8 diperoleh volume infus yang dikehendaki. Infusa yang mengandung bukan bahan
berkhasiat keras, dibuat menggunakan 10 simplisia Ditjen POM, 1995. Tanaman tempuyung dikenal sebagai obat penyakit batu ginjal sejak
dikemukakan oleh Prof. Sarjito dalam seminar Nasional Penggalian Sumber Alam Indonesia untuk Farmasi tahun 1964. Pada tahun 1963. Prof. Sarjito melakukan
penelitian pertama terhadap daya melarutkan dari infusa tempuyung. Dalam penelitian itu. Sarjito merendam batu ginjal seseorang di dalam rebusan daun
tempuyung pada suhu kamar dan suhu 37°C. Bahan percobaan tadi ada yang digoyangkan seperti gerakan tubuh manusia ada juga yang tidak. Setelah itu, batu
ginjal ditimbang dan kalsium dalam larutan diukur secara kimia. Hasilnya, bobot semua batu ginjal menjadi berkurang Winarto dan Karyasari, 2004.
Prof. Sarjito melakukan penelitian lain mengenai daya penghancuran batu ginjal manusia dengan pemeriksaan Kristal dalam air seni dansinar rontgen.
Berdasarkan penelitian itu, diketahui tanaman tempuyung dapat menghancurkan batu ginjal. Ny. Sarjito istri Prof. Sarjito telah mencoba meminum infusa 250 mg
daun tempuyung kering yang dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum tiga kali sehari. Gangguan batu ginjalnya sembuh tanpa efek samping walaupun diminum
dalam waktu yang lama Winarto dan Karyasari, 2004.
2.2.2 Sediaan Kapsul Ekstrak Daun Tempuyung
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai Ditjen POM, 1995. Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran, atau granul.
Butiran gula inert dapat dilapisi dengan komposisi bahan aktif dan penyalut yang
Universitas Sumatera Utara
9 memberikan profil lepas lambat atau bersifat enterik. Mesin yang menggunakan
berbagai prinsip dosis dapat mengisi serbuk ke dalam kapsul cangkang keras, tetapi kebanyakan mesin otomatis, membentuk sumbat serbuk dengan cara
pengempaan yang kemudian dilepaskan dalam bagian induk kapsul kosong. Umumnya bagian pelengkap mesin ini tersedia untuk berbagai jenis pengisian
yang lain. Formulasi serbuk sering membutuhkan penambahan zat pengisi, lubrikan, dan glidan pada bahan aktif untuk mempermudah proses pengisian
kapsul. Formulasi dan metode pengisian terutama derajat kepadatan, dapat mempengaruhi laju pelepasan obat. Penambahan bahan pembasah pada massa
serbuk, dapat dilakukan jika bahan aktif bersifat hidrofobik. Disintegran dapat ditambahkan ke dalam formulasi serbuk untuk mempermudah deagregasi dan
disperse gumpalan kapsul dalam saluran cerna. Formulasi serbuk sering dapat dibuat melalui pencampuran kering, sedangkan formulasi ruah membutuhkan
densifikasi dengan teknik rol atau teknik granulasi yang sesuai Ditjen POM, 1995.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok di luar pengaruh cahaya
matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk Ditjen POM, 1979.
Ekstrak Kental Daun Tempuyung Sonchi Arvensidis Folium Extractum Spissum adalah ekstrak yang dibuat dari daun Sonchus arvensis L., suku
Asteraceae, mengandung flavonoid total tidak kurang dari 1,10 dihitung sebagai luteolin Dirjend BKAK, 2008.
Universitas Sumatera Utara
10 Identitas Ekstrak
Pemerian Ekstrak kental; cokelat, bau tidak khas, rasa agak pahit Dirjend BKAK, 2008.
Efek Farmakologis dan hasil Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak air dan ekstrak alkhohol daun tempuyung
terhadap volume urine tikus in vivo dan pelarutan batu ginjal in vitro, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. daun tempuyung tidak jelas
mempunyai efek diuretik, namun memepunyai daya melarutkan batu ginjal. 2 daya melarutkan batu ginjal oleh ekstrak air lebih baik daripada ekstrak alkohol
Dirjend BKAK, 2008.
2.3 Komposisi Batu Ginjal 2.3.1 Kalsium Oksalat