Percaya terhadap adanya Punarbhawa
Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas IV
10
Perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama akan menim- bulkan dosa yang harus ditanggung Ätma. Maka penjelmaan atau
kelahirannya kembali ke dunia disebabkan oleh karma itu sendiri. Umat Hindu percaya akan adanya kelahiran kembali. Dan tahukah
kalian apa sebenarnya tujuan kelahiran kembali itu? Kelahiran kembali merupakan jalan untuk kita memperoleh keadaan yang makin baik
menuju ke kesempurnaan. Punarbhawa menyadarkan manusia untuk lepas dari siklus hidup dan mati. Sebab tidaklah mungkin manusia
mencapai kesempurnaan dan kebebasan sempurna tanpa melalui sejumlah kematian dan kehidupan. Ida Pedanda Gde Nyoman Jelantik
Oka. 2009:34.
5 . Percaya terhadap adanya M okña
Tentu kalian pernah mendengar kalimat “
Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma
, bukan? Tahukah apa arti dari kalimat tersebut? Kalimat tersebut berarti tujuan agama adalah mencapai mokña dan
kesejahteraan umat manusia. Kebahagiaan sejati dicapai jika jiwa dapat menyatu kembali dengan Tuhan.
Tetapi manusia diliputi oleh karma wasana. Karma wasana adalah penyebab manusia lahir kembali. Apabila
jiwanya bersih, ia akan bersatu kembali dengan Hyang Widhi. Bersatunya Ätma dengan Hyang Widhi disebut
mokña. Mokña merupakan tujuan hidup tertinggi umat Hindu.
Kata mokña berasal dari kata
muc
.
Muc
berarti mem- bebaskan atau melepaskan. Jadi, mokña adalah kelepasan
atau kebebasan. Yang di maksud kebebasan adal ah terlepasnya Ätma dari ikatan duniawi. Ikatan duniawi
tersebut bisa berupa rasa benci, keinginan, kegembiraan, kesedihan, ketakutan, ataupun khayalan akan sesuatu.
Hingga pada akhirnya Ätma dapat menyatu dengan Brahman.
Ätma yang telah mencapai mokña tidak lagi lahir ke dunia, karena tidak ada apapun yang mengikatnya. Ia telah bersatu dengan Brahman.
Ibarat air sungai yang telah menyatu dengan air laut maka air sungai akan kehilangan identitasnya. Tidak ada lagi perbedaan antara air
sungai dengan air laut.
Jalan untuk mencapai mokña adalah memusatkan pikiran pada Hyang Widhi. Berdasarkan kebebasan yang dicapai Ätma, mokña
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Mokña yaitu kebebasan yang masih meninggalkan bekas berupa
mayat.
WARTA
“Orang yang berbakti kepadaKu sangat
Kucintai”. Bakti adalah kasih yang mengalir
dengan tiada putus. Kasih yang kekal akan
menjadi bakti. Dengan bersikap sebagai
hamba Tuhan adalah bukti bakti.”
11
Pañca Sraddha
b. Adi Mokña yaitu kebebasan yang dicapai meninggalkan bekas. Bekas tersebut berupa abu.
c. Paratma Mokña yaitu kebebasan yang dicapai tanpa meninggalkan bekas.
Mokña dapat dicapai semasa hidup Jiwan Mukti. Ini artinya manusia tidak lagi terpengaruh oleh indria dan unsur duniawi.
Dan apabila kalian telah mampu menyadari Brahman dalam diri kalian, maka mokñapun dapat dicapai. Tetapi tingkat kesadaran
ini belum menyatukan Ätma dengan Brahman Wideha Mukti. Kebebasan yang sempurna dicapai apabila Ätma telah menyatu
dengan Brahman Purna Mukti. Ini berarti manusia tidak akan terlahir kembali dan terbebas dari saà sära.
Coba kalian perhatikan kutipan sloka dari upanisad berikut ini:
Sar vajive sar vasamsthe br hante asmis, hamso bhr amyate br ahmacakr e, per hag armanam pretitaram ca justas, tatas tenamrtatwam eti.
Svetasvatara Upanisad I.6 Terjemahan:
Dalam roda Brahma yang maha besar dan maha luas, di dalamnya segala sesuatu hidup dan beristirahat, sang Angsa mengepak-epakkan sayapnya dalam
melakukan perjalanan sucinya. Sejauh dia berpikir bahwa dirinya berbeda dengan Sang Maha Penggerak maka ia dalam keadaan tidak abadi, Apabila dia diberkahi
oleh Hyang Widhi maka ia mencapai kebahagiaan sejati dan abadi.
Arti dari sloka tersebut adalah apabila kalian telah berhasil melaksanakan segala ajaran agama dan melepaskan diri dari ikatan
duniawi, tetapi belum menyadari bahwa Brahman itu Ätma, maka kalian belum mencapai mokña.
Oleh karena itu kalian harus berusaha untuk belajar melepaskan ikatan duniawi. Sedikit demi sedikit. Hal ini dapat ditempuh dengan
4 jalan yang disebut Catur Marga, yaitu: 1. Bhakti Märga yaitu dengan jalan bakti yang tulus pada Hyang
Widhi. 2. Karma Märga yaitu dengan jalan karma atau pengabdian sesuai
profesi masing-masing. 3. Jï äna Märga yaitu dengan jalan pengabdian dan pengamalan
terhadap ilmu pengetahuan ajaran agama. 4. Räja Märga yaitu dengan jalan tapa, yoga, samadhi.
Catur Märga adalah cara paling baik untuk berusaha melepaskan ikatan kehidupan duniawi. Dan cara paling mudah yang dapat di
lakukan oleh semua orang yaitu jalan Bhakti Märga.
Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas IV
12
Paï ca Sraddhä adalah keyakinan dasar umat Hindu. Hal ini haruslah ditanamkan semenjak kecil. Ketika kita telah memiliki keyakinan, maka
kita tidak akan ragu untuk melakukan apapun. Perhatikan contoh cerita berikut.
Suatu ketika hidup keluarga kecil bernama keluarga Nyoman Merta. Pak Merta mempunyai dua anak. Seorang anak lelaki bernama
Sila dan anak perempuan bernama Murni. Mereka hidup bersahaja. Murni sering membantu ibunya sepulang sekolah. Sedangkan Sila
membantu ayahnya di sawah.