Prinsip Syariah Dalam Perdagangan Bursa Efek di Pasar Modal Syariah Indonesia

72 ditunjukkan dengan tegas oleh Al-Qur’an dan atau Hadist. Fikih dalam arti sempit adalah ketetapan hukum yang dihasilkan melalui ijtihad para mujtahid. Dengan penegasan yang telah disampaikan Allah SWT tersebut, maka sangat jelas bahwa aspek ajaran Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan ritual belaka, akan tetapi seluruh roda kehidupan umat manusia, termasuk dalam menjalankan kegiatan muamalah haruslah sesuai dengan Syariah Islam. seperti diketahui bahwa cakupan dasar ajaran Islam itu salah satu nya: 99 Konsep Syariah Islam, menjelaskan tentang jalan yang harus ditempuh atau garis yang mestinya dilalui oleh seseorang yang beriman kepada Allah SWT. dan juga kepda ajaran-Nya yang disampaikan melalui Rasulullah Muhammad SAW, termasuk di dalamnya adalah ajaran mengenai ibadah dan juga muamalah. Dalam konsep Syariah Islam, hukum tentang ibadah dan juga muamalah berbeda. Dalam hal ibadah dikatakan bahwa “semua ibadah dilarang untuk dikerjakan, terkecuali yang jelas ada perintahnya dalam Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW.” Adapun hukum Syariah muamalah menyatakan bahwa “segala kegiatan muamalah diizinkan, terkecuali yang jelas ada larangannya di dalam Al-Quran dan Sunah”. Penegasan tentang hal ini disampaikan dengan jelas dalam konsep fikih Islam, yang merupakan penafsiran dari jumhur ulama ulama manyoritas terhadap konsep Syariah.

2. Prinsip Syariah Dalam Perdagangan Bursa Efek di Pasar Modal Syariah Indonesia

Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan dan sekaligus sebagai sarana investasi bagi para pemodal. Implementasi dari hal tersebut adalah perusahaan dapat memperoleh pendanaan melalui penerbitan Efek yang bersifat ekuitas atau surat hutang. Di sisi lain, pemodal juga dapat 99 Ibid., hlm. 4-5. Universitas Sumatera Utara 73 melakukan investasi di pasar modal dengan membeli Efek-efek tersebut. Kegiatan- kegiatan di pasar modal tersebut dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang termasuk dalam kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan perniagaan. Menurut kaidah fikih, hukum asal dari kegiatan muamalah adalah mubah boleh, kecuali ada dalil yang jelas melarangnya, 100 yaitu “Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”. Hal ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah seperti pembiayaan dan investasi di pasar modal baru dikenal saat ini, maka kegiatan tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat larangan dalam Al-Qur’an dan Hadist yang secara implisit maupun eksplisit. Beberapa larangan dalam kegiatan pembiayaan dan investasi oleh Syariah antara lain adalah transaksi yang mengandung riba’. Larangan transaksi riba’ sangat jelas, karena itu transaksi di pasar modal yang di dalamnya terdapat riba’ tidak diperkenankan oleh Syariah. Syariah juga melarang transaksi yang di dalamnya terdapat spekulasi dan mengandung gharar atau ketidakjelasan yaitu transaksi yang di dalamnya dimungkinkan terjadinya penipuan khida’. 101 Islam sebagai aturan hidup nidham al hayat yang mengatur seluruh kehidupan manusia, sudah menawarkan berbagai cara dan kiat untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan norma dan aturan Allah SWT. Hingga dalam berinvestasi pun Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan petunjuk dalil dan rambu- rambu pokok yang seharusnya diikuti oleh setiap muslim yang beriman. Rambu- 100 Bapepam-LK, Kajian Pasar Sekunder Efek Syariah di Pasar Modal Indonesia, Op.cit. 101 Ibid. Universitas Sumatera Utara 74 rambu tersebut yang selanjutnya menjadi prinsip dasar syariah dalam perdagangan di pasar modal syariah adalah sebagai berikut: 102 a. Terbebas dalam unsur riba Riba secara etimologi berarti bertambah, dan dalam terminologi Islam para ulama banyak memberikan definisi, diantara nya adalah “Riba merupakan kelebihan yang tidak ada padanan pengganti ‘iwadh yang tidak dibenarkan Islam yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang yang berakad”. Imam Badrudin Al ‘Aini dalam kitabnya ‘Umdatu al Qari mendefinisikan riba sebagai “Riba adalah penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil”. Terminologi lebih komprehensif disampaikan oleh Muhammad Al Hasaini Taqiyudin Abi Bakr Ibn dalam kitabnya Kifayatu al Akhyar sebagai berikut : “Riba adalah setiap nilai tambah value added dari setiap pertukaran emas dan perak uang serta seluruh bahan makanan pokok tanpa adanya pengganti ‘iwadh yang sepadan dan dibenarkan oleh Islam”. Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua, masing-masing adalah riba piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyah yang dalam pasar modal konvensional terdapat pada obligasi, margin trading dan saham preferen. Sedangkan kelompok kedua terbagi menjadi riba fadhl riba nasi’ah, terjadi pada transaksi yang mengandung ketidakjelasan nilai dan harga serta sekuritas yang tidak mencerminkan kondisi riil emiten dan juga short selling. 102 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Op.cit., hlm. 191-196. Universitas Sumatera Utara 75 b. Terhindar dari unsur gharar Gharar secara etimologi adalah kekhawatiran atau resiko, dan gharar berarti juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, dan atau kebinasaan, dan taghrir adalah melibatkan diri dalam sesuatu gharar. Gharar juga berarti sesuatu yang bersifat tidak pasti uncertainty, dimana jual beli gharar berarti sebuah jual beli yang mengandung unsur ketidaktahuan atau ketidakpastian jahalah antara dua orang yang bertransaksi, atau jual beli sesuatu yang objek akad tidak diyakini dapat diserahkan. Imam Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah halaman 53 jilid keempat mendefinisikan gharar sebagai: “Setiap jual beli yang mengandung ketidakpastian jahalah, atau mengandung unsur resiko dan atau perjudian”. Unsur gharar masih dapat ditemukan dalam perdagangan sekuritas di pasar modal konvensional yaitu perdagangan indeks. Di Indonesia indeks yang dperdagangkan dalam pasar modal konvensional adalah Kontrak Berjangka Indeks LQ-45. c. Terhindar dari unsur judi maysir Maysir merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu dikarenakan sesorang yang harusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walau jalan pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan Islam. Allah SWT dan Universitas Sumatera Utara 76 Rasulullah SAW, telah melarang segala jenis perjudian, hal tersebut tertuang dalam Al-Qur’an surat al-Maidah ayah 90-91 : 90. Hai orang-orang yang beriman, ssungguhnya meinum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu gar kamu mendapat keberuntungan. 91. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat ALLAH SWT dan sembahyang; maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu. Transaksi yang mengandung unsur maysir dalam istilah bursa efek disebut short selling, walaupun transaksi short selling dalam praktiknya juga dilarang dalam pasar modal konvensional. d. Terhindar dari unsur haram Investasi yang dilakukan oleh seorang investor muslim harus terhindar dari unsur haram. Segala hal yang haram merupakan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya Muhammad SAW sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam kaidah ushul fikih, haram didefinisikan sebagai : “Haram adalah sesuatu yang disediakan hukuman ‘iqab bagi yang melakukan dan disediakan pahala bagi yang meninggalkan karena diniatkan untuk menjalankan syariat-Nya”. Dalam sebuah hadist riwayat Imam Tarmidzi dari Salman dinyatakan : “Sesuatu yang halal adalah apa yang telah dihalalkan oleh ALLAH dan Rasul-Nya dalam kitab-Nya, dan sesuatu yang haram adalah apa yang telah diharamkan oleh ALLAH dan Rasul-Nya dalam kitab-Nya, dan apa yang didiamkan tidak diatur maka tergolong sesuatu yang dimaafkan”. Universitas Sumatera Utara 77 Dalam pasar modal konvensional masih terjadi perdagangan sekuritas yang emiten nya melakukan aktifitas yang haram, hal ini dapat dilihat dari sekuritas perusahaan rokok, ritel, minuman keras, perbankan dan emiten lain yang masih mempraktikkan sistem bunga. e. Terhindar dari unsur syubhat kata syubhat berarti mirip, serupa, semisal dan bercampur. dalam terminologi Islam, syubhat berarti sebagai : “sesuatu perkara yang tercampur antara halal dan haram akan tetapi tidak diketahui secara pasti apakah ia sesuatu yang halal atau haram, dan apakah ia hak atau batil”. Begitu juga dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dan Muslim dinyatakan sebagai berikut : “yang halal itu telah jelas, dan yang haram itu juga telah jelas, diantara keduanya ada hal yang syubhat tidak jelas yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang siapa menjagamenghindari syubhat maka telah benar-benar selamat agama dan kehormatannya”.HR. Bukhari-Muslim. Oleh sebab itu, seorang investor Syariah sangat disarankan menjauhi aktifitas investasi yang beraroma syubhat. Karena jika hal tersebut tetap dilakukan, maka pada hakikatnya telah terjerumus kepada sesuatu yang haram. Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-131BL2006 dalam Peraturan No. IX.A.14 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek Syariah di pasar modal Syariah antara lain: 1. Ijarah, wajib memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 103 103 Angka 2 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14, tentang Akad-Akad yang digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara 78 a. Persyaratan pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa dan atau pengguna jasa wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut Syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa 1 Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa adalah: a menerima pembayaran harga sewa atau upah ujrah sesuai yang disepakati dalam Ijarah; b menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan; c menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewakan; d menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan; e bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang bukan disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau bukan karena kelalaian Pihak penyewa; dan f menyatakan secara tertulis bahwa pemberi sewa atau pemberi jasa menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimilikinya kepada penyewa atau pengguna jasa pernyataan ijab. 2 Hak dan kewajiban penyewa atau pengguna jasa adalah: a manfaatkan barang dan atau jasa sesuai yang disepakati dalam Ijarah; b membayar harga sewa atau upah ujrah sesuai yang disepakati dalam Ijarah; c bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai yang disepakati dalam Ijarah; d menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan tidak material sesuai yang disepakati dalam Ijarah; e bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau karena kelalaian Pihak penyewa; dan f menyatakan secara tertulis bahwa penyewa atau penerima jasa menerima hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa pernyataan qabul. c. Persyaratan obyek Ijarah, obyek Ijarah dapat berupa barang dan atau jasa yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang; 2 manfaat atas barang dan jasa dapat diserahkan kepada penyewa atau pengguna jasa; 3 manfaat barang atau jasa harus yang bersifat tidak dilarang oleh Syariah Islam tidak diharamkan; Universitas Sumatera Utara 79 4 manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas; dan 5 spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan jelas, antara lain melalui identifikasi fisik, kelaikan, dan jangka waktu pemanfaatannya. d. Persyaratan penetapan harga sewa atau upah ujrah. Penetapan harga sewa atau upah ujrah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 besarnya harga sewa atau upah ujrah dan cara pembayarannya ditetapkan secara tertulis dalam Ijarah;dan 2 alat pembayaran harga sewa atau upah adalah uang atau bentuk lain termasuk jasa manfaat lain dari jenis yang sama dengan barang atau jasa yang menjadi obyek dalam Ijarah. e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Ijarah. Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 2 Peraturan ini, dalam Ijarah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1 para pihak dapat menentukan harga sewa atau upah untuk periode waktu tertentu dan meninjau kembali harga sewa atau upah yang berlaku untuk periode berikutnya; dan atau 2 penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa. Dengan kata lain, Ijarah merupakan perjanjian akad dimana pihak yang memiliki barang atau jasa berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah ujrah, tanpa peralihan hak atas kepemilikan barang yang menjadi objek ijarah. 2. Kafalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut 104 : a. Persyaratan Pihak yang terlibat dalam Kafalah Pihak penjamin kafiilguarantor, Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur, dan Pihak lain makfuul lahukreditur yang terlibat dalam Kafalah wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut Syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Kewajiban Pihak yang terlibat dalam Kafalah 1 kewajiban Pihak penjamin kafiilguarantor adalah sebagai berikut: 104 Angka 3 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14 tentang Akad-Akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara 80 a memiliki harta yang cukup untuk menjamin kewajiban Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur kepada Pihak lain makfuul lahukreditur; b memiliki kewenangan penuh untuk menggunakan hartanya sebagai jaminan atas pemenuhan kewajiban Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur kepada Pihak lain makfuul lahukreditur; dan c menyatakan secara tertulis bahwa Pihak penjamin kafiilguarantor menjamin kewajiban Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur kepada Pihak lain makfuul lahukreditur pernyataan ijab. 2 kewajiban Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur adalah sebagai berikut: a menyerahkan kewajibannya hutangnya kepada Pihak penjamin kafiilguarantor; dan b menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur menerima jaminan dari Pihak penjamin kafiilguarantor pernyataan qabul. c. Bentuk penjaminan dalam Kafalah Penjaminan dalam Kafalah dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum, seperti jaminan perusahaan corporate guarantee dan jaminan pribadi personal guarantee. d. Persyaratan obyek Kafalah makfuul bihi Obyek Kafalah adalah kewajiban piutang Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur kepada Pihak lain makfuul lahukreditur yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 kewajiban dimaksud dapat berupa kewajiban pembayaran sejumlah uang, penyerahan barang, dan atau pelaksanaan pekerjaan; 2 kewajiban dimaksud harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya; 3 kewajiban dimaksud bukan merupakan kewajiban yang timbul dari hal-hal yang bertentangan dengan Syariah Islam; dan 4 harus merupakan piutang mengikat lazim yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan. e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Kafalah Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 3 Peraturan ini, dalam Kafalah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1 para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan fee atas penjaminan yang dilakukan oleh Pihak penjamin kafiilguarantor. Dalam hal para Pihak menyepakati adanya imbalan fee sebagaimana tersebut di atas, maka Kafalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak; Universitas Sumatera Utara 81 2 penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam Kafalah; dan atau 3 jangka waktu penjaminan dalam Kafalah. Oleh penjelasan Peraturan No. IX.A.14 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek Syariah di pasar modal Syariah tersebut diatas, maka kafalah merupakan suatu perjanjian akad dimana pihak penjamin guarantor berjanji memberikan jaminan kepada pihak yang dijamin debitor untuk memenuhi kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak-pihak lain kreditor. 3. Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut 105 : a Persyaratan Pihak yang dapat menjadi shahib al- mal dan mudharib Pihak yang dapat menjadi shahib al- mal dan mudharib wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut Syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. b Hak dan kewajiban shahib al- mal dan mudharib. 1 Hak dan kewajiban shahib al-mal adalah: a menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah; b meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga yang dapat digunakan apabila mudharib melakukan pelanggaran atas akad Mudharabah. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum, seperti jaminan perusahaan corporate guarantee dan jaminan pribadi personal guarantee; c mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh mudharib; d menyediakan seluruh modal yang disepakati; e menanggung seluruh kerugian usaha yang tidak diakibatkan oleh kelalaian, kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan f menyatakan secara tertulis bahwa shahib al- mal menyerahkan modal kepada mudharib untuk dikelola oleh Mudharib sesuai dengan kesepakatan pernyataan ijab. 2 Hak dan kewajiban mudharib adalah:menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah; 105 Angka 4 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14 tentang Akad-Akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara 82 a mengelola kegiatan usaha untuk tercapainya tujuan Mudharabah tanpa campur tangan shahib al-mal. b mengelola modal yang telah diterima dari shahib al-mal sesuai dengan kesepakatan, dan memperhatikan Syariah Islam serta kebiasaan yang berlaku; c menanggung seluruh kerugian usaha yang diakibatkan oleh kelalaian, kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan d menyatakan secara tertulis bahwa mudharib telah menerima modal dari shahib al-mal dan berjanji untuk mengelola modal tersebut sesuai dengan kesepakatan pernyataan qabul. c Persyaratan modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah Modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 berupa sejumlah uang dan atau aset, baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang; 2 jika modal yang diberikan dalam bentuk selain uang, maka nilai benda tersebut harus disepakati pada waktu akad; 3 tidak berupa piutang atau tagihan, baik tagihan kepada mudharib maupun kepada Pihak lain; dan 4 dapat diserahkan kepada mudharib dengan cara seluruh atau sebagian pada waktu dan tempat yang telah disepakati. d Persyaratan kegiatan usaha dalam Mudharabah Kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 tidak bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah; dan 2 dilarang dikaitkan mu’allaq dengan sebuah kejadian di masa yang akan datang yang belum tentu terjadi. e Pembagian keuntungan dalam Mudharabah Pembagian keuntungan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 keuntungan Mudharabah adalah selisih lebih dari kekayaan Mudharabah dikurangi dengan modal Mudharabah dan kewajiban kepada Pihak lain yang terkait dengan kegiatan Mudharabah; 2 keuntungan Mudharabah merupakan hak shahib al-mal dan mudharib dengan besarnya bagian sesuai dengan kesepakatan; dan 3 besarnya bagian keutungan masing-masing pihak wajib dituangkan secara tertulis dalam bentuk persentase nisbah. f Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Mudharabah. Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 4 Peraturan ini, dalam Mudharabah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 83 1 jangka waktu tertentu untuk masa berlakunya Mudharabah; 2 Mudharib menyediakan biaya operasional sesuai kesepakatan dalam Mudharabah; dan atau 3 penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara Shahib al-mal dengan Mudharib. Mudharabah secara sederhana adalah merupakan perjanjian akad dimana pihak yang menyediakan dana shahib al-mal berjanji kepada pengelola usaha mudharib untuk menyerahkan modal dan pengelola mudharib berjanji untuk mengelola modal tersebut. 4. Wakalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut 106 : a Persyaratan Pihak yang dapat menjadi pemberi kuasa muwakkil dan yang penerima kuasa wakil Pihak yang memberi kuasa muwakkil dan Pihak yang menerima kuasa wakil wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut Syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. b Kewajiban Pihak yang memberi kuasa muwakkil dan Pihak yang menerima kuasa wakil dalam Wakalah 1 kewajiban Pihak yang memberi kuasa muwakkil adalah sebagai berikut: a memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap hal-hal yang boleh dikuasakan; dan b menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang memberi kuasa muwakkil memberikan kuasa kepada Pihak penerima kuasa wakil untuk melakukan perbuatan hukum tertentu pernyataan ijab. 2 kewajiban Pihak yang menerima kuasa wakil adalah sebagai berikut: a memiliki kemampuan untuk melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya; b melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya serta dilarang memberi kuasa kepada Pihak lain kecuali atas persetujuan Pihak yang memberi kuasa muwakkil; dan c menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang menerima kuasa wakil menerima kuasa dari Pihak yang memberi kuasa muwakkil untuk melakukan perbuatan hukum tertentu pernyataan qabul. 106 Angka 5 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14, Akad-akad yang digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara 84 c Persyaratan obyek Wakalah Obyek Wakalah adalah perbuatan hukum yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1 diketahui dengan jelas jenis perbuatan hukum yang dikuasakan serta cara melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan tersebut; 2 tidak bertentangan dengan Syariah Islam; dan 3 dapat dikuasakan menurut Syariah Islam. d Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Wakalah Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 5 Peraturan ini, dalam Wakalah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut: 1 para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan fee atas pelaksanaan perbuatan hukum yang dikuasakan. Dalam hal para Pihak menyepakati adanya imbalan fee, maka Wakalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak; 2 penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam Kafalah; dan atau 3 jangka waktu pemberian kuasa. Penjelasan diatas berarti bahwa wakalah merupakan perjanjian akad dimana pihak yang memberi kuasa muwakkil memberikan kuasa kepada pihak yang menerima kuasa wakil untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu. Termasuk dalam pengertian ini, melakukan penawaran palsu najsy; transaksi atas barang yang belum dimiliki short sellingbai’u maa laisa bimamluk; menjual sesuatu yang belum jelas bai’ al-ma’dum; pembelian untuk penimbunan Efek ihtikar dan menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang insider trading. Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan dari aspek Syariah pada prinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta investor terhadap pemilik usaha Emiten untuk memberdayakan Pemilik Usaha dalam melakukan kegiatan usahanya dimana pemilik harta investor berharap untuk memperoleh Universitas Sumatera Utara 85 manfaat tertentu. Karena itu kegiatan investasi keuangan adalah termasuk kegiatan usaha dari pemilik harta namun secara pasif. Sehingga prinsip Syariah dalam investasi dan pembiayaan keuangan pada dasarnya sama dengan pada kegiatan usaha lainnya yaitu prinsip kehalalan dan keadilan. Secara umum prinsip tersebut adalah: a. Investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah, dimana kegiatan usaha tersebut adalah spesifik dan bermanfaat sehingga atas manfaat yang timbul dapat dilakukan bagi hasil. b. Akad yang terjadi antara pemilik harta investor dengan pemilik usaha Emiten, dan tindakan maupun informasi yang diberikan pemilik usaha Emiten serta mekanisme pasar Self Regulating Organization SRO tidak boleh menimbulkan kondisi keraguan yang dapat menyebabkan ketidakpastian gharar. c. Pemilik harta investor dan pemilik usaha Emiten tidak boleh mengambil risiko yang melebihi kemampuan maysir yang dapat menimbulkan kerugian yang sebenarnya dapat dihindari. d. Pemilik harta investor, pemilik usaha Emiten maupun Bursa dan Self Regulating Organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar, baik dari segi penawaran supply maupun dari segi permintaan demand. Universitas Sumatera Utara 86

B. Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek Pada Pasar Modal Syariah

Penerapan prinsip-prinsip syariah ke dalam instrument pasar modal di Indonesia khususnya diharapkan akan semakin meningkatkan jumlah investor yang berinvestasi di pasar modal, karena adanya pilihan alternatif investasi yang terbebas dari unsur-unsur ribawi yang akan membuat investasi menjadi semakin aman. Selanjutnya yang penting untuk diketahui adalah bagaimana mekanisme perdagangan nya, sebab produk syariah juga harus sejalan dengan mekanisme transaksinya. Guna menepis keraguan investor tersebut maka Dewan Syariah Nasional DSN-MUI mengeluarkan Fatwa No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek yang menjadi kerangka regulasi oleh Bapepam pada perdagangan di pasar modal Syariah. Efek bersifat ekuitas dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik adalah merupakan saham, efek yang dapat ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham dari Perseroan selaku penerbit. Sedangkan pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa efek dilaksanakan berdasarkan proses tawar menawar dengan jumlah saham yang dapat ditransaksikan dalam sekali transaksi antara satu lot hingga empat Universitas Sumatera Utara 87 ratus lot, istilah lot di pasar modal digunakan guna menandai jumlah saham yang berarti satu lot sama dengan lima ratus lembar saham. 107 Sedangkan regulasi Islam mengenai efek bersifat ekuitas sesuai prinsip Syariah adalah efek bersifat ekuitas yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah DES yang diterbitkan oleh Bapepam-LK, yang dalam penyusunannya melibatkan DSN- MUI, sebagaimana disebutkan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 80DSN- MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Akad yang digunakan adalah Ijarah yang berarti akad pemindahan hak gunamanfaat atas suatu barang atau pemberian jasapekerjaan dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewaujrah, serta akad Hawalah bil Ujrah yang merupakan akad pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lain yang bersedia atau berkomitmen iltizam untuk menanggungnya membayarnya, dengan ujrah. Mengenai ketentuan perdagangan efek Syariah pada bursa efek menggunakan akad jual beli ba’i. Pembeli boleh menjual efek setelah akad jual beli dinilai sah, yakni ketika terjadi kesepakatan pada harga serta jenis dan volume tertentu antara permintaan beli dan penawaran jual walaupun penyelesaian administrasi transaksi pembeliannya settlement dilaksanakan di kemudian hari berdasarkan prinsip qabdh hukmi. Sedangkan efek yang dapat dijadikan obyek perdagangan hanya efek bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah dimana harga pada transaksi jual 107 Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia: Pengantar Studi Kasus, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 77. Universitas Sumatera Utara 88 beli tersebut dapat ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang mengacu pada harga pasar wajar melalui mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan bai’ almusawamah. 108 Perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar regular adalah merupakan jual beli efek yang dibuat oleh anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek. Perdagangan ini termasuk perdagangan online yang dilakukan dalam satu majelis dengan mekanisme dan peraturan yang menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak. Adapun mekanisme perdagangan efek di pasar regular pasar modal Syariah adalah: 109 a. Bursa Efek boleh menetapkan aturan bahwa: 1 Perdagangan Efek hanya boleh dilakukan oleh Anggota Bursa Efek; 2 Penjual dan Pembeli Efek yang bukan Anggota Bursa Efek dalam melaksanakan Perdagangan Efek harus melalui Anggota Bursa Efek; b. Akad antara penjual atau pembeli efek yang bukan Anggota Bursa Efek dengan Anggota Bursa menggunakan akad ju’alah; c. Bursa Efek wajib membuat aturan yang melarang terjadinya dharar dan tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip Syariah dalam Perdagangan Efek yang berdasarkan prinsip Syariah di Bursa Efek; d. Bursa Efek menyediakan sistem danatau sarana perdagangan Efek, termasuk namun tidak terbatas pada peraturan bursa dan sistem dalam rangka melakukan pengawasan perdagangan efek, antara lain untuk mendeteksi dan mencegah kegiatan atau tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip Syariah; e. Bursa Efek dapat mengenakan biaya ujrahrusum Perdagangan Efek berdasarkan prinsip ijarah atas penyediaan sistem danatau sarana perdagangan kepada Anggota Bursa Efek; 108 Ketentuan khusus angka 1 huruf e Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. 109 Ketentuan khusus angka 2 Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Universitas Sumatera Utara 89 f. Lembaga Kliring Penjamin dapat melakukan novasi atas Perdagangan Efek yang dilakukan Anggota Bursa, berdasarkan prinsip hawalah bil ujrah; g. Lembaga Kliring Penjamin dapat mengenakan biaya ujrahrusum kliring dan penjaminan dari Anggota BursaKliring atas jasa yang dilakukan; h. Penyimpanan dan penyelesaian atas Perdagangan Efek dilakukan melalui Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; i. Lembaga Penyimpanan dan Ppenyelesaian dapat mengenakan biaya ujrahrusum penyimpanan dan penyelesaian dari Anggota Bursa Efek selaku Perusahaan Efek. Pelaksanaan perdagangan efek untuk itu harus dilakukan dengan hati-hati guna menghindari terjadinya spekulasi, manipulasi serta kegiatan lainnya yang didalamnya memenuhi unsur-unsur tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip Syariah, yang meliputi: a. Tadlis, yaitu tindakan menyembunyikan kecacatan obyek akad yang dilakukan oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah obyek akad tersebut tidak cacat. Adapun yang termasuk kategori tadlis antara lain 110 : 1 Front Running yaitu tindakan anggota bursa efek yang melakukan transaksi lebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi bahwa nasabahnya akan melakukan transaksi dalam volume besar atas Efek tersebut yang diperkirakan mempengaruhi harga pasar, tujuannya untuk meraih keuntungan atau mengurangi kerugian. 2 Misleading information Informasi Menyesatkan, yaitu membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek. b. Taghrir, adalah merupakan upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar terdorong 110 Ketentuan khusus angka 3 huruf a Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Universitas Sumatera Utara 90 untuk melakukan transaksi. adapaun yang termasuk kategori Taghrir antara lain: 111 1 Wash sale Perdagangan semu yang tidak mengubah kepemilikan yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak menimbulkan perubahan kepemilikan danatau manfaatnya beneficiary of ownership atas transaksi saham tersebut. Tujuannya untuk membentuk harga naik, turun atau tetap dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk melalui transaksi yang berkesan wajar. Selain itu juga untuk memberi kesan bahwa Efek tersebut aktif diperdagangkan. 2 Pre-arrange trade yaitu transaksi yang terjadi melalui pemasangan order beli dan jual pada rentang waktu yang hampir bersamaan yang terjadi karena adanya perjanjian pembeli dan penjual sebelumnya. Tujuannya untuk membentuk harga naik, turun atau tetap atau kepentingan lainnya baik di dalam maupun di luar bursa. c. Najsy, adalah tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak bermaksud membelinya, untuk menimbulkan kesan banyak pihak yang berminat membelinya. yang termasuk kategori Najsy antara lain 112 : 1 Pump and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek diawali oleh pergerakan harga uptrend, yang disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai level harga tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Tujuannya adalah menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan. 111 Ketentuan khusus angka 3 huruf b Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. 112 Ketentuan khusus angka 3 huruf c Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Universitas Sumatera Utara 91 2 Hype and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek yang diawali oleh pergerakan harga uptrend yang disertai dengan adanya informasi positif yang tidak benar, dilebih-lebihkan, misleading dan juga disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai level harga tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Pola transaksi tersebut mirip dengan pola transaksi pump and dump, yang tujuannya menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan. 3 Creating fake demandsupply PermintaanPenawaran Palsu, yaitu adanya 1 satu atau lebih pihak tertentu melakukan pemasangan order belijual pada level harga terbaik, tetapi jika order belijual yang dipasang sudah mencapai best price maka order tersebut di-delete atau diamond baik dalam jumlahnya danatau diturunkan level harganya secara berulang kali. Tujuannya untuk memberi kesan kepada pasar seolah-olah terdapat demandsupply yang tinggi sehingga pasar terpengaruh untuk membelimenjual. d. Ikhtikar, yaitu adalah membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjualnya kembali pada saat harganya lebih mahal. Adapaun kategori Ikhtikar antara lain 113 : 1 Pooling interest, yaitu aktivitas transaksi atas suatu Efek yang terkesan liquid, baik disertai dengan pergerakan harga maupun tidak, pada suatu periode tertentu dan hanya diramaikan sekelompok Anggota Bursa Efek tertentu dalam pembelian maupun penjualan. Selain itu volume transaksi setiap harinya dalam periode tersebut selalu dalam jumlah yang hampir sama danatau dalam kurun periode tertentu aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak secara drastis. Tujuannya menciptakan kesempatan untuk dapat menjual atau mengumpulkan saham atau menjadikan aktivitas saham tertentu dapat dijadikan benchmark. 113 Ketentuan Khusus angka 3 huruf d Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Universitas Sumatera Utara 92 2 Cornering, yaitu pola transaksi ini terjadi pada saham dengan kepemilikan publik yang sangat terbatas. Terdapat upaya dari pemegang saham mayoritas untuk menciptakan supply semu yang menyebabkan harga menurun pada pagi hari dan menyebabkan investor publik melakukan short selling. Kemudian ada upaya pembelian yang dilakukan pemegang saham mayoritas hingga menyebabkan harga meningkat pada sesi sore hari yang menyebabkan pelaku short sell mengalami gagal serah atau mengalami kerugian karena harus melakukan pembelian di harga yang lebih mahal. e. Ghisysy, adalah salah satu bentuk tadlis, yaitu penjual menjelaskanmemaparkan keunggulankeistimewaan barang yang dijual serta menyembunyikan kecacatannya. Adapaun kategori Ghisysy antara lain 114 : 1 Marking at the close pembentukan harga penutupan, yaitu penempatan order jual atau beli yang dilakukan di akhir hari perdagangan yang bertujuan menciptakan harga penutupan sesuai dengan yang diinginkan, baik menyebabkan harga ditutup meningkat, menurun ataupun tetap dibandingkan harga penutupan sebelumnya. 2 Alternate trade, yaitu transaksi dari sekelompok Anggota Bursa tertentu dengan peran sebagai pembeli dan penjual secara bergantian serta dilakukan dengan volume yang berkesan wajar. Adapun harga yang diakibatkannya dapat tetap, naik atau turun. Tujuannya untuk memberi kesan bahwa suatu efek aktif diperdagangkan. f. Ghabn Fahisy, adalah ghabn tingkat berat, seperti jual-beli atas barang dengan harga jauh di bawah harga pasar. Adapaun kategori Ghabn Fahisy salah satu nya Insider Trading Perdagangan Orang Dalam, yaitu kegiatan ilegal di lingkungan pasar finansial untuk mencari keuntungan yang biasanya dilakukan dengan cara memanfanfaatkan informasi 114 Ketentuan khusus angka 3 huruf e Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Universitas Sumatera Utara 93 internal, misalnya rencana-rencana atau keputusan-keputusan perusahaan yang belum dipublikasikan 115 . g. Bai’ al-Ma’dum, adalah jual beli yang obyek mabi’-nya tidak ada pada saat akad, atau jual beli atas barang efek padahal penjual tidak memiliki barang efek yang dijualnya. yang termasuk pada kategori Bai’ al- ma’dum adalah Short Selling bai’ al-maksyufjual kosong, yaitu suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali pada saat harga turun 116 . h. Riba, adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang barang ribawi al-amwal al-ribawiyah dan tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak, sedangkan yang termasuk katefori riba dalam pasar modal salah satunya adalah Margin Trading Transaksi dengan Pembiayaan, yaitu melakukan transaksi atas Efek dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga riba atas kewajiban penyelesaian pembelian Efek. 117 115 Ketentuan khusus angka 3 huruf f Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. 116 Ketentuan khusus angka 3 huruf g Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. 117 Ketentuan khusus angka 3 huruf h Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Universitas Sumatera Utara 94 Dengan pengesahan fatwa DSN No.80DSN-MUIIII2011 maka penyelenggaraan perdagangan di Bursa Efek Indonesia telah memiliki dasar atau hukum fikih yang kuat bahwa mekanisme lelang berkelanjutan countinous auction yang digunakan Bursa Efek Indonesia dalam transaksi efek bersifat ekuitas di pasar reguler telah diatur juga dengan berdasarkan prinsip Syariah, sehingga diharapkan masyarakat tidak ragu lagi untuk berinvestasi di pasar modal Syariah, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Badan Pelaksana Harian DSN-MUI, K.H Ma`ruf Amin, bahwa dengan telah diluncurkannya fatwa tersebut maka menunjukkan penempatan dana atau berinvestasi di industri pasar modal bukan merupakan judi asalkan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. 118

C. Instrumen Investasi pada Pasar Modal Syariah di Bursa Efek

Aziz B. Setiawan, salah seorang peneliti The Indonesia Economic Intelligence, antara lain menyebutkan bahwa dalam beberapa literatur Islam klasik memang tidak ditemukan adanya terminologi investasi, pembiayaan maupun pasar modal 119 . Akan tetapi sebagai suatu kegiatan ekonomi, kegiatan tersebut dapat dikategorikan sebagai kegiatan jual beli al bay’. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah kegiatan investasi di pasar modal merupakan sesuatu yang dibolehkan atau 118 Antara, http:www.hidayatullah.comread1696512052011bei-resmi-luncurkan-indeks- Syariah.html, diakses tanggal 6 Maret 2011, pukul 16.34 WIB. 119 Azis Budi Setiawan, http:www.iei.or.idpublicationfilesPerkembangan20Pasar20Modal20Syariah.pdf, diakses pada tanggal 18 Juni 2011, pukul 04.25 WIB. Universitas Sumatera Utara 95 tidak menurut Syariah, perlu diketahui kegiatan-kegiatan investasi di pasar modal terkait transaksi jual beli Efek. 120

1. Saham