26
4.6 Uji Validitas dan Reabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Arikunto, 2010. Uji validitas dilakukan oleh dosen yang
ahli dalam bidang keperawatan jiwa di Fakultas Keperawatan USU yaitu Walter, S.Kep.,M.kep.,Sp.Kep.J. Berdasarkan uji validitas tersebut,
kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif untuk mempermudah responden memahami kalimat dalam instrumen tersebut.
Setelah dilakukan uji validitas maka didapatkan nilai CVI 0,96. Hal ini berarti instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini telah
valid. Uji Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukuran dapat dipercaya dan tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan menggunakan alat ukur yang sama Notoadmodjo,
2010. Uji reabilitas dilakukan pada 35 sampel yang tinggal di desa Payung, instrumen reliabel di ujikan kepada remaja sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan. Hasil uji reliabilitas kuesioner untuk mengetahui perkembangan psikososial remaja
pasca erupsi gunung Sinabung
menggunakan uji Cronbach alpha. Pada penelitian ini diperoleh hasil uji reliabilitas dengan nilai 0.81. karena nilai Alpha 0,7 maka dinyatakan
bahwa seluruh instrumen atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.
Universitas Sumatera Utara
27
4.7 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU dan surat izin lokasi
penelitian yaitu Desa Batukarang Kecamatan Payung. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada remaja yang ada di masyarakat
dengan mendatangi rumah ke rumah, menghadiri perkumpulan pemuda pemudi , dan pada remaja yang ada di sekolah. Kemudian peneliti
memperkenalkan diri dan memberi penjelasan kepada remaja sebagai calon responden mengenai tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan
penelitian dan cara pengisian kuesioner. Remaja yang bersedia, diminta untuk menandatangani lembar persetujuan informed consent. Jika
menolak, maka peneliti tidak memaksa dan menghormati responden. Kemudian peneliti memberi kesempatan
kepada responden untuk mengisi sendiri kuesioner, dan selama pengisian kuesioner peneliti
mendampingi responden kemudian memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya apabila ada pernyataan yang tidak di pahami.
Setelah kuesioner diisi sendiri oleh responden, kuesioner di kumpulkan kembali oleh peneliti dan memeriksa kelengkapan datanya. Apabila ada
yang belum lengkap maka kuesioner tersebut dilengkapi pada saat itu juga. Selanjutnya data yang telah terkumpul akan dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
28
4.8 Analisa Data