Indikator Sikap Percaya Diri

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dalam Rusman 2012: 54-58 standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh ke dalam empat kompetensi sebagai berikut. a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. b. Kompetensi Kepribadian Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, memengaruhi perilaku siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak, dan kepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang kedisiplinan diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturantata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat. Semua itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. c. Kompetensi Sosial Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Karena dengan dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar. Kemampuan sosial tersebut meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul, simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. d. Kompetensi Profesional Kemampuan profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Kemampuan profesional tersebut adalah 1 dalam hal penyampaian pembalajaran, yaitu guru harus mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran, 2 - dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu guru harus selalu mengaktifkan siswa dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat, menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar dengan menggunakan multimedia, 3 - dalam proses pembalajaran, yaitu guru harus memerhatikan prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan, seperti cara menerapkan apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi, dan prinsip-prinsip lainnya, dan 4 dalam hal evaluasi, yaitu secara teori dan praktik guru harus dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya, maka alat ukur tersebut harus benar dan tepat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru adalah suatu kemampuan yang diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kinerja tersebut di antaranya adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil belajar yang berkenaan dengan kompetensi profesional guru.

D. Model Cooperative Learning

1. Pengertian Model Cooperative Learning

Model cooperative learning merupakan model pembelajaran yang menghendaki siswa belajar secara berkelompok sehingga memungkinkan munculnya kerja sama diantara para siswa. Menurut Slavin 2005: 8 dalam pembelajaran kooperatif para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang atau lebih untuk menguasai materi yang disampaikan guru. Warsono dan Hariyanto 2012: 166 menyatakan bahwa model cooperative learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tujuan bersama. Menurut Majid 2013: 174 pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang, dengan struktur heterogen. Sedangkan menurut

Dokumen yang terkait

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 7 51

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS IV C SD NEGERI 01 METRO UTARA

0 15 93

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SCRAMBLE SISWA KELAS IV B SD NEGERI 5 METRO PUSAT

0 10 68

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV C SD NEGERI 5 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 5 57

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (Tgt) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta T

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara Tahu

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournaments) Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara

0 0 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TURNAMENTS (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 1 KEPURUN.

0 1 240