Mekanisme Transaksi Analisis Hukum Prinsip-Prinsip Syariah Dalam Pasar Modal Syariah Di Indonesia

56 1. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; 2. lembaga keuangan konvensional ribawi, termasuk perbankan dan asuransi konvensional; 3. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; 4. produsen, distributor, danatau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; 5. melakukan investasi pada Emiten perusahaan yang pada saat transaksi tingkat nisbah hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya; Dari kriteria emiten yang dikeluarkan oleh fatwa DSN-MUI tersebut diatas, maka dapat disimpulkan perbedaan antara indeks Syariah dan indeks konvensional. Yaitu, indeks Syariah berdasarkan kepada saham-saham yang digolongkan memenuhi kriteria-kriteria Syariah sedangkan indeks konvensional memasukkan semua saham yang terdaftar dalam bursa efek tersebut.

3. Mekanisme Transaksi

Dalam pasar modal Syariah, tidak diperbolehkan transaksi yang mengandung transaksi bunga ribawi, transaksi yang meragukan gharar, dan saham perusahaan yang bergerak pada bidang yang diharamkan. Pasar modal Syariah harus bebas dari transaksi yang tidak beretika dan tidak bermoral, yakni manipulasi pasar, transaksi Universitas Sumatera Utara 57 yang memanfaatkan orang dalam insider trading, dan melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki short selling. Sementara itu Obaidullah mengemukakan etika di pasar modal Syariah, yaitu setiap orang bebas melakukan akad freedom contract selama masih sesuai Syariah, bersih dari unsur riba freedom from al-riba, gharar excessive uncertainty, al- qimarjudi gambling, al-maysir unearned income, manipulasi dan kontrol harga price control and manipulation, dharar detriment dan tidak merugikan kepentingan publik unrestricted public interest, juga harga terbentuk secara fair entitlement to transact at fair price dan terdapat informasi yang akurat, cukup dan apa adanya entitlement to equal, adequate, and accurate infromation. 78 Inti dari apa yang disebutkan oleh Obaidullah tersebut adalah pasar modal Syariah harus membuang jauh-jauh setiap transaksi yang berlandaskan spekulasi. Inilah bedanya dengan pasar modal konvensional yang meletakkan spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun dalam kasus-kasus tertentu seperti insider trading dan manipulasi pasar dengan membuat laporan keuangan palsu dilarang dalam pasar modal konvensional. 79 Fatwa DSN-MUI No.40DSN-MUIX2003 juga menyatakan transaksi yang dilarang pada pasar modal Syariah meliputi: 80 1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di 78 Perbedaan Pasar Modal Syariah Dengan Konvensional, Op.cit. 79 Ibid. 80 Pasal 5 ayat 1dan 2 fatwa DSN-MUI No. 40DSN-MUIX2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara 58 dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman. 2. Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman sebagaimana dimaksud ayat 1 di atas meliputi: a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu; b. Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang Efek Syariah yang belum dimiliki short selling; c. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang; d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan; e. Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas Efek Syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian pembelian Efek Syariah tersebut; dan f. Ihtikar penimbunan, yaitu melakukan pembelian atau dan pengumpulan suatu Efek Syariah untuk menyebabkan perubahan harga Efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain; g. Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur diatas. Dalam pasar modal konvensional investor dapat membeli atau menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk mempermainkan harga. Akibatnya perubahan harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan karena nilai saham itu sendiri. Perkembangan harga saham dalam pasar modal konvensional sangat besar dikarenakan oleh transaksi spekulatif, biasanya juga timbul dari keinginan para pelaku pada umumnya agar harga saham terus meningkat. Kenaikkan harga saham bukan didorong oleh bertambahnya keuntungan perusahaan dan jumlah deviden yang dibagikan, tetapi didorong oleh harapan dan impian pemburu saham terutama dari kalangan yang paling awam. Kondisi seperti ini menjadikan investor awam sebagai Universitas Sumatera Utara 59 sasaran empuk para spekulan yang sangat jeli dalam menganalisis perkembangan pasar. Oleh sebab itu, sesuai dengan wasiat Nabi Muhammad SAW dalam sebuah Hadist yang menyatakan: “Segala sesuatu yang halal dan haram telah jelas, tetapi diantara keduanya terdapat hal-hal yang samar dan tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barang siapa berhati-hati terhadap hal-hal yang meragukan, berarti telah menjaga agama dan kehormatan dirinya…” HR.Bukhari-Muslim Oleh karenanya, maka berinvestasi di pasar modal Syariah harus dilakukan pada instrumen-instrumen dari perusahaan yang solid, manajemen yang baik serta perencanaan bisnis yang jitu. Hal ini disebabkan para investor harus berorientasi jangka panjang serta tidak terpengaruh oleh pasar yang menyebabkan panic selling yakni menjual saham dikarenakan panik akibat dari harga saham yang dapat melonjak tajam ataupun turus drastis. Para investor harus melakukan penjualan saham karena memiliki informasi yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun, seperti manajemen yang tidak baik, perusahaan tidak mampu bersaing dan lain sebagainya. 81

C. Pertimbangan Pembentukan Pasar Modal Syariah Di Indonesia

Untuk mengkaji pasar modal tidaklah semata-mata menjadi domain ekonomi, tetapi juga menjadi domain bidang ilmu lainnya, terlebih jika kita membicarakan bagaimana pembentukannya. Khusus mengenai pembentukan pasar modal Syariah di 81 Op.cit., hlm. 155. Universitas Sumatera Utara 60 Indonesia, pertimbangan pembentukannya sangat terkait kepada beberapa pertimbangan yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pertimbangan Filosofis