12 kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan
mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Aktivitas yang akan diamati beserta indikatornya dalam penelitian ini di- tunjukkan oleh tabel berikut:
Tabel 2.1 Keterangan Aktivitas yang Diamati
No. Aktivitas
Indikator 1.
Memperhatikan penjelasan guru
a. Pandangan berfokus pada guru
b. Tidak mengobrol dengan siswa yang lain
2. Diskusi antara siswa dengan
guru a.
Bertanya kepada guru b. Menjawab pertanyaan yang diajukan
guru c.
Menanggapi penjelasan guru 3.
Diskusi antar siswa dalam kelompok
a. Bertanya kepada teman dalam
kelompok b. Menjawab pertanyaan teman dalam
kelompok c.
Menanggapi penjelasan teman dalam kelompok
4. Membaca buku dan
mengerjakan latihan a.
Membaca buku matematika b. Menulis hasil diskusi tentang latihan
5. Menanggapibertanya pada
saat presentasi a.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
b. Bertanya kepada siswa yang melakukan presentasi
c. Menanggapi hasil diskusi kelompok
yang presentasi 6.
Menyimpulkan materi pelajaran
a.
Berpendapat tentang hasil kesimpulan materi pelajaran
b.
Menulis rangkuman materi pelajaran
C. Hasil Belajar
13 Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami
aktivitas belajar yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan penge- tahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan yang terjadi tersebut dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, keterampilan tidak bisa
menjadi bisa, dan sebagainya. Dalam penelitian ini hasil belajar dibatasi pada materi pokok garis singgung lingkaran dan kubus.
Menurut Sardiman 2008:54, hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai tes matematika yang diberikan oleh guru
sebagai hasil dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa.
D. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin 2005: 4 pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendis-
kusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan.
Beberapa alasannya adalah penggunaan pembelajaran ko- operatif selain untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar juga dapat
menimbulkan akibat-akibat positif lainnya. Akibat-akibat positif itu antara lain
14 dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman
sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah dapat menumbuhkan kesadaran bahwa para siswa perlu belajar
untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengapli- kasikan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam suatu kerja sama di dalam
diskusi. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Abdurrahman 2009: 123 adalah seba-
gai berikut: 1. Saling ketergantungan positif yang menuntut tiap anggota kelompok saling
membantu demi keberhasilan kelompok. 2. Akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan pelajaran tiap
anggota kelompok dan kelompok diberikan balikan tentang prestasi belajar anggota-anggota kelompoknya, sehingga mereka saling mengetahui teman
yang memerlukan bantuan. 3. Terdiri dari anak-anak yang berkemampuan atau memiliki karakteristik
heterogen. 4. Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis.
5. Semua anggota harus saling membantu dan saling memberi motivasi. 6. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada upaya
mempertahannkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok. 7. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam kerja gotong royong,
mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. 8. Pada saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan
observasi terhadap komponen-komponen belajar dan melakukan intervensi jika terjadi masalah antar anggota kelompok.
15 9. Guru memperhatikan proses keefektifan proses belajar kelompok.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan sikapnya
sesuai dengan kehidupan yang ada didalam masyarakat, sehingga dengan adanya kerja sama antar anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktifitas,
dan perolehan belajar. Lima tipe utama dari model pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Division STAD, Teams-Games-Tournament
TGT, Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC, dan Team Accelerated Instruction TAI.
E. Pembelajaran Tipe STAD