Ketakutan Pola Koping Moral Aktifitas Pengalih

14 cenderung menumbuhkan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang baik, akan mempengaruhi kemampuan individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya dengan baik. Sebaliknya, jika konsep dirinya negatif, cenderung menghambat dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya Dariyo, 2004. Kelompok sebaya merupakan kekuatan utama dalam membentuk konsep diri anggota kelompok. Popularitas dan pengakuan dalam kelompok sebaya dapat meningkatkan harga diri, kepercayaan diri, dan memperkuat konsep diri remaja. Keterlibatan yang total dalam kelompok membuat remaja terlihat tidak mampu mengambil keputusan sendiri dan merasa tidak percaya diri Remaja yang lepas dari kelompok sebayanya dan terisolasi akan mencari dan mengembangkan identitasnya sendiri Potter Perry, 2009.

2.1.4.5 Ketakutan

Takut pada usia remaja berpusat pada penerimaan kelompok sebaya, perubahan tubuh, hilangnya pengendalian diri, munculnya dorongan seksual. Remaja sering mengamati perubahan dan ketidaksempurnaan pada tubuhnya. Adanya kelainan yang nyata dan tidaknya menyebabkan remaja merasakan kekhawatiran yang terus menerus Potter Perry, 2009. Universitas Sumatera Utara 15

2.1.4.6 Pola Koping

Perilaku meniru koping dikembangkan dari pengalaman remaja sehari-hari dan dari maturasi kognitif yang berkembang. Kemampuan untuk memecahkan masalah melalui tindakan logis, sudah dapat berfikir abstrak dan menghadaapi masalah hipotenik secara efektif, jika berkonfrontasi dengan masalah, remaja dapat mempertimbangkan beragam penyebab dan solusi yang banyak. Beberapa remaja menggunakan strategi koping penghindaran ketika suatu masalah tidak bisa di atasi dan suatu usaha dilakukan untuk mengurangi ketegangan dengan ikut terlibat dalam perilaku kenakalan remaja seperti penggunaan zat kimia terlarang Potter Perry, 2009.

2.1.4.7 Moral

Perkembangan penerimaan moral bergantung sekali dengan keterampilan kognitif dan komunikasi serta interaksi dengan orang lain. Pada tingkat tertinggi, moralitas di dapat dari prinsip hati nurani individu. Remaja menilai dirinya sendiri dengan ide internal, yang sering menyebabkan konflik antara nilai diri dan kelompok. Perkembangan moral remaja digambarkan sebagai tahap yang konvensional, tahap ini dicirikan dengan kemampuan untuk mengambil perspektif moral orang tua dan anggota masyarakat ke dalam dirinya untuk di pertimbangkan Kohlberg, 1964 dalam Potter Perry 2005. Universitas Sumatera Utara 16

2.1.4.8 Aktifitas Pengalih

Kebanyakan remaja mengembangkan minat khususnya pada olah raga tertentu dan berkonsentrasi pada perkembangan keterampilan. Sering melakukan aktifitas rekreasi dan berusaha memiliki barang-barang yang sedang popular di kalangan sebaya seperti komputer dan mobil Potter Perry, 2009.

2.1.4.9 Nutrisi