Sekar Alit atau Sekar Macepat Sekar Madhya atau kekidung tembang

37 Lagu-Lagu Kerohanian Menyanyikan lagu rohani adalah cara bakti yang sering dilakukan oleh umat Hindu. Ada dua makna yang dapat diambil dari Dharma Gétä. Pertama, dengan Dharma Gétä umat mendapatkan banyak tuntunan ajaran Hindu. Karena dalam Dharma Gétä itu banyak ajaran dan keagungan Tuhan diceritakan. Kedua, umat mendapatkan latihan kon- sentrasi dan meditasi dalam melakukan Dharma Gétä tersebut. Dengan Dharma Gétä itu umat melakukan pemusatan keheningan hati nurani pada keagungan dan kesucian Tuhan. Dari pemusatan perhatian pada keagungan dan kesucian Tuhan itu seseorang akan mendapatkan keheningan jiwa yang mantap. Sikap bakti dalam melakukan Dharma Gétä adalah sikap bakti yang tulus kepadaNya. Dharma Gétä tidak boleh dilakukan dengan dorongan untuk mendapatkan ketenaran. Karena jika hanya ingin memamerkan keindahan suara maka Dharma Gétä itu tidak akan memberikan pahala. Kalian tetap harus bersikap baik dengan kemampuan yang kalian miliki. Janganlah kalian meremehkan orang lain yang suaranya dianggap lebih jelek. Hal itu tidak akan memberikan pahala mulia dalam melakukan Dharma Gétä. Sumber: www.pmhdwarmadewa.wordpress.com, 2010 Gambar 3.3. Dharma Gétä memberi pengaruh besar pada jiwa dan perilaku. Hal ini dapat menumbuhkembangkan sikap santun, halus, religius. Lagu-lagu kerohanian berbeda-beda pada setiap daerah. Hal ini karena agama Hindu tersebar di berbagai daerah. Tentu lagu rohaninya tidak sama antara daerah satu dengan yang lainnya. Perbedaan lagu- lagu kerohanian itu justru menambah kekayaan budaya Indonesia. Berbedanya lagu kerohanian ini tidak akan mengurangi arti dan fungsinya. Ada berbagai jenis upacara dalam agama Hindu. Tiap upacara memiliki lagu rohani yang berbeda. Jenis-jenis lagu tersebut terbagi dalam: 1. kidung Dewa Yajï a, isi lagunya lebih banyak tentang pujian kepada Sang Hyang Widhi beserta manifestasinya; 2. kidung Pitra Yajï a, lagunya berisi tentang roh Ätma menuju ke alam baka. Para sanak saudara menghantarkannya dengan doa;

B. Jenis-Jenis Lagu Rohani

Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas IV 38 3. kidung Rsi Yajï a, syairnya menyatakan tentang pahala seorang wiku yang telah menjalani kewajiban-kewajibannya; 4. kidung Manusa Yajï a, syairnya menyatakan bahwa seseorang telah melakukan upacara manusia yajï a; 5. kidung Bhuta Yajï a, syairnya menyatakan tentang persembahan kepada bhuta kala dengan tujuan agar para bhuta kala tidak meng- ganggu ketentraman manusia; Pada persembahyangan biasa di pura selalu diiringi lagu rohani. Sebagai pendahuluan sembahyang dinyanyikan Kawitan Wargasari. Untuk menghaturkan banten pengayat dinyanyikanlah kidung Wargasari. Untuk mengiringi meditasi setelah Panca Sembah, dinyanyikanlah Merdu Komala. Ketika memohon tirta maka kidung Turun Tirtha yang dinyanyikan. Hari ini hari Sabtu. Pak Mahendra mengajarkan kami cara mekidung. Ia memberikan kami sebuah buku kecil. Di dalamnya berisi lagu-lagu rohani. Suara Pak Mahendra sangat merdu. Ia mengajari kami perlahan- lahan. Kami sangat bersemangat. Kami mendengarkan Pak Mahendra dengan saksama. Kami berkonsentrasi pada kata-kata dalam lagu rohani tersebut. Sebelum giliran kami untuk bernyanyi tiba, Pak Mahendra menjelaskan makna dari kidung itu. Setelah kami memahaminya, kami mulai belajar mekidung. Berikut ini adalah kidung-kidung yang kami pelajari. 1 . Kawitan W arga Sari untuk pendahuluan sembahyang. a. Purwakaning angripta rumning wana ukir Kahadang labuh Kartika penedenging sari Angayon tangguli ketur Angringring jangga mure b. Sukania harja winangun winarne sari Rumrumning puspa priyaka, ingoling tangi Sampun ing riris sumar Umungguing srengganing rejeng

C. Melafalkan Lagu Rohani