44
2.1 Dukungan Keluarga pada Pasien Pre Operasi di RSUD dr. Pirngadi
Medan Tahun 2015
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan , dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit Friedman, 1998. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh dukungan keluarga pada pasien pre operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan paling banyak mendapatkan dukungan baik yaitu 78 orang 90,7,
dukungan keluarga cukup yaitu 8 orang 9,3 dan dukungan keluarga kurang yaitu 0. Penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian Ulfa 2013,
menyimpulkan bahwa 100 keluarga memberikan dukungan pada pasien yang menjalani operasi, yaitu 25 responden 83 dukungan keluarga dengan kriteria
baik, 5 responden 17 dukungan keluarga dengan kriteria cukup, dan 0 responden dukungan keluarga dengan kriteria kurang. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa sebelum operasi pasien merasa kebingungan. Tetapi walaupun pasien merasa bingung, keluarga mengertipeduli terhadap perasaan pasien seperti
sedih, cemas, dan mudah tersinggung. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Setiadi 2008, anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Jenis dukungan yang diberikan keluarga
untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran dan dukungan jasmani maupun
rohani. Dukungan emosional juga diberikan keluarga yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,
mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian
Universitas Sumatera Utara
45
dan dukungan instrumental. Efek dari dukungan keluarga terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Keberadaan dukungan keluarga yang adekuat
terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif
dari dukungan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress.
Dukungan keluarga dibagi menjadi empat yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional sehingga
ketika mendapat dukungan yang positif dari keluarga dapat mengurangi tingkat kecemasan pasien. Menurut peneliti dukungan yang banyak diberikan oleh
keluarga kepada pasien pre operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan yaitu berupa dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dukungan penilaian terhadap pasien pre operasi adalah baik 93,0 ini dapat dilihat dari pernyataan dari kuesioner dukungan keluarga yaitu pernyataan
yang membuktikan adanya penguatan untuk tegar 90,7, peduli dengan kondisi menjelang operasi 79,1, perhatian 87,2, dan keputusan tepat 90,7 yang
diberikan keluarga pada pasien pre operasi. Hanifah 2003, dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan memberikan ungkapan yang positif, persetujuan
terhadap ide, empati dan kepedulian dapat meningkatkan rasa tenang dan sikap positif dari pasien juga menurunkan tingkat kecemasan yang timbul. Juniati
2001, menambahkan bahwa keberadaan keluarga merupakan faktor yang amat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien.
Universitas Sumatera Utara
46
Untuk dukungan instrumental seperti bagaimana upaya keluarga menyediakan waktu dan keperluan pasien pre operasi selama di rumah sakit dan
keterlibatan keluarga untuk membiayai biaya operasi atau perawatan. Hasil penelitian menunjukkan dukungan instrumental adalah baik 74 orang 86,1,
cukup 7 orang 8,1 dan ada kurang 5 orang 5,8. Dukungan instrumental juga dapat dilihat ketika keluarga siap sedia mendampingi menjelang operasi
76,7 serta keluarga selalu memperhatikan kesehatan menjelang operasi 70,9, hal ini sesuai pendapat Anne David 2007 bahwa keterlibatan anggota keluarga
secara terus menerus merupakan hal yang sangat menolong dan membangkitkan semangat bagi penderita dalam menjalani pengobatan. Zulfitri 2006,
menambahkan dalam penelitiannya bahwa prilaku penderita untuk menjaga kesehatannya
sangat membutuhkan dukungan dari keluarga. Dukungan instrumental juga dapat dilihat ketika keluarga berperan aktif dalam persiapan
operasi 75,6 dan keluarga membantu biaya perawatan 68,6. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Ningrat 1980, bahwa pada hakekatnya
manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Selanjutnya dukungan informasional berkaitan dengan adanya kelancaran komunikasi antara pasien dengan keluarganya, ini menunjukkan dukungan
informasional kategori baik 76,7 dan cukup 23,3. Keluarga selalu memberitahu penyakit bisa sembuh bila menjalani operasi 76,7 dan keluarga
selalu memberi penjelasan setiap pasien bertanya tentang penyakit 55,8. Kuntjoro 2002, menyatakan bahwa dukungan informasi yang memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
47
penderita mendapatkan informasi, saran atau nasehat yang diperlukan memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa 75,6 keluarga menanyakan hasil pemeriksaan pasien dan 65,1 keluarga menunjukkan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk
operasi. Herowati 2004, menyatakan bahwa kurangnya informasi yang diperoleh baik dari anggota keluarga maupun petugas pelayanan kesehatan, dapat
mempengaruhi sikap dan prilaku kesehatan seseorang. Sedyaningsih 2000, menyatakan bahwa prilaku kesehatan seseorang sangat dipengaruhi oleh informasi
yang diperoleh oleh individu tentang kesehatan. Dukungan emosional juga kategori baik 73,3 yang berkaitan dengan
keluarga mendengarkan keluh kesah pasien menjelang operasi 58,1 , keluarga mengkhawatirkan kondisi pasien menjelang operasi 59,3, keluarga peduli
terhadap perasaan takut pasien pre operasi 58,1. Balipost 2004, mengatakan bahwa kerekatan emosional memungkinkan seseorang memperoleh kerekatan
kedekatan emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima, sehingga si penerima merasa tentram, aman dan damai yang ditunjukkan dengan
sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan sosial ini yang paling sering dan umum diperoleh dari pasangan hidup, atau anggota keluargateman dekatsanak
keluarga yang akrab dan memiliki hubungan yang harmonis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 90,7 keluarga selalu menyemangati pasien dengan
mengatakan operasi akan berjalan dengan lancar. Menurut Kuntjoro 2002, suatu aspek penting dalam hubungan interpersonal akan perasaan yang dibutuhkan oleh
orang lain.
Universitas Sumatera Utara
48
Keluarga dapat meningkatkan dukungan keluarga baik dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
emosional terhadap pasien pre operasi agar dapat mengurangi bahkan menghilangkan kecemasan yang dirasakan oleh pasien sehingga operasi bisa
berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan dan dapat berjalan dengan lancar.
2.2 Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015