Hasil Uji Linearitas Hasil Utama Penelitian

48 Sebaran data residu dalam penelitian ini dapat dilihat pada grafik diatas. Melalui grafik tersebut jelas terlihat bahwa setiap titik sebagian besar berada pada satu garis lurus, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal.

2. Hasil Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah variabel kualitas kehidupan kerja dan bullying di tempat kerja memiliki hubungan yang linear secara signifikan atau sebaliknya. Tabel 9. Uji Linearitas Variabel Kualitas Kehidupan Kerja dan Bullying di Tempat Kerja Df F Sig Between Groups Within Groups Combined Linearity Deviation from Linearity 57 1 56 120 2,074 44,508 1,317 0,000 0,000 0,107 Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai linearity kualitas kehidupan kerja dan bullying di tempat kerja memiliki signifikansi sebesar 0,000. Angka tersebut menunjukkan asumsi linearitas dalam penelitian ini terpenuhi karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Universitas Sumatera Utara 49

3. Hasil Utama Penelitian

a. Pengaruh Bullying di Tempat Kerja Terhadap Kualitas Kehidupan Kerja Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh bullying di tempat kerja terhadap kualitas kehidupan kerja. Oleh sebab itu, dalam menguji pengaruh bullying di tempat kerja terhadap kualitas kehidupan kerja digunakan metode analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows dan Microsoft Office Excel 2003. Besarnya nilai korelasi R antara kualitas kehidupan kerja dengan bullying di tempat kerja diperoleh sebesar 0,432, dan besarnya presentase pengaruh bullying di tempat kerja terhadap kualitas kehidupan kerja yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil pengkuadratan nilai R yaitu sebesar 0,187. Hal ini menunjukkan bahwa bullying di tempat kerja memiliki pengaruh sebesar 18,7 terhadap kualitas kehidupan kerja. Tabel 10 bagian pertama memperlihatkan nilai korelasi dan pengaruh bullying di tempat kerja terhadap kualitas kehidupan kerja. Kemudian tabel uji regresi menunjukkan bahwa bullying di tempat kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas kehidupan kerja dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 yang artinya bullying di tempat kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas kehidupan kerja. Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 10. Uji Regresi: Pengaruh Bullying di Tempat Kerja Terhadap Kualitas Kehidupan Kerja Model R R Square Adjusted R Square 1 0,432 0,187 0,182 I Model Df F Sig Regression Residual total 1 176 177 40,434 0,000 II Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient T Sig B Std. Error Beta Constan Bullying 192,629 -0,461 4,545 0,073 -0,432 42,386 -6,359 0,000 0,000 III Mengenai arah regresi ataupun arah pengaruh dari bullying di tempat kerja terhadap kualitas kehidupan kerja dapat dilihat melalui tabel uji regresi bagian ketiga. Model regresi digambarkan dengan persamaan: y = a + bx. Dari tabel diatas kolom B, nilai konstanta a diperoleh sebesar 192,63, sedangkan nilai b sebesar -0,461, sehingga persamaan regresinya menjadi: y = 192,63 – 0,461x. Tanda negatif menunjukkan arah regresi yang negatif. Semakin besar nilai x maka nilai y akan semakin kecil, artinya variabel x memiliki pengaruh yang negatif terhadap variabel y. Dengan kata lain, bullying di tempat kerja Universitas Sumatera Utara 51 berkontribusi terhadap penurunan kualitas kehidupan kerja pada subjek dimana penelitian ini dilakukan, atau dapat disebutkan bahwa hipotesis null dalam penelitian ini ditolak. b. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik 1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Kualitas Kehidupan Kerja Skala kualitas kehidupan kerja disusun berdasarkan delapan aspek kualitas kehidupan kerja oleh Walton 1975. Setelah uji reliabilitas, terdapat 51 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis dengan rentang nilai 1 sampai 5, sehingga total skor minimum 51, dan skor maksimum 255. Sementara itu, berdasarkan data penelitian di lapangan diperoleh nilai minimum 65, dan nilai maksimum sebesar 251. Perbandingan antara nilai empirik dan nilai hipotetik untuk skala kualitas kehidupan kerja dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Kualitas Kehidupan Kerja Variabel Kualitas Kehidupan Kerja Nilai Hipotetik Empirik Min 51 65 Maks 255 251 Mean 153 165,85 SD 34 25,192 Universitas Sumatera Utara 52 Melalui tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hipotetik sebesar 153 dengan standar deviasi sebesar 34, sementara nilai rata-rata empirik sebesar 165,85 dengan standar deviasi sebesar 25,192. Jika dibandingkan, mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih sebesar 12,85. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas kehidupan kerja subjek dalam penelitian ini tergolong sedang. . 2. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Bullying di Tempat Kerja Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur bullying di tempat kerja yang diadaptasi dari NAQ-R oleh Einarsen, Hoel, Notelaers 2009. Total aitem yang memenuhi persyaratan setelah uji coba sebanyak 36 aitem. Sehingga, dengan nilai rentang respon dari 1 sampai 5, diperoleh nilai maksimum sebesar 180 dan nilai minimum sebesar 36. Sementara itu, nilai empirik yang diperoleh dari lapangan juga menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 36 dan nilai maksimum sebesar 180. Nilai mean empirik untuk variabel bullying di tempat kerja diperoleh sebesar 58,09 dengan standar deviasi sebesar 23,618. Sedangkan nilai mean hipotetik untuk variabel bullying di tempat kerja diperoleh sebesar 108 dengan standar deviasi sebesar 34. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat bullying yang dirasakan subjek di tempat kerja dalam penelitian ini tergolong cukup Universitas Sumatera Utara 53 rendah dikarenakan nilai mean empirik lebih kecil dibandingkan mean hipotetik, yaitu dengan selisih sebesar 49,91. Perbandingan nilai hipotetik dan empirik untuk variabel bullying di tempat kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 12. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Bullying di Tempat Kerja Variabel Bullying di Tempat Kerja Nilai Hipotetik Empirik Min 36 36 Maks 180 180 Mean 108 58,09 SD 24 23,618 c. Kategorisasi Data Penelitian 1. Kategorisasi Untuk Variabel Kualitas Kehidupan Kerja Norma yang dipakai untuk mengkategorikan kualitas kehidupan kerja subjek adalah sebagai berikut: Tabel 13. Norma Kategorisasi Kualitas Kehidupan Kerja Rentang Nilai Kategori X ≤ µ - 1,5 SD Rendah µ - 1.5 SD X ≤ µ + 1,5 SD Sedang X µ + 1,5 SD Tinggi Universitas Sumatera Utara 54 Besar nilai rata-rata hipotetik kualitas kehidupan kerja sebesar 153 dengan standar deviasi sebesar 34, sehingga kategori yang diperoleh seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 14. Kategorisasi Data Kualitas Kehidupan Kerja Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X ≤ 102 Rendah 2 1,12 102 X ≤ 204 Sedang 169 94,94 X 204 Tinggi 7 3,93 Total 178 100 Melalui tabel 14 dapat dilihat bahwa subjek terbanyak memiliki tingkat kualitas kehidupan kerja yang sedang yaitu sebesar 94,94 atau sebanyak 169 orang, sedangkan sisanya memiliki kualitas kehidupan kerja yang tinggi sebesar 3,93 yaitu sebanyak 7 orang, dan yang memiliki tingkat kualitas kehidupan kerja yang rendah hanya sebesar 1,12 dari total keseluruhan subjek yaitu sebanyak 2 orang. 2. Kategorisasi Untuk Variabel Bullying di Tempat Kerja Untuk mengkategorikan bullying di tempat kerja, diperlukan norma berdasarkan data rata-rata dan standar deviasi hipotetik untuk variabel bullying di tempat kerja. Adapun norma yang dipakai adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 55 Tabel 15. Norma Kategorisasi Bullying di Tempat Kerja Rentang Nilai Kategori X ≤ µ - 1,5 SD Rendah µ - 1.5 SD X ≤ µ + 1,5 SD Sedang X µ + 1,5 SD Tinggi Besar nilai rata-rata hipotetik bullying di tempat kerja sebesar 108 dengan standar deviasi sebesar 24, sehingga kategori yang diperoleh seperti yang tertera pada tabel 16. Tabel 16.Kategorisasi Data Bullying di Tempat Kerja Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X ≤ 72 Rendah 150 84,26 72 X ≤ 144 Sedang 25 14,04 X 144 Tinggi 3 1,69 Total 178 100 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat bullying yang dirasakan subjek tergolong rendah sebanyak 84,26. Hanya sebesar 1,69 sebanyak 3 orang yang mengalami tingkat bullying yang tinggi, sedangkan sisanya sebesar 14,04 sebanyak 25 orang mengalami tingkat bullying yang tergolong sedang.

4. Hasil Tambahan Penelitian