Satya Contoh Perilaku Pañca Yama Brata

Pañca Yama Brata dan Pañca Nyama Brata 77

4. Awyäwahärika

Hari ini sangat cerah. Laksmana dan Made Ranu berangkat ke sekolah bersama-sama. Mereka adalah sahabat karib. Mereka sangat rukun. Sambil berjalan ke sekolah, Made Ranu bercerita tentang kelereng barunya. Ia memperlihatkannya pada Laksmana. Kelereng-kelereng tersebut sangat besar. Laksmana pun bertanya dimana Made Ranu membelinya. Ia ingin sekali memiliki kelereng itu. Made Ranu mengatakan bahwa itu adalah pemberian kakeknya. Jadi ia tidak tahu dimana membelinya. Ketika mereka sampai di sekolah, mereka pun langsung masuk ke kelas. Pada waktu istirahat, mereka bermain bersama. Made memin-jamkan dua kelerengnya pada Laksmana. Mereka sangat senang. Lalu bel tanda masuk pun berbunyi. Mereka segera masuk ke kelas. Laksmana segera mengembalikan kelerengnya pada Made. Tetapi Made tidak segera memasukkannya ke tas. Ia meletakkan dua kelereng tersebut ke dalam laci meja. Ketika hendak pulang, Made baru teringat. Ia bingung melihat jumlah kelerengnya. Ia kehilangan dua kelereng. Ia pun ingat telah meminjamkanya pada Laksmana. Made pun segera memintanya. Tetapi Laksmana sama sekali tidak membawanya. Ia mengaku telah mengembalikan semua kelereng itu. Made Ranu tidak percaya. Ia menuduh Laksmana mengambil kelereng itu. Ia berpikir Laksmana pasti menyembunyikannya. Made Ranu membongkar isi tas Laksmana. Tetapi kelereng tersebut tidak ada juga. Kemudian ia ingin memeriksa baju Laksmana. Tetapi Laksmana tidak bersedia. Laksmana sangat marah, karena dituduh demikian. Mereka pun akhirnya bertengkar. Hingga akhirnya Oka datang. Ia melerai keduanya. Oka mengajak mereka berdua mencari kelereng itu bersama. Mereka mencarinya pada meja Laksmana. Lalu pada meja Made Ranu. Ketika ia melihat ke laci mejanya, ia melihat dua kelereng itu. Made Ranu lega bercampur malu. Ia malu sudah menuduh temannya sendiri. Ia segera meminta maaf pada Laksmana. Akhirnya mereka pun saling memaafkan. Sifat cepat marah dan kasar melanggar kesusilaan. Pertengkaran menyisakan per- musuhan. Jadi berpikir, berkata, dan ber- perilakulah yang baik pada semua makhluk. Gambar 5.10 Cepat marah merupakan sifat Asuri Sampat. Asuri Sampat adalah sifat keraksasaan. Dengan menghindari sifat cepat marah ini, kita akan merasakan kedamaian. Sumber: Il ustr asi penul i s Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas IV 78

5. Astenya atau Asteya

Siang itu Pak Rai berjalan dengan gontai. Ia bingung memikirkan biaya pengobatan anaknya. Ia hanya seorang buruh tani biasa. Gajinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tiba-tiba ia melihat seorang ibu keluar dari mobilnya. Ibu itu terlihat sangat kaya. Terbersit rencana jahat untuk merampok ibu tersebut. Ia pun berlari kencang dan langsung menjambret tas ibu tersebut. Ibu tersebut sempat terjatuh. Pak Rai berlari sekencang mungkin. Ia berlari sambil ketakutan. Ia sampai di sebuah gang. Ia lega karena tak berhasil dikejar. Kemudian ia memikirkan ibu yang terjatuh tadi. Ia merasa bersalah. Tetapi ia juga membutuhkan uang. Ia bingung dengan perasaannya. Ia merasa amat berdosa, tapi anaknya juga membutuhkannya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengembalikan tas itu. Ia melihat alamat di KTP ibu tersebut. Sesampainya di alamat itu, ia pun mengetuk pintu rumah itu. Ibu itu pun muncul di balik pintu. Ia amat terkejut dan ketakutan. Pak Rai pun segera menyodorkan tas itu dan minta maaf. Dilihatnya pula dua orang polisi di ruang tamu. Gambar 5.11 Mencuri merugikan orang lain. Bawalah selalu kebenaran dalam hati, maka perbuatan baiklah yang akan muncul. Sumber: Ilustrasi penulis Pak Rai pun segera ditangkap. Tetapi ia langsung menjelaskan semua perbuatannya itu. Ibu tadi memaafkannya. Tetapi polisi harus tetap menghukumnya. Hal ini agar Pak Rai jera. Ternyata ibu yang dijambretnya tadi berhati emas. Ia mau membantu membayar pengobatan rumah sakit anaknya. Sungguh, patut ditiru sifat ibu tersebut. Ia mau memaafkan, bahkan menolong orang yang menjambretnya. Walaupun Pak Rai mengakui kesalahannya, ia tetap di- hukum. Perbuatan Pak Rai itu sangat meng- ganggu orang lain. Kebenaran selalu mengikuti seseorang. Ketika pikiran jahat datang, kebenaran pun berusaha menguasai. Begitu pula dengan Pak Rai. Pada akhirnya ia mengembalikan tas tersebut. Begitulah contoh-contoh cerita yang menyiratkan ajaran Panca Yama Brata. Kalian tidaklah boleh menyimpan rasa amarah, kebencian yang mengarah pada pertengkaran. Setiap ucapanpun harus kita kendalikan, jangan sampai kita menyakiti orang lain. Berjanjilah selalu pada diri sendiri agar menjadi pribadi yang baik. Belajarlah yang tekun sebagai seorang siswa dan mengamalkan ajaran Veda dalam kehidupan sehari-hari. Mengendalikan tiap ucapan, tingkah laku dan tindakan Tri Kaya Parisudha adalah penting adanya.