Pengertian Pañca Yama Brata

Pañca Yama Brata dan Pañca Nyama Brata 71 Perbuatan Alit tadi didasarkan pada kuatnya keinginan. Agar dapat memenuhi keinginannya, ia berbuat salah. Hendaklah kita selalu dapat mengendalikan semua keinginan kita. Karena jika kita memenuhi setiap keinginan dari indria kita, maka makin bertambah besar tuntutannya karena adanya sifat tidak puas. Misalkan saja kalian ingin sekali menonton film yang sangat lucu di televisi, padahal kalian seharusnya belajar pada jam tersebut. Hendaklah kalian menyadari bahwa belajar adalah kunci masa depan, sedangkan menonton televisi hanyalah ke- senangan sesaat saja. Karena jika kalian penuhi keinginan tersebut, indria akan merasa puas dan kewajiban sebenarnya pun terabaikan. Pengendalian yang harus kita lakukan berupa pengendalian lahir dan batin. Ada dua cara mengendalikan diri, yaitu Paï ca Yama Brata dan Paï ca Nyama Brata. Lalu, apakah yang dimaksud dengan Paï ca Yama Brata? Tidak menyakiti, tidak mengambil milik orang lain adalah bagian dari Paï ca Yama Brata. Jadi, Paï ca Yama Brata adalah lima cara mengendalikan keinginan atau perbuatan. Manusia memiliki banyak keinginan, sehingga pengendalian diri sangat diperlukan. Hal ini akan membuat pikiran dan hati menjadi suci.

B. Bagian-Bagian Pañca Yama Brata

Ingatkah kalian tentang pertempuran para pahlawan negeri kita? Mereka berjuang keras meraih kemerdekaan. Mereka harus membunuh para musuh. Apakah menurut kalian tindakan itu dibenarkan? Jika alasannya untuk mempertahankan persatuan dan kedaulatan bangsa, maka dibenarkan. Tetapi, jika membunuh hanya untuk keinginan pribadi, tindakan tersebut melanggar susila. Kita harus dapat menanamkan ajaran Paï ca Yama Brata. Tahukah kalian apa saja bagian dari Paï ca Yama Brata? Menurut Kitab Wåhaspati Tattwa, Paï ca Yama Brata dibagi menjadi lima. Perhatikan kutipan berikut: “ ahià sä brahmacatyanca, satyam awyawaharikan, astainyam iti pancaita yama rudrena bhasitah” Terjemahan: ahià sä dan brahmacäri, satya, awyäwahära, astainya, kelima ini disebut Paï ca Yama Brata oleh dewa Rudra. Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas IV 72 Jadi, Paï ca Yama Brata terdiri dari ahià sä, brahmacäri, satya, awyäwäharika dan astainya atau asteya. Agar kalian lebih memahami- nya, perhatikan penjelasan berikut:

1. Ahià sä

Gambar 5.3 Membunuh untuk mengoleksi kepala hewan merupakan pelanggaran terhadap susila dan ahià sä. Sumber: www.stat.k.ki dskl i k.com , 2010 Ahià sä berasal dari kata “a” berarti tidak dan “ hià sä” berarti menyakiti. Jadi Ahià sä adalah tidak menyakiti atau melukai. Apabila perbuatan, perkataan, ataupun pikiran menyakitkan itu di- lakukan tentu akan membekas dalam pikiran. Sehingga membuat si pelaku selalu bingung dan gelisah. Dengan begitu ketenangan pikiran tidak akan bisa tercapai. Dalam hidup, kita harus saling menolong dan menyayangi. Bahkan kepada makhluk ciptaan lain seperti halnya pada binatang. Contohnya banyak orang melakukan perburuan liar. Ini dilakukan hanya untuk mengoleksi kepala atau kulitnya. Hendaknya kita tidak menyakiti hewan dengan cara memburu. Membunuh untuk kesenangan pribadi tidak sesuai dengan ahià sä. Ahià sä memperkenankan kita membunuh untuk memenuhi ke- butuhan pangan. Ahià sä melarang pembunuhan hewan hanya untuk kesenangan. Tetapi jika mengancam kehidupan manusia, maka hal ini diperbolehkan. Misalnya membunuh nyamuk. Manusia perlu menanamkan sifat humanisme. Sifat humanisme dapat berupa kelembutan, cinta kasih, rendah hati, dan rasa simpati. Semua sifat tersebut adalah hasil dari terkendalinya indriya. 2 . Brahmacäri Brahmacäri berasal dari kata “Brahma” dan “Carati”. Brahma berarti ilmu pengetahuan dan Carati berarti gerak. Brahmacäri berarti memper- dalam, mengembangkan, dan mengamalkan Veda sebagai penuntun hidup. Seorang murid merupakan contoh seorang brahmacäri. Para siswa hendaknya memusatkan pikirannya pada ilmu pengetahuan saja. Karena ilmu yang didapat selama brahmacäri adalah kunci keberhasilan untuk siswa.