19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instrumen NMR terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut Willard et al., 1988 :
1. Magnet untuk memisahkan energi spin nuklir.
2. Paling tidak terdapat dua saluran frekuensi radio, satu untuk
stabilisasi medanfrekuensi dan satu untuk memberikan frekuensi radio untuk energi penyinaran. Yang ketiga dapat digunakan untuk
masing-masing inti yang akan dipisahkan. 3.
Probe sampel yang mengandung kumparan untuk kopling sampel dengan bidang frekuensi radio.
4. Detektor untuk memproses sinyal NMR.
5. Generator Sweep Generator untuk menyapu bersih baik medan
magnet maupun frekuensi radio melalui frekuensi resonansi sampel.
6. Rekorder untuk menampillkan spektrum
2.8 Uji Antiinflamasi
Inflamasi merupakan respon imun tubuh yang secara umum terjadi karena adanya stimulus. Hal itu bisa dikarenakan oleh bakteri, misalnya kontaminasi
bakteri pada luka. Inflamasi juga dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh berjuang melawan sesuatu dan terkadang memunculkan efek berbahaya
IQWiQ, 2010. Beberapa metode in vitro dapat digunakan dalam mengetahui potensi atau
aktivitas antiinflamasi dari suatu obat, kandungan kimia dan preparat herbal. Teknik-teknik yang bisa digunakan antara lain adalah pelepasan fosforilasi
oksidatif ATP biogenesis terkait dengan respirasi, penghambatan denaturasi protein, stabilisasi membran eritrosit, stabilisasi membran lisosomal, tes
fibrinolitik dan agregasi trombosit Oyedapo et al., 2010. Selain itu uji antiinflamasi secara in vitro juga bisa dilakukan dengan melihat efek inhibisi
pada siklooksigenase menggunakan kit khusus uji skrining siklooksigenase Umar et al., 2012.
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam pengembangan AINS, prinsip denaturasi dalam uji antiinflamasi sering digunakan seperti pada uji antiinflamasi dengan albumin telur Chandra,
2012 dan uji dengan bovine serum albumin BSA Williams et al., 2008. Denaturasi protein pada jaringan adalah salah satu penyebab penyakit inflamasi
dan artritis. Produksi dari antigen-auto pada penyakit artritis dapat mengakibatkan denaturasi protein secara in vivo. Oleh karena itu, penggunaan
suatu agen tertentu yang bisa mencegah denaturasi protein akan bermanfaat pada pengembangan obat antiinflamasi Chatterjee et al., 2012.
Indometasin, ibufenak, asam flufenamik dan asam salisilat memiliki kemampuan dalam mencegah denaturasi BSA yang dipanaskan pada pH
patologis yakni 6,2-6,5. Pada uji BSA, jika senyawa sampel menghambat denaturasi dengan persen inhibisi 20 maka dianggap memiliki aktivitas
antiinflamasi dan layak untuk dikembangkan lebih lanjut. Williams et al., 2008.
21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Penelitian I, Laboratorium Penelitian II dan
Laboratorium Kimia Obat Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
3.1.2 Waktu
Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2015 sampai bulan Juni 2015.
Alat Dan Bahan 3.2.1
Alat
Spektrofotometri ¹H-NMR dan
13
C-NMR 500 MHz, JEOL, spektrofotometer UV-Vis HITACHI, vacuum rotary evaporator
SB-1000 Eyela, digital water bath SB-100 Eyela, GCMS Agilent Technologies, microwave oven SAMSUNG, 250 watt, 50 Hz,
spektrofotometri IR, lemari pendingin, Plat aluminium TLC silica gel 60 F254 Merck, oven, timbangan analitik, penangas, statif, alat-alat
gelas, termometer, mikropipet, batang pengaduk, pinset, pengaduk magnetik, kertas saring, kapas, alumunium foil, vial uji, botol, pH
indikator.
3.2.2 Bahan
Senyawa etil p-metoksisinamat yang merupakan hasil isolasi dari kencur Kaempferia galanga L., 1-propanol Merck, Asam nitrat
65, Asam sulfat pekat, natrium diklofenak Sigma-Aldrich, natrium sulfat Merck, natrium hidroksida Merck, asam klorida 15, silika
gel 60 Merck, dan Bovine Serum Albumin Sigma-Aldrich. Pelarut dan bahan pembantu lain : aquades, etil asetat, n-heksan, etanol 95
dan TBS Sigma-Aldrich.