33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2.1 Senyawa Hasil Hidrolisis Etil p-metoksisinamat
Senyawa hasil hidrolisis etil p-metoksisinamat berupa serbuk berwarna putih dan tidak berbau.
Gambar 4.9 Senyawa Hasil Hidrolisis Etil p-metoksisinamat
Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat melting point “smp 10” dan didapatkan rentang titik leleh senyawa hasil hidrolisisi etil p-
metoksisinamat yaitu 172-174
o
C. Identifikasi senyawa hasil hidrolisis dilakukan dengan mencocokan
senyawa hasil reaksi dengan senyawa hasil reaksi yang dilakukan oleh mufidah 2014 baik dari nilai Rf, titik leleh, sampai fragmentasi
GCMS nya. Dari interpretasi GCMS menunjukkan bahwa senyawa hasil hidrolisis muncul pada waktu retensi 9,649 yang memiliki berat
molekul 178,0 dan memiliki fragmentasi massa pada 161; 133; 117; 89; dan 63 Lihat lampiran 3 . Adapun fragmentasi GCMS hasil hidrolisis
EPMS sebagai berikut :
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari hasil titik leleh, nilai Rf dan hasil GCMS, hasil yang didapat ternyata sama dengan hasil yang dilakukan oleh Mufidah 2014.
Sehingga senyawa hasil hidrolisis etil p-metoksisinamat adalah asam p- metoksisinamat.
Gambar 4.10 Struktur senyawa asam p-metoksisinamat
. 4.2.2
Senyawa Nitrasi Asam p-metoksisinamat
Gambar 4.11 Senyawa Hasil Nitrasi Asam p-metoksisinamat
Elusidasi struktur senyawa hasil nitrasi APMS menggunakan GCMS. Dari data kromatogram GCMS, terlihat bahwa terdapat berbagai macam
data kromatogram yang menunjukan bahwa terdapat banyaknya reaksi samping hasil nitrasi APMS.
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.12 Hasil kromatogram GCMS senyawa hasil nitrasi
4.2.3 Esterifikasi Senyawa Hasil Nitrasi
Senyawa hasil esterifikasi nitrasi asam p-metoksisinamat memiliki bentuk kristal dengan warna kuning pucat dan memiliki bau yang
lemah.
Gambar 4.13 Senyawa esterifikasi hasil nitrasi
Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat melting point. Rentang titik leleh senyawa hasil reaksi esterifikasi nitro asam p-
metoksisinamat yaitu 85-89 C
Elusidasi struktur senyawa A yaitu senyawa esterifikasi hasil nitrasi asam p-metoksisinamat dilakukan dengan analisa menggunakan IR,
GCMS, dan
1
H NMR. Penafsiran spektrum IR senyawa A esterifikasi hasil nitrasi asam p-metoksisinamat Gambar 4.14
dari berbagai bilangan gelombang absorbsi gugus fungsi yang spesifik ditunjukan
dalam tabel 4.1 yaitu ditemukan pada bilangan gelombang v 2892,38
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
cm
-1
adalah serapan spesifik vibrasi ulur ikatan antar atom C-H. Adanya gugus aromatik juga ditunjukkan dengan adanya C=C pada bilangan
gelombang v 1624,13 cm
-1
. Ditemukannya bilangan gelombang 1530,58 untuk gugus N-O menunjukkan bahwa proses nitrasi telah
berhasil dilakukan. Pada bilangan gelombang 1700,32 cm
-1
terdapat C=O merupakan serapan spesifik vibrasi ulur dari gugus C=O karbonil. Pada bilangan
gelombang 1270,18 cm
-1
menunjukkan serapan terdapat serapan vibrasi C-O dan tidak ditemukannya bilangan gelombang 3500-3650 cm
-1
untuk gugus OH menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi esterifikasi dimana asam karboksilat diubah menjadi ester.
Gambar 4.14 Spektrum IR Senyawa Hasil Modifikasi
Tabel 4.1 Daftar daerah spektrum IR senyawa esterfikasi hasil nitrasi Ikatan
Daerah Absorbsi v, cm
-1
C-H 2892,38
C-O 1270,18
N-O 1530,58
C=C Aril 1624,13
C=O 1700,32
Ester COOR 2300-2000
500 750
1000 1250
1500 1750
2000 2500
3000 3500
4000 1cm
40 50
60 70
80 90
T
2892. 38
2846. 09
1700. 32
1624. 13
1530. 58
1462. 11
1355. 05
1270. 18
1177. 59
1077. 29
1012. 67
947. 09
nitropropilPMS
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil interpretasi GCMS menunjukkan bahwa senyawa hasil reaksi muncul pada waktu retensi 12,409 dan memiliki berat molekul 265,0
dengan fragmentasi massa pada 265; 223; 206; 178; 130; 102; 79; 63; 41,1 Lihat Lampiran 5 . Adapun fragmentasi yang terjadi pada
senyawa hasil reaksi adalah sebagai berikut :
Data analisa spektrum IR dan interpretasi GCMS kemudian dikonfirmasi kembali dengan menggunakan analisa yang terkahir yaitu
1
H NMR dan
13
C NMR. Interpretasi analisa NMR berupa nilai pergeseran kimia δ dalam satuan ppm Pavia et al., 2008. Untuk hasil
analisa senyawa esterifikasi dengan
1
H NMR dan
13
C NMR Lampiran 7 ditunjukkan pada tabel 4.2 dan panduan stuktur pada gambar 4.15
Gambar 4.15 Senyawa Etil p-metoksisinamat
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 12
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2 Data Pergeseran Kimia δ Spektrum
1
H NMR dan
13
C NMR Senyawa EPMS Hasali ,2013 dan Mufidah, 2014 dan Senyawa Hasil
Esterifikasi Propanol CDCl
3,
500 MHz.
N o.
Pergeseran Kimia δ, ppm Senyawa Esterifikasi
Posi si
Eti p-metoksisinamat
13
C NMR
1
H NMR
13
C NMR
1
H NMR 1
166,755 1
167,55 -
2 119,111
6,39 d, 1H, J=16,2 2
116,28 6,31 d, 1H, J=15,6
3 141,660
7,6 d, 1H, J=16,7 3
144,13 7,65d,1H, J=16,25
4 127,362
4 127.65
5 133,676
5 130,19
6,90 d, 2H, J=9,05 6
114,018 8,01 d, 1H, J=2,5
8 114,77
7,47 d, 2H, J=8,45 7
154,145 7
161,29 -
8 114,018
7,68 d,d,1H J=1,9;8,4 8
114,77 7,47 d, 2H, J=8,45
9 125,120
7,1 d, 1H, J= 8,45 9
130,19 6,90 d, 2H, J=9,05
11 56,931
3,34 s, 3H 11
55,89 3,82 s, 3H
14 66,536
4,17 t, 2H, J=13,6 14
60,77 4,25 q, 2H, J=7,15
15 22,211
1,72 m, 2H J=14,3 15
14,60 1,33 t,3H, J=7,15
16 10,613
0,98 t, 3H, J=7,1 -
- -
Interpretasi NMR
pada penelitian
ini dilakukan
dengan membandingkan hasil interpretasi NMR pada senyawa etil
p- metoksisinamat pada penelitian mufidah 2014 dan Hasali 2013.
Spektrum
1
H NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 0,98 ppm 3H berbentuk triplet, 1,72 ppm berbentuk multiplet berjumlah enam
dan memiliki 2H yang menunjukan bahwa spektrum tersebut merpakan gugus CH
2
dan gugus disampingnya berjumlah 5H yaitu CH
2
dan CH
3
. Pada 4,17 ppm berbentuk triplet 2H yang dimana pada sinya ini
terbentuk lebih downfield dikarenakan adanya ikatan oksigen. Spektrum
1
H NMR memberikan sinyal pada pergeseran kimia 3,34 3H berbentuk singlet. Sinyal ini juga muncul lebih downfield dikarenakan
adanya ikatan dengan oksigen -OCH
3
, metoksi. Pergeseran kimia 6,39 ppm 1H berbentuk doublet memiliki hubungan puncak pada
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pergeseran kimia 7,6 ppm 1H yang juga berbentuk doublet, dengan rentang nilai konstanta kopling yang hampir sama 16,2 dan 16,7 Hz.
Bentuk dari sinyal ini adalah olefin dengan proton berkonfigurasi trans. Kemudian pada pergeseran kimia 7,1 ppm 1H, 7,68 ppm 1H dan
8,01 ppm 1H merupakan proton-proton dari benzen yang tersubstitusi. Pola sinyal pada pergeseran kimia 7,68 ppm menunjukan bahwa 1
proton terkopling secara ortho dengan 1 proton pada sinyal 7,1 yang memiliki nilai konstanta kopling sebesar 8,45 Hz. Dan terkopling secara
metha dengan 1 proton pada sinyal 8,01 ppm yang memiliki konstanta kopling sebesar 2,5 Hz.
Berdasarkan data interpretasi IR, GCMS,
1
H NMR dan
13
C NMR, senyawa hasil esterifikasi dari nitrasi asam p-metoksisinamat adalah
propil 4-metoksi 6-nitrosinamat.
Gambar 4.16 Senyawa propil 4-metoksi 6-nitrosinamat
4.3 Pengujian Aktivitas Antiinflamasi dan Hubungan Struktur Aktivitas