang kendali, hilang kasih sayang dari orang yang penting misalnya keluarga, dan ancaman seksualitas. Sedangkan ketakutan yang lebih spesifik yaitu diagnosis keganasan, anestesi, sakaratul maut, Universitas Sumatera Utara 23 nyeri, perubahan penampilan, dan keterbatasan permanen. Orang yang sangat cemas sehingga tidak bisa berbicara dan mencoba menyesuaikan diri dengan kecemasan sebelum operasi seringkali menderita banyak kesukaran pada pasca bedah. Mereka cenderung banyak marah, kesal, bingung, atau depresi. Mereka lebih mudah tersinggung akibat reaksi psikis dibandingkan dengan orang yang cemasnya sedikit. Ketakutan dan kecemasan yang dirasakan pasien pre operasi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan sering berkemih Long, 1996.

3.3 Tahapan Operasi