17
mengganggu pola pengaturan makan yang baik akibatnya remaja mengalami gangguan makan Dariyo, 2004.
2.2 Konsep Bencana 2.2.1 Defenisi Bencana
Bencana diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan atau penghidupan masyarakat
yang disebabkan oleh faktor alam danatau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis UU Nomor 24 Tahun 2007. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian, atau penderitaan.
2.2.2 Jenis – Jenis Bencana
Jenis – jenis bencana menurut Undang–Undang No.24 Tahun 2007, antara lain :
a. Bencana alam
Bencana alam adalah bencana yang di akibatkan oleh peristiwa alam seperti : gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. b. Bencana non alam
Bencana non alam adalah bencana yang di akibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam seperti gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Universitas Sumatera Utara
18
c. Bencana sosial Bencana sosial adalah bencana yang di akibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang di akibatkan oleh manusia seperti adanya konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat dan teror.
2.2.3 Dampak Bencana Terhadap Psikososial
Bencana alam memiliki efek yang sangat besar terhadap individu, keluarga, dan komunitas. Bencana alam menyebabkan kerusakan yang
luas pada harta benda dan dapat menimbulkan masalah dalam finansial. Pada kasus yang lebih buruk, bencana dapat menyebabkan luka-luka dan
kematian. Bencana alam juga dapat menimbulkan masalah kesehatan mental yang efeknya dapat berlangsung selama beberapa bulan atau
bahkan bertahun-tahun setelah bencana. Dampak yang ditimbulkan sangatlah kompleks, selain masalah pengungsi, kerusakan infrastruktur
terputusnya jalur komunikasi dan transportasi menjadi masalah kompleks lainnya. Kerusakan-kerusakan fisik dan psikis pun tentunya menjadi
meningkat Stanley Williams, 2000 dalam Afrianti, 2011. Dampak fisik meliputi kondisi fisik yang cedera ataupun terluka
akibat bencana selain itu badan terasa tegang, cepat lelah, susah tidur, mudah terkejut, palpitasi, mual, perubahan nafsu makan dan kebutuhan
seks menurun Masykur, 2006. Secara teoritis, individu-individu yang mengalami bencana dan kehilangan keluarga memiliki kecenderungan
mengalami gangguan
psikologis. Gangguan
psikologis yang
Universitas Sumatera Utara
19
dimungkinkan terjadi pada korban bencana adalah stres berat, stres akut dan Post-Traumatic Stress Disorders. Gangguan stres pasca trauma adalah
gangguan kecemasan akibat kejadian traumatis, seperti perang,
pemerkosaan, dan bencana alam. Kejadian traumatis itu menyebabkan individu yang mengalami kejadian traumatisnya, atau tidak bisa
menghilangkan kejadian traumatis meskipun peristiwanya sudah lampau, berkurangnya respon terhadap dunia luar seperti berkurangnya minat
untuk melakukan aktifitas yang berarti, merasa asing terhadap orang lain, efek depresif murung, sedih, putus asa, mimpi buruk, mimpi kejadian
traumatisnya secara terus menerus atau mengalami gangguan tidur, mudah marah, kesulitan konsentrasi, merasa waspada, terkejut dan ketakutan yang
berlebihan Davison Neale, 1996 dalam Hartini 2010.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual