Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

48 Keluarga dapat meningkatkan dukungan keluarga baik dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional terhadap pasien pre operasi agar dapat mengurangi bahkan menghilangkan kecemasan yang dirasakan oleh pasien sehingga operasi bisa berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan dan dapat berjalan dengan lancar.

2.2 Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 86 pasien pre operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan sebahagian besar 90,7 berada pada tingkat kecemasan ringan dan selebihnya 9,3 berada pada tingkat kecemasan sedang. Hal ini sejalan dengan penelitian Komalasari 2012 menyatakan bahwa sebanyak 34 orang 63 termasuk kepada tingkat kecemasan normal. Menurut Stuart Sundeen, 1998 kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dielakkan pada kehidupan manusia begitupun pengalaman seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Kecemasan yang sudah memengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi saraf maka akan terlihat gejala-gejala yang akan ditimbulkan diantaranya tidak dapat tidur, jantung berdebar debar, keluar keringat berlebihan, sering mual, gemetar, muka merah,dan sukar bernafas Detiana, 2010 ; Komalasari, 2012. Teori yang diungkapkan Detiana 2010, Komalasari, 2012 tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pasien tidak dapat tidur malam 23,3, jantung berdebar-debar lebih cepat 3,5, tangan berkeringat 7,0, tangan dan kaki gemetar 4,7, wajah kemerahan 2,3, dan sulit bernafas 2,3. Selanjutnya Yustinus 2006 menambahkan bahwa Universitas Sumatera Utara 49 faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kecemasan antara lain faktor psikologis, terutama yang peraturan prosedur pembedahan yang harus dipatuhi pasien, peralatan yang dipasang pada pasien, dan sikap tenaga kesehatan dalam pengobatan pasien. Berbeda halnya dengan hasil penelitian Hasanudin 2009 yang menujukkan bahwa tingkat kecemasan tertinggi berada pada tingkat kecemasan sedang yaitu 46, kecemasan ringan 29, kecemasan berat 20 dan panik 5. Depkes RI 1998 dalam Hasanudin, 2009 menyatakan bahwa kecemasan adalah ketegangan rasa tidak aman dan khawatir yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam. Hasil penelitian ini didukung oleh Long 2002 yang mengatakan bahwa ketakutan dan kecemasan yang dirasakan pasien pre operasi ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur dan sering berkemih. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan diantaranya faktor internal yaitu umur, pengalaman, tipe kepribadian, keadaan fisik seseorang, maturasi. Sedangkan faktor eksternalnya status pendidikan, pengetahuan, status ekonomi, potensi stressor, obat, keluarga, sosial budaya dan lingkungan. Faktor- faktor ini sangat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien pre operasi Adikusumo, 2003. Universitas Sumatera Utara 50 Bila dihubungkan dengan tingkat pendidikan pada pasien pre operasi dengan tingkan kecemasan ringan diperoleh sebagian besar responden dengan pendidikan SMA 40,7 dan perguruan tinggi 14,0 mengalami tingkat kecemasan ringan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan semakin rendah respon kecemasannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Gallo 1995 yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang menjadikan individu lebih selektif selama respon kecemasan berlangsung. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan dan mencerna informasi secara lebih mudah. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki respon yang lebih baik karena respon yang diberikan lebih rasional dan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus Feist, 2010. Bila dihubungkan dengan usia pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang berusia 26-35 tahun dan 36-45 tahun mengalami kecemasan sedang 62,5 hasil penelitian menunjukkan kecemasan dipengaruhi oleh faktor usia dibuktikan dengan kecemasan pada tahap usia 26-35 tahun dan 36-45 tahun lebih besar dari tingkat kecemasan usia 46-55 tahun dan 56-65 tahun 37,5. Hal ini sesuai dengan pendapat Feist 2010 mengungkapkan bahwa semakin bertambahnya usia, kematangan psikologi individu semakin baik. Artinya semakin matang psikologis seseorang, semakin baik pula adaptasi terhadap kecemasan. Bila dihubungan dengan jenis operasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden operasi minor yaitu sebanyak 71 orang 82,6, ini sejalan dengan pendapat Potter Perry 2005 bahwa operasi minor melibatkan Universitas Sumatera Utara 51 perubahan yang kecil pada bagian tubuh dan mengandung resiko yang lebih rendah bila dibandingkan dengan prosedur mayor sehingga tingkat kecemasan pasien operasi minor masih bisa dikontrol. Untuk dapat menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi salah satunya diperlukan komunikasi yang efektif terutama komunikasi terapeutik , sehingga hal ini perlu mendapat perhatian serius dari perawat karena perawat merupakan petugas kesehatan yang terdekat dan terlama dengan pasien Tanjung, 2005. Pada penelitian ini ditemukan kecemasan ringan dan kecemasan sedang walaupun jenis pembedahan dilakukan perencanaan preoperative. Hal ini mungkin bukan karena jenis pembedahannya akan tetapi respon setiap individu dalam memecahkan masalah berbeda, yang peneliti tidak menelitinya dan mungkin saja kurang informasi dan penjelasan pada pasien pre operasi sehingga klien berpikir tentang hal-hal negatif tentang apa yang terjadi pada saat pembedahan. Pasien cemas ketika menghadapi pembedahan dan hal yang wajar dirasakan setiap individu merupakan respon terhadap ancaman atau bahaya yang mengancam jiwanya. Dari hasil penelitian ini jelas bahwa setiap individu yang akan menghadapi tindakan operasi akan mengalami respon cemas, namun respon cemas yang dihadapi setiap individu berbeda. Menurut Sundari 2000 kecemasan adalah bagian dari kehidupan manusia yang merupakan suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan. Universitas Sumatera Utara 52 2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Spearman diperoleh nilai probabilitas p = 0,009 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2015. Dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan penilaian, dimana keluarga memberikan support, penghargaan dan perhatian kepada pasien pre operasi. Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan informasional dan instrumental Friedman, 1998. Hal ini sejalan dengan pendapat Brunner Suddarth 1996 bahwa kecemasan pre operasi merupakan suatu respons antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut maka peran dukungan keluarga dapat menghilangkan rasa ketakutan yang berlebihan pada pasien pre operasi. Menurut asumsi peneliti, dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien yang akan menjalankan operasi karena keluarga memiliki peranan penting dalam tugas kesehatan keluarga. Dukungan keluarga yang baik akan berdampak Universitas Sumatera Utara 53 baik pada kondisi fisik dan psikologi pasien. Dengan dukungan keluarga yang baik akan dapat meminimalisir rasa takut dan kecemasan yang dirasakan pasien, disinilah peranan penting keluarga untuk memberikan dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan emosional. Dimana dukungan-dukungan ini nantinya akan dapat menunjang kelancaran dan kesuksesan proses operasi. Universitas Sumatera Utara 54

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan