Teknik Pengumpulan Data Prosedur Penelitian Instrumen Penelitian

26 E X O 1 P C O 2 Anggoro 2007: 337 Keterangan: E = Kelas eksperimen P = Kelas pengendali atau kontrol X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD C = Kelas Kontrol menggunakan pembelajaran konvensional O 1 = Skor posttest pada kelas ekperimen O 2 = Skor posttest pada kelas kontrol

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data aktivitas dan hasil belajar siswa. Data-data tersebut dikumpulkan melalui metode dokumentasi, metode observasi, dan metode tes. 1. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan data nama peserta didik dan data nilai matematika semester ganjil masing-masing kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar- lampung. 2. Metode Observasi Metode ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pem- belajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. 27 3. Metode Tes Metode ini digunakan untuk memperoleh data nilai hasil tes belajar siswa baik yang diajar dengan pendekatan kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen maupun yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa, cara guru mengajar, dan karakteristik siswa 2. Menentukan populasi dan sampel. 3. Menetapkan materi pelajaran dan menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang akan digunakan dalam penelitian. 4. Pembuatan Instrumen Penelitian 5. Melakukan validasi instrumen. 6. Uji Coba Instrumen Penelitian 7. Melakukan perbaikan instrumen 8. Melaksanakan perlakuan pada kelas eksperimen 9. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 10. Menganalisis data 11. Membuat kesimpulan

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen 28 yang dugunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar matematika dan lembar observasi aktivitas siswa. 1. Tes Hasil Belajar Matematika Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar berbentuk soal uraian pada pokok bahasan garis singgung lingkaran dan kubus. Tes yang diberikan bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran STAD pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. a. Validitas soal Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur Arikunto, 2008:65. Validasi terhadap perangkat tes dilakukan dengan tujuan agar diperoleh perangkat tes yang memenuhi validitas isi. Untuk mendapatkan perangkat tes yang valid dilakukan langkah-langkah berikut. 1 Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator. 2 Membuat soal berdasarkan kisi-kisi. 3 Meminta pertimbangan kepada guru mitra yang dipandang ahli mengenai kesesuaian antara kisi-kisi dengan soal 4 Memperbaiki soal berdasarkan saran dari ahli Hasil penilaian terhadap soal tes oleh guru mitra menunjukkan bahwa soal tes garis singgung lingkaran yang digunakan untuk mengambil data perlu direvisi. Setelah direvisi, soal tes telah disetujui dan memenuhi validitas isi. Soal tes kubus tidak di revisi karena telah memenuhi validitas isi. b. Reliabilitas Reliabilitas merupakan konsistensi suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang 29 sama. Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila diteskan berkali-kali atau dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut tidak berubah-ubah atau menunjukkan ketetapankeajegan hasil. Menurut Sudijono 2008: 207 bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha, yaitu : Keterangan: 11 r = Koefisien reliabilitas tes n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 2 Si = Jumlah varians skor dari tiap butir item Si 2 = Varians total Sudijono 2008:207 berpendapat bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika r 11 lebih dari atau sama dengan 0,70. Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai 11 r = 0,77 untuk uji instrumen garis singgung lingkaran dan 11 r = 0,71 untuk uji instrumen kubus. Berdasarkan pendapat Sudijono tersebut, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan untuk mengumpulkan data. c. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah Arikunto, 2008:211. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai 2 2 11 1 1 Si Si n n r 30 siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 20 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 20 siswa yang memperoleh nilai terendah disebut kelompok bawah. Untuk menghitung daya beda digunakan rumus: DP = Keterangan : U = jumlah skor kelompok atas L = jumlah skor kelompok bawah N = jumlah siswa kelompok atasbawah. Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut. Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi 0,00 0,19 Buruk 0,20-0,39 Cukup 0,40-0,69 Baik 0,70-1,00 Sangat Baik Bertanda negatif Buruk sekali Masmud,2009 Nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,40 0,69 yaitu soal yang memiliki daya pembeda yang baik. Setelah menghitung daya beda butir soal pada instrumen garis singgung lingkaran, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 31 memiliki nilai 0,68 sehingga termasuk interpretasi yang baik, soal nomor 2 dan 3 memiliki nilai 0,46 sehingga termasuk interpretasi yang baik, soal nomor 4 me- miliki nilai 0,48 sehingga termasuk interpretasi yang baik, dan soal nomor 5 me- miliki nilai 0,52 sehingga termasuk interpretasi yang baik. Sedangkan dari perhitungan tes uji coba yang kedua pada materi kubus diperoleh hasil daya beda sebagai berikut. Tabel 3.3 Daya Beda Uji Instrumen Kubus No Soal Daya Pembeda 1 0,64 baik 2a 0,54 baik 2b 0,64 baik 3 0,61 baik 4 0,67 baik 5 0,48 baik d. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Masmud 2009 mengungkapkan bahwa untuk menghitung tingkat kesu- karan suatu butir soal digunakan rumus berikut. = Keterangan: TK = Tingkat Kesukaran B = Jumlah skor semua siswa untuk masing-masing soal N = Jumlah siswa 32 Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran sebagai berikut. Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Besarnya TK Interpretasi Kurang dari 0,2 Sangat Sukar 0,20-0,39 Sukar 0,4 0,8 Sedang Lebih dari 0,81 Mudah Masmud,2009 Menurut Masmud untuk sebuah butir tes yang ideal, tingkat kesukaran butir berkisar antara 0,4 hingga 0,8. Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,63 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,78 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 3 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,60 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,45 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, dan soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,41 sehingga termasuk kategori soal yang sedang. Sedangkan dari perhitungan tes uji coba yang kedua pada materi kubus diperoleh hasil tingkat kesukaran sebagai berikut. Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Kubus No Soal Tingkat Kesukaran 1 0,59 sedang 2a 0,77 sedang 2b 0,65 sedang 3 0,79 sedang 4 0,77 sedang 33 5 0,75 sedang Dari hasil perhitungan uji coba tes hasil belajar yang telah dilakukan didapatkan data validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai berikut: Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Garis Singgung Lingkaran No Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 Valid 0.77 Reliabel 0.68 baik 0.63 sedang 2 Valid 0.46 baik 0.78 sedang 3 Valid 0.46 baik 0.60 sedang 4 Valid 0.48 baik 0.45 sedang 5 Valid 0.52 baik 0.41 sedang Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1 dan C.2 Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Kubus No Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 Valid 0.71 Reliabel 0,64 baik 0,59 sedang 2a Valid 0,54 baik 0,77 sedang 2b Valid 0,64 baik 0,65 sedang 3 Valid 0,61 baik 0,79 sedang 4 Valid 0,67 baik 0,77 sedang 5 Valid 0,48 baik 0,75 sedang Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5 dan C.6 2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar 34 Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Ketentuan teknis pengisian lembar observasi aktivitas siswa ini adalah sebagai berikut. a. Siswa mendapat tanda check list skor 1 jika melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran. b. Siswa tidak mendapat tanda check list skor 0 jika tidak melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran. Tabel 3.8 Data Aktivitas Siswa Kelompok Nama Siswa Aktivitas Belajar skor A Kriteria 1 2 3 4 5 6 Keterangan: 1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Diskusi antara siswa dengan guru 3. Diskusi antar siswa dalam kelompok 4. Membaca buku dan mengerjakan latihan 5. Menanggapibertanya pada saat presentasi 6. Menyimpulkan materi pelajaran

G. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/201

0 4 54

EFEKTIVITAS MODEL GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 14 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Studi pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 5 35

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE GI DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Banyak Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 15 137