Ahià sä Bagian-Bagian Pañca Yama Brata

Pañca Yama Brata dan Pañca Nyama Brata 73 Setelah siswa berhasil melampaui tingkat brahmacäri, tingkat selanjutnya adalah gåhasta. Gåhasta adalah masa hidup berumah tangga. Menurut Slokantara, brahamacäri di- bagi ke dalam tiga golongan, yaitu: a Çukla Brahmacäri: orang yang tidak pernah menikah dari kecil hingga ia meninggal. b Sewala Brahmacäri: orang yang beristri atau bersuami hanya sekali dalam hidup- nya. Walaupun suami atau istri tersebut meninggal, ia tidak akan menikah lagi. c Tåñëa atau Kåñëa Brahmacäri: orang yang menikah lebih dari satu kali. Gambar 5.4 Siswa pada tingkat SD telah dapat disebut Brahmacäri. Sumber: www.padang-today.com, 2010

3. Satya

Pernahkah kalian berbohong pada guru atau orang tua kalian? Kejujuran adalah hal yang utama dalam hidup. Satya berarti kejujuran atau kebenaran. Kejujuran selalu berujung pada kebenaran. Hyang Widhi adalah kebenaran itu sendiri. Satya juga berarti setia. Setia pada janji atau perkataan. Contohnya Oka yang berkata jujur pada Raditya. Ia mengatakan tentang menyenangkannya bersekolah. Hingga akhirnya Raditya pun terbujuk. Biasakanlah diri kalian untuk selalu bertindak dan berkata jujur. Kebenaran tertinggi terletak di tangan Hyang Widhi. Jika kalian tidak bertindak dan berkata jujur, maka akan mencapai kehancuran. Hyang Widhi berpihak pada orang yang jujur. Satya dibagi ke dalam lima bagian. Lima bagian ini dikenal sebagai Paï ca Satya, diantaranya: a. Satya Wacana: setia, jujur, tidak berbohong dalam kata-kata. b. Satya Hådaya: setia pada kata hati, berpendirian teguh, dan tak terombang-ambing. c. Satya Laksana: setia, jujur pada perbuatan dan bertanggung jawab. d. Satya Mitra: benar, setia, dan jujur dalam persahabatan. e. Satya Semaya: setia terhadap janji.

4. Awyäwahärika

Pernahkah kalian bertengkar dengan kakak atau adik kalian? Atau dengan teman kalian? Bila iya, apakah kalian cepat berbaikan kembali? Hendaklah jika kalian bertengkar, segera saling minta maaf. Jangan biarkan pertengkaran itu berlanjut. Awyäwahärika artinya tidak bertengkar. Pertengkaran akan menciptakan banyak permusuhan. Jadi saling memaafkan akan menciptakan kerukunan hidup. Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas IV 74 Gambar 5.6 Mengambil milik orang lain adalah perbuatan tercela. Arti lain dari awyäwahärika adalah tidak berjual beli. Tidak berjual beli ini di tuj uk an pada bhi k suk a. Seorang rohaniawan tidak boleh hidup dalam duniawi lagi. Ia harus berusaha men- jauhkan diri dari ikatan tersebut. Hal lain yang harus dihindari oleh manusia adalah memamerkan kepandaian yang kita miliki. Awyäwahärika juga berarti tidak menunjukkan kecakapan. Hyang Widhi menganugerahkan ke- pandaian kepada kita. Kepandaian ini haruslah digunakan sebaik mungkin. Sering memamerkan kepandaian adalah sifat yang tidak terpuji. Kalian tentu ingat dengan pepatah “ Di atas l angi t masi h ada l angi t” buk an? 5 . Astenya atau Asteya Astenya berarti ti dak mencuri . Mengambil sesuatu yang bukan milik sendiri adalah dosa. Misalnya mencuri pensil atau buku orang lain. Perbuatan mencuri bertentangan dengan agama dan hukum. Ada beberapa perbuatan yang dikatakan mencuri, yaitu: a mengambil paksa milik orang lain b menyuruh mencuri c memberi makan pencuri d berkenalan dengan pencuri e bersahabat dengan pencuri f meminjam tanpa mengembalikan Gambar 5.5 Mulat sarira introspeksi diri harus dilakukan ketika pertengkaran terjadi. Dan saling memaafkan adalah hal yang harus dilakukan. Sumber: Ilustrasi penulis Walaupun kita telah belajar hingga lulus sekolah, masih banyak ilmu yang bisa didapat di luar sekolah. Hendaklah kita jangan berhenti belajar. Sesuai dengan ungkapan bahwa kebodohan adalah pangkal dari kemiskinan. Oleh sebab itu ayo kita menuntut ilmu hingga negeri Cina. Sumber: Ilustrasi penulis g menunjukkan jalan pencuri h menerima barang hasil curian Kalian juga harus berhati-hati dalam bergaul. Hindarkan diri kalian dari keinginan-keinginan. Sebab hal ini akan menjerumuskan kalian dalam dosa. Tentunya kalian tidak suka dihukum, bukan? Bersikap baik dan berpikir positif harus ditanamkan pada diri sendiri.