72
ditunjukkan dengan tegas oleh Al-Qur’an dan atau Hadist. Fikih dalam arti sempit adalah ketetapan hukum yang dihasilkan melalui ijtihad para mujtahid.
Dengan penegasan yang telah disampaikan Allah SWT tersebut, maka sangat jelas bahwa aspek ajaran Islam tidak hanya terbatas pada kegiatan ritual belaka, akan
tetapi seluruh roda kehidupan umat manusia, termasuk dalam menjalankan kegiatan muamalah haruslah sesuai dengan Syariah Islam. seperti diketahui bahwa cakupan
dasar ajaran Islam itu salah satu nya:
99
Konsep Syariah Islam, menjelaskan tentang jalan yang harus ditempuh atau garis yang mestinya dilalui oleh seseorang yang beriman kepada Allah SWT.
dan juga kepda ajaran-Nya yang disampaikan melalui Rasulullah Muhammad SAW, termasuk di dalamnya adalah ajaran mengenai ibadah dan juga
muamalah. Dalam konsep Syariah Islam, hukum tentang ibadah dan juga muamalah
berbeda. Dalam hal ibadah dikatakan bahwa “semua ibadah dilarang untuk dikerjakan, terkecuali yang jelas ada perintahnya dalam Al-Qur’an dan Sunah
Rasulullah SAW.” Adapun hukum Syariah muamalah menyatakan bahwa “segala kegiatan
muamalah diizinkan, terkecuali yang jelas ada larangannya di dalam Al-Quran dan Sunah”. Penegasan tentang hal ini disampaikan dengan jelas dalam
konsep fikih Islam, yang merupakan penafsiran dari jumhur ulama ulama manyoritas terhadap konsep Syariah.
2. Prinsip Syariah Dalam Perdagangan Bursa Efek di Pasar Modal Syariah Indonesia
Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan dan sekaligus sebagai sarana investasi bagi para pemodal. Implementasi
dari hal tersebut adalah perusahaan dapat memperoleh pendanaan melalui penerbitan Efek yang bersifat ekuitas atau surat hutang. Di sisi lain, pemodal juga dapat
99
Ibid., hlm. 4-5.
Universitas Sumatera Utara
73
melakukan investasi di pasar modal dengan membeli Efek-efek tersebut. Kegiatan- kegiatan di pasar modal tersebut dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang
termasuk dalam kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan perniagaan. Menurut kaidah fikih, hukum asal dari kegiatan muamalah adalah mubah
boleh, kecuali ada dalil yang jelas melarangnya,
100
yaitu “Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.
Hal ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah seperti pembiayaan dan investasi di pasar modal baru dikenal saat ini, maka kegiatan tersebut dianggap dapat
diterima kecuali terdapat larangan dalam Al-Qur’an dan Hadist yang secara implisit maupun eksplisit. Beberapa larangan dalam kegiatan pembiayaan dan investasi oleh
Syariah antara lain adalah transaksi yang mengandung riba’. Larangan transaksi riba’ sangat jelas, karena itu transaksi di pasar modal yang di dalamnya terdapat riba’ tidak
diperkenankan oleh Syariah. Syariah juga melarang transaksi yang di dalamnya terdapat spekulasi dan mengandung gharar atau ketidakjelasan yaitu transaksi yang
di dalamnya dimungkinkan terjadinya penipuan khida’.
101
Islam sebagai aturan hidup nidham al hayat yang mengatur seluruh kehidupan manusia, sudah menawarkan berbagai cara dan kiat untuk menjalani
kehidupan yang sesuai dengan norma dan aturan Allah SWT. Hingga dalam berinvestasi pun Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan petunjuk dalil dan rambu-
rambu pokok yang seharusnya diikuti oleh setiap muslim yang beriman. Rambu-
100
Bapepam-LK, Kajian Pasar Sekunder Efek Syariah di Pasar Modal Indonesia, Op.cit.
101
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
74
rambu tersebut yang selanjutnya menjadi prinsip dasar syariah dalam perdagangan di pasar modal syariah adalah sebagai berikut:
102
a. Terbebas dalam unsur riba Riba secara etimologi berarti bertambah, dan dalam terminologi Islam para
ulama banyak memberikan definisi, diantara nya adalah “Riba merupakan kelebihan yang tidak ada padanan pengganti ‘iwadh yang tidak dibenarkan
Islam yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang yang berakad”. Imam Badrudin Al ‘Aini dalam kitabnya ‘Umdatu al Qari mendefinisikan riba
sebagai “Riba adalah penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil”. Terminologi lebih komprehensif disampaikan oleh Muhammad Al
Hasaini Taqiyudin Abi Bakr Ibn dalam kitabnya Kifayatu al Akhyar sebagai berikut :
“Riba adalah setiap nilai tambah value added dari setiap pertukaran emas dan perak uang serta seluruh bahan makanan pokok tanpa adanya pengganti
‘iwadh yang sepadan dan dibenarkan oleh Islam”.
Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua, masing-masing adalah riba piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba
qardh dan riba jahiliyah yang dalam pasar modal konvensional terdapat pada obligasi, margin trading dan saham preferen. Sedangkan kelompok kedua
terbagi menjadi riba fadhl riba nasi’ah, terjadi pada transaksi yang mengandung ketidakjelasan nilai dan harga serta sekuritas yang tidak
mencerminkan kondisi riil emiten dan juga short selling.
102
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Op.cit., hlm. 191-196.
Universitas Sumatera Utara
75
b. Terhindar dari unsur gharar Gharar secara etimologi adalah kekhawatiran atau resiko, dan gharar berarti
juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, dan atau kebinasaan, dan taghrir adalah melibatkan diri dalam sesuatu gharar. Gharar juga berarti sesuatu yang
bersifat tidak pasti uncertainty, dimana jual beli gharar berarti sebuah jual beli yang mengandung unsur ketidaktahuan atau ketidakpastian jahalah
antara dua orang yang bertransaksi, atau jual beli sesuatu yang objek akad tidak diyakini dapat diserahkan. Imam Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah
halaman 53 jilid keempat mendefinisikan gharar sebagai: “Setiap jual beli yang mengandung ketidakpastian jahalah, atau mengandung unsur resiko
dan atau perjudian”. Unsur gharar masih dapat ditemukan dalam perdagangan sekuritas di pasar
modal konvensional yaitu perdagangan indeks. Di Indonesia indeks yang dperdagangkan dalam pasar modal konvensional adalah Kontrak Berjangka
Indeks LQ-45. c. Terhindar dari unsur judi maysir
Maysir merupakan bentuk objek yang diartikan sebagai tempat untuk memudahkan sesuatu. Dikatakan memudahkan sesuatu dikarenakan sesorang
yang harusnya menempuh jalan yang susah payah akan tetapi mencari jalan pintas dengan harapan dapat mencapai apa yang dikehendaki, walau jalan
pintas tersebut bertentangan dengan nilai serta aturan Islam. Allah SWT dan
Universitas Sumatera Utara
76
Rasulullah SAW, telah melarang segala jenis perjudian, hal tersebut tertuang dalam Al-Qur’an surat al-Maidah ayah 90-91 :
90. Hai orang-orang yang beriman, ssungguhnya meinum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu gar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat ALLAH SWT dan sembahyang; maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu.
Transaksi yang mengandung unsur maysir dalam istilah bursa efek disebut short selling, walaupun transaksi short selling dalam praktiknya juga dilarang
dalam pasar modal konvensional. d. Terhindar dari unsur haram
Investasi yang dilakukan oleh seorang investor muslim harus terhindar dari unsur haram. Segala hal yang haram merupakan segala sesuatu yang dilarang
oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya Muhammad SAW sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam kaidah ushul fikih, haram didefinisikan
sebagai : “Haram adalah sesuatu yang disediakan hukuman ‘iqab bagi yang
melakukan dan disediakan pahala bagi yang meninggalkan karena diniatkan untuk menjalankan syariat-Nya”.
Dalam sebuah hadist riwayat Imam Tarmidzi dari Salman dinyatakan : “Sesuatu yang halal adalah apa yang telah dihalalkan oleh ALLAH dan
Rasul-Nya dalam kitab-Nya, dan sesuatu yang haram adalah apa yang telah diharamkan oleh ALLAH dan Rasul-Nya dalam kitab-Nya, dan apa yang
didiamkan tidak diatur maka tergolong sesuatu yang dimaafkan”.
Universitas Sumatera Utara
77
Dalam pasar modal konvensional masih terjadi perdagangan sekuritas yang emiten nya melakukan aktifitas yang haram, hal ini dapat dilihat dari sekuritas
perusahaan rokok, ritel, minuman keras, perbankan dan emiten lain yang masih mempraktikkan sistem bunga.
e. Terhindar dari unsur syubhat kata syubhat berarti mirip, serupa, semisal dan bercampur. dalam terminologi
Islam, syubhat berarti sebagai : “sesuatu perkara yang tercampur antara halal dan haram akan tetapi tidak
diketahui secara pasti apakah ia sesuatu yang halal atau haram, dan apakah ia hak atau batil”.
Begitu juga dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dan Muslim
dinyatakan sebagai berikut : “yang halal itu telah jelas, dan yang haram itu juga telah jelas, diantara
keduanya ada hal yang syubhat tidak jelas yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang siapa menjagamenghindari syubhat maka telah
benar-benar selamat agama dan kehormatannya”.HR. Bukhari-Muslim.
Oleh sebab itu, seorang investor Syariah sangat disarankan menjauhi aktifitas investasi yang beraroma syubhat. Karena jika hal tersebut tetap dilakukan,
maka pada hakikatnya telah terjerumus kepada sesuatu yang haram. Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-131BL2006 dalam
Peraturan No. IX.A.14 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek Syariah di pasar modal Syariah antara lain:
1. Ijarah, wajib memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
103
103
Angka 2 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14, tentang Akad-Akad yang digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
78
a. Persyaratan pihak yang dapat menjadi pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa dan atau pengguna jasa wajib memiliki kecakapan dan
kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut Syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa
1 Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa adalah: a
menerima pembayaran harga sewa atau upah ujrah sesuai yang disepakati dalam Ijarah;
b menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan;
c menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewakan;
d menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan;
e bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang
bukan disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau bukan karena kelalaian Pihak penyewa; dan
f menyatakan secara tertulis bahwa pemberi sewa atau pemberi jasa
menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimilikinya kepada penyewa atau
pengguna jasa pernyataan ijab.
2 Hak dan kewajiban penyewa atau pengguna jasa adalah: a manfaatkan barang dan atau jasa sesuai yang disepakati dalam
Ijarah; b membayar harga sewa atau upah ujrah sesuai yang disepakati
dalam Ijarah; c bertanggung jawab
untuk menjaga
keutuhan barang serta
menggunakannya sesuai yang disepakati dalam Ijarah; d menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan
tidak material sesuai yang disepakati dalam Ijarah; e bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang
disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan atau karena kelalaian Pihak penyewa; dan
f menyatakan secara tertulis bahwa penyewa atau penerima jasa menerima hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan
atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa pernyataan qabul.
c. Persyaratan obyek Ijarah, obyek Ijarah dapat berupa barang dan atau jasa yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1 manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang; 2 manfaat atas barang dan jasa dapat diserahkan kepada penyewa atau
pengguna jasa; 3 manfaat barang atau jasa harus yang bersifat tidak dilarang oleh
Syariah Islam tidak diharamkan;
Universitas Sumatera Utara
79
4 manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas; dan 5 spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan jelas, antara lain
melalui identifikasi fisik, kelaikan, dan jangka waktu pemanfaatannya. d. Persyaratan penetapan harga sewa atau upah ujrah. Penetapan harga
sewa atau upah ujrah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 besarnya harga sewa atau upah ujrah dan cara pembayarannya
ditetapkan secara tertulis dalam Ijarah;dan 2 alat pembayaran harga sewa atau upah adalah uang atau bentuk lain
termasuk jasa manfaat lain dari jenis yang sama dengan barang atau jasa yang menjadi obyek dalam Ijarah.
e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Ijarah. Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 2 Peraturan ini, dalam Ijarah dapat disepakati antara
lain hal-hal sebagai berikut: 1 para pihak dapat menentukan harga sewa atau upah untuk periode
waktu tertentu dan meninjau kembali harga sewa atau upah yang berlaku untuk periode berikutnya; dan atau
2 penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa atau pengguna jasa.
Dengan kata lain, Ijarah merupakan perjanjian akad dimana pihak yang memiliki barang atau jasa berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk
menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau
memberikan jasa yang dimiki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah ujrah, tanpa peralihan hak atas kepemilikan
barang yang menjadi objek ijarah. 2. Kafalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut
104
: a. Persyaratan
Pihak yang
terlibat dalam
Kafalah Pihak
penjamin kafiilguarantor, Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur, dan
Pihak lain makfuul lahukreditur yang terlibat dalam Kafalah wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum
baik menurut Syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Kewajiban Pihak yang terlibat dalam Kafalah 1 kewajiban Pihak penjamin kafiilguarantor adalah sebagai berikut:
104
Angka 3 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14 tentang Akad-Akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
80
a memiliki harta yang cukup untuk menjamin kewajiban Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur kepada Pihak lain makfuul
lahukreditur; b memiliki kewenangan penuh untuk menggunakan hartanya sebagai
jaminan atas pemenuhan kewajiban Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur kepada Pihak lain makfuul lahukreditur;
dan c menyatakan
secara tertulis
bahwa Pihak
penjamin kafiilguarantor menjamin kewajiban Pihak yang dijamin
makfuul ‘anhuashiildebitur
kepada Pihak
lain makfuul
lahukreditur pernyataan ijab. 2 kewajiban Pihak yang dijamin makfuul ‘anhuashiildebitur adalah
sebagai berikut: a menyerahkan kewajibannya hutangnya kepada Pihak penjamin
kafiilguarantor; dan b menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang dijamin makfuul
‘anhuashiildebitur menerima jaminan dari Pihak penjamin kafiilguarantor pernyataan qabul.
c. Bentuk penjaminan dalam Kafalah Penjaminan dalam Kafalah dapat berupa jaminan kebendaan dan atau
jaminan umum, seperti jaminan perusahaan corporate guarantee dan jaminan pribadi personal guarantee.
d. Persyaratan obyek Kafalah makfuul bihi Obyek Kafalah adalah kewajiban piutang Pihak yang dijamin makfuul
‘anhuashiildebitur kepada Pihak lain makfuul lahukreditur yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1 kewajiban dimaksud dapat berupa kewajiban pembayaran sejumlah
uang, penyerahan barang, dan atau pelaksanaan pekerjaan; 2 kewajiban dimaksud harus jelas nilai, jumlah, dan spesifikasinya;
3 kewajiban dimaksud bukan merupakan kewajiban yang timbul dari hal-hal yang bertentangan dengan Syariah Islam; dan
4 harus merupakan piutang mengikat lazim yang tidak mungkin hapus kecuali setelah dibayar atau dibebaskan.
e. Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Kafalah Selain wajib memenuhi ketentuan pada angka 3 Peraturan ini, dalam Kafalah dapat disepakati
antara lain hal-hal sebagai berikut: 1 para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan fee atas penjaminan
yang dilakukan oleh Pihak penjamin kafiilguarantor. Dalam hal para Pihak menyepakati adanya imbalan fee sebagaimana tersebut di
atas, maka Kafalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak;
Universitas Sumatera Utara
81
2 penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam Kafalah; dan atau
3 jangka waktu penjaminan dalam Kafalah. Oleh penjelasan Peraturan No. IX.A.14 tentang akad-akad yang digunakan
dalam penerbitan efek Syariah di pasar modal Syariah tersebut diatas, maka kafalah merupakan suatu perjanjian akad dimana pihak penjamin guarantor berjanji
memberikan jaminan kepada pihak yang dijamin debitor untuk memenuhi kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak-pihak lain kreditor.
3. Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut
105
: a Persyaratan Pihak yang dapat menjadi shahib al- mal dan mudharib Pihak
yang dapat menjadi shahib al- mal dan mudharib wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum baik
menurut Syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b Hak dan kewajiban shahib al- mal dan mudharib. 1 Hak dan kewajiban shahib al-mal adalah:
a menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam Mudharabah;
b meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga yang dapat digunakan apabila mudharib melakukan pelanggaran atas akad
Mudharabah. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan kebendaan dan atau jaminan umum, seperti jaminan perusahaan corporate
guarantee dan jaminan pribadi personal guarantee;
c mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh mudharib;
d menyediakan seluruh modal yang disepakati; e menanggung seluruh kerugian usaha yang tidak diakibatkan oleh
kelalaian, kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan
f menyatakan secara tertulis bahwa shahib al- mal menyerahkan modal kepada mudharib untuk dikelola oleh Mudharib sesuai
dengan kesepakatan pernyataan ijab. 2 Hak dan kewajiban mudharib adalah:menerima bagian laba tertentu
sesuai yang disepakati dalam Mudharabah;
105
Angka 4 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14 tentang Akad-Akad yang Digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
82
a mengelola kegiatan usaha untuk tercapainya tujuan Mudharabah tanpa campur tangan shahib al-mal.
b mengelola modal yang telah diterima dari shahib al-mal sesuai dengan kesepakatan, dan memperhatikan Syariah Islam serta
kebiasaan yang berlaku; c menanggung seluruh kerugian usaha yang diakibatkan oleh
kelalaian, kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas Mudharabah; dan
d menyatakan secara tertulis bahwa mudharib telah menerima modal dari shahib al-mal dan berjanji untuk mengelola modal tersebut
sesuai dengan kesepakatan pernyataan qabul. c Persyaratan modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah
Modal yang dapat dikelola dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1 berupa sejumlah uang dan atau aset, baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang;
2 jika modal yang diberikan dalam bentuk selain uang, maka nilai benda tersebut harus disepakati pada waktu akad;
3 tidak berupa piutang atau tagihan, baik tagihan kepada mudharib maupun kepada Pihak lain; dan
4 dapat diserahkan kepada mudharib dengan cara seluruh atau sebagian pada waktu dan tempat yang telah disepakati.
d Persyaratan kegiatan usaha dalam Mudharabah Kegiatan usaha yang dapat dijalankan dalam Mudharabah wajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1 tidak bertentangan dengan ketentuan angka 2 huruf a Peraturan Nomor
IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah; dan 2 dilarang dikaitkan mu’allaq dengan sebuah kejadian di masa yang
akan datang yang belum tentu terjadi. e Pembagian keuntungan dalam Mudharabah
Pembagian keuntungan dalam Mudharabah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1 keuntungan Mudharabah
adalah selisih
lebih dari
kekayaan Mudharabah dikurangi dengan modal Mudharabah dan kewajiban
kepada Pihak lain yang terkait dengan kegiatan Mudharabah; 2 keuntungan Mudharabah merupakan hak shahib al-mal dan mudharib
dengan besarnya bagian sesuai dengan kesepakatan; dan 3 besarnya bagian keutungan masing-masing pihak wajib dituangkan
secara tertulis dalam bentuk persentase nisbah. f Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Mudharabah. Selain wajib
memenuhi ketentuan pada angka 4 Peraturan ini, dalam Mudharabah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
83
1 jangka waktu tertentu untuk masa berlakunya Mudharabah; 2 Mudharib menyediakan biaya operasional sesuai kesepakatan dalam
Mudharabah; dan atau 3 penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara Shahib
al-mal dengan Mudharib. Mudharabah secara sederhana adalah merupakan perjanjian akad dimana
pihak yang menyediakan dana shahib al-mal berjanji kepada pengelola usaha mudharib untuk menyerahkan modal dan pengelola mudharib berjanji untuk
mengelola modal tersebut. 4. Wakalah wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut
106
: a Persyaratan Pihak yang dapat menjadi pemberi kuasa muwakkil dan yang
penerima kuasa wakil Pihak yang memberi kuasa muwakkil dan Pihak yang menerima kuasa wakil wajib memiliki kecakapan dan kewenangan
untuk melakukan perbuatan hukum baik menurut Syariah Islam maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b Kewajiban Pihak yang memberi kuasa muwakkil dan Pihak yang menerima kuasa wakil dalam Wakalah
1 kewajiban Pihak yang memberi kuasa muwakkil adalah sebagai berikut:
a memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap hal-hal yang boleh dikuasakan; dan
b menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang memberi kuasa muwakkil memberikan kuasa kepada Pihak penerima kuasa
wakil untuk melakukan perbuatan hukum tertentu pernyataan ijab.
2 kewajiban Pihak yang menerima kuasa wakil adalah sebagai berikut: a memiliki kemampuan untuk melaksanakan perbuatan hukum yang
dikuasakan kepadanya; b melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan kepadanya serta
dilarang memberi kuasa kepada Pihak lain kecuali atas persetujuan Pihak yang memberi kuasa muwakkil; dan
c menyatakan secara tertulis bahwa Pihak yang menerima kuasa wakil menerima kuasa dari Pihak yang memberi kuasa
muwakkil untuk
melakukan perbuatan
hukum tertentu
pernyataan qabul.
106
Angka 5 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14, Akad-akad yang digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
84
c Persyaratan obyek Wakalah Obyek Wakalah adalah perbuatan hukum yang memenuhi syarat sebagai
berikut: 1 diketahui dengan jelas jenis perbuatan hukum yang dikuasakan serta
cara melaksanakan perbuatan hukum yang dikuasakan tersebut; 2 tidak bertentangan dengan Syariah Islam; dan
3 dapat dikuasakan menurut Syariah Islam. d Ketentuan lain yang dapat diatur dalam Wakalah Selain wajib memenuhi
ketentuan pada angka 5 Peraturan ini, dalam Wakalah dapat disepakati antara lain hal-hal sebagai berikut:
1 para Pihak dapat menetapkan besarnya imbalan fee atas pelaksanaan perbuatan hukum yang dikuasakan. Dalam hal para Pihak menyepakati
adanya imbalan fee, maka Wakalah tersebut bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak;
2 penunjukan Pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara para Pihak dalam Kafalah; dan atau
3 jangka waktu pemberian kuasa. Penjelasan diatas berarti bahwa wakalah merupakan perjanjian akad dimana
pihak yang memberi kuasa muwakkil memberikan kuasa kepada pihak yang menerima kuasa wakil untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu. Termasuk
dalam pengertian ini, melakukan penawaran palsu najsy; transaksi atas barang yang belum dimiliki short sellingbai’u maa laisa bimamluk; menjual sesuatu yang belum
jelas bai’
al-ma’dum; pembelian
untuk penimbunan
Efek ihtikar
dan menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam
untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang insider trading. Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan dari aspek Syariah pada
prinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta investor terhadap pemilik usaha Emiten untuk memberdayakan Pemilik Usaha dalam melakukan
kegiatan usahanya dimana pemilik harta investor berharap untuk memperoleh
Universitas Sumatera Utara
85
manfaat tertentu. Karena itu kegiatan investasi keuangan adalah termasuk kegiatan usaha dari pemilik harta namun secara pasif. Sehingga prinsip Syariah dalam
investasi dan pembiayaan keuangan pada dasarnya sama dengan pada kegiatan usaha lainnya yaitu prinsip kehalalan dan keadilan. Secara umum prinsip tersebut adalah:
a. Investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah, dimana kegiatan usaha tersebut adalah
spesifik dan bermanfaat sehingga atas manfaat yang timbul dapat dilakukan bagi hasil.
b. Akad yang terjadi antara pemilik harta investor dengan pemilik usaha Emiten, dan tindakan maupun informasi yang diberikan pemilik usaha
Emiten serta mekanisme pasar Self Regulating Organization SRO tidak boleh
menimbulkan kondisi
keraguan yang
dapat menyebabkan
ketidakpastian gharar. c. Pemilik harta investor dan pemilik usaha Emiten tidak boleh mengambil
risiko yang melebihi kemampuan maysir yang dapat menimbulkan kerugian yang sebenarnya dapat dihindari.
d. Pemilik harta investor, pemilik usaha Emiten maupun Bursa dan Self Regulating Organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang
menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar, baik dari segi penawaran supply maupun dari segi permintaan demand.
Universitas Sumatera Utara
86
B. Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek Pada Pasar Modal Syariah
Penerapan prinsip-prinsip syariah ke dalam instrument pasar modal di Indonesia khususnya diharapkan akan semakin meningkatkan jumlah investor yang
berinvestasi di pasar modal, karena adanya pilihan alternatif investasi yang terbebas dari unsur-unsur ribawi yang akan membuat investasi menjadi semakin aman.
Selanjutnya yang penting untuk diketahui adalah bagaimana mekanisme perdagangan nya, sebab produk syariah juga harus sejalan dengan mekanisme transaksinya. Guna
menepis keraguan investor tersebut maka Dewan Syariah Nasional DSN-MUI mengeluarkan Fatwa No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah
Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek yang menjadi kerangka regulasi oleh Bapepam pada perdagangan di pasar modal
Syariah. Efek bersifat ekuitas dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.J.1 tentang
Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik adalah merupakan saham, efek yang dapat
ditukar dengan saham atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham dari Perseroan selaku penerbit. Sedangkan pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan
efek di bursa efek dilaksanakan berdasarkan proses tawar menawar dengan jumlah saham yang dapat ditransaksikan dalam sekali transaksi antara satu lot hingga empat
Universitas Sumatera Utara
87
ratus lot, istilah lot di pasar modal digunakan guna menandai jumlah saham yang berarti satu lot sama dengan lima ratus lembar saham.
107
Sedangkan regulasi Islam mengenai efek bersifat ekuitas sesuai prinsip Syariah adalah efek bersifat ekuitas yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah DES
yang diterbitkan oleh Bapepam-LK, yang dalam penyusunannya melibatkan DSN- MUI, sebagaimana disebutkan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 80DSN-
MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek. Akad yang digunakan adalah
Ijarah yang berarti akad pemindahan hak gunamanfaat atas suatu barang atau pemberian jasapekerjaan dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewaujrah, serta
akad Hawalah bil Ujrah yang merupakan akad pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lain yang bersedia atau berkomitmen iltizam untuk
menanggungnya membayarnya, dengan ujrah. Mengenai ketentuan perdagangan efek Syariah pada bursa efek menggunakan
akad jual beli ba’i. Pembeli boleh menjual efek setelah akad jual beli dinilai sah, yakni ketika terjadi kesepakatan pada harga serta jenis dan volume tertentu antara
permintaan beli dan penawaran jual walaupun penyelesaian administrasi transaksi pembeliannya settlement dilaksanakan di kemudian hari berdasarkan prinsip qabdh
hukmi. Sedangkan efek yang dapat dijadikan obyek perdagangan hanya efek bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah dimana harga pada transaksi jual
107
Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia: Pengantar Studi Kasus, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 77.
Universitas Sumatera Utara
88
beli tersebut dapat ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang mengacu pada harga pasar wajar melalui mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan bai’
almusawamah.
108
Perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar regular adalah merupakan jual beli efek yang dibuat oleh anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
oleh Bursa Efek. Perdagangan ini termasuk perdagangan online yang dilakukan dalam satu majelis dengan mekanisme dan peraturan yang menjamin terpenuhinya
hak dan kewajiban para pihak. Adapun mekanisme perdagangan efek di pasar regular pasar modal Syariah adalah:
109
a. Bursa Efek boleh menetapkan aturan bahwa: 1 Perdagangan Efek hanya boleh dilakukan oleh Anggota Bursa Efek;
2 Penjual dan Pembeli Efek yang bukan Anggota Bursa Efek dalam melaksanakan Perdagangan Efek harus melalui Anggota Bursa Efek;
b. Akad antara penjual atau pembeli efek yang bukan Anggota Bursa Efek dengan Anggota Bursa menggunakan akad ju’alah;
c. Bursa Efek wajib membuat aturan yang melarang terjadinya dharar dan tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip Syariah dalam
Perdagangan Efek yang berdasarkan prinsip Syariah di Bursa Efek; d. Bursa Efek menyediakan sistem danatau sarana perdagangan Efek,
termasuk namun tidak terbatas pada peraturan bursa dan sistem dalam rangka melakukan pengawasan perdagangan efek, antara lain untuk
mendeteksi dan mencegah kegiatan atau tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip Syariah;
e. Bursa Efek dapat mengenakan biaya ujrahrusum Perdagangan Efek berdasarkan prinsip ijarah atas penyediaan sistem danatau sarana
perdagangan kepada Anggota Bursa Efek;
108
Ketentuan khusus angka 1 huruf e Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
109
Ketentuan khusus angka 2 Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek.
Universitas Sumatera Utara
89
f. Lembaga Kliring Penjamin dapat melakukan novasi atas Perdagangan Efek yang dilakukan Anggota Bursa, berdasarkan prinsip hawalah bil
ujrah; g. Lembaga Kliring Penjamin dapat mengenakan biaya ujrahrusum kliring
dan penjaminan dari Anggota BursaKliring atas jasa yang dilakukan; h. Penyimpanan dan penyelesaian atas Perdagangan Efek dilakukan melalui
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; i.
Lembaga Penyimpanan dan Ppenyelesaian dapat mengenakan biaya ujrahrusum penyimpanan dan penyelesaian dari Anggota Bursa Efek
selaku Perusahaan Efek.
Pelaksanaan perdagangan efek untuk itu harus dilakukan dengan hati-hati guna menghindari terjadinya spekulasi, manipulasi serta kegiatan lainnya yang
didalamnya memenuhi unsur-unsur tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip Syariah, yang meliputi:
a. Tadlis, yaitu tindakan menyembunyikan kecacatan obyek akad yang dilakukan oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah obyek akad
tersebut tidak cacat. Adapun yang termasuk kategori tadlis antara lain
110
: 1 Front Running yaitu tindakan anggota bursa efek yang melakukan
transaksi lebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi bahwa nasabahnya akan melakukan transaksi dalam volume
besar atas Efek tersebut yang diperkirakan mempengaruhi harga pasar, tujuannya untuk meraih keuntungan atau mengurangi kerugian.
2 Misleading information Informasi Menyesatkan, yaitu membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak
benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek.
b. Taghrir, adalah merupakan upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar terdorong
110
Ketentuan khusus angka 3 huruf a Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
Universitas Sumatera Utara
90
untuk melakukan transaksi. adapaun yang termasuk kategori Taghrir antara lain:
111
1 Wash sale Perdagangan semu yang tidak mengubah kepemilikan yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang
tidak menimbulkan perubahan kepemilikan danatau manfaatnya beneficiary of ownership atas transaksi saham tersebut. Tujuannya
untuk membentuk harga naik, turun atau tetap dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk melalui transaksi yang berkesan wajar.
Selain itu juga untuk memberi kesan bahwa Efek tersebut aktif diperdagangkan.
2 Pre-arrange trade yaitu transaksi yang terjadi melalui pemasangan order beli dan jual pada rentang waktu yang hampir bersamaan yang
terjadi karena adanya perjanjian pembeli dan penjual sebelumnya. Tujuannya untuk membentuk harga naik, turun atau tetap atau
kepentingan lainnya baik di dalam maupun di luar bursa.
c. Najsy, adalah tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak bermaksud membelinya, untuk menimbulkan kesan
banyak pihak yang berminat membelinya. yang termasuk kategori Najsy antara lain
112
: 1 Pump and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek diawali oleh
pergerakan harga uptrend, yang disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai level harga
tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan
serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Tujuannya adalah menciptakan
kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan.
111
Ketentuan khusus angka 3 huruf b Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
112
Ketentuan khusus angka 3 huruf c Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
Universitas Sumatera Utara
91
2 Hype and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek yang diawali oleh pergerakan harga uptrend yang disertai dengan adanya informasi
positif yang tidak benar, dilebih-lebihkan, misleading dan juga disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk
harga naik hingga mencapai level harga tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong
penurunan harga. Pola transaksi tersebut mirip dengan pola transaksi pump and dump, yang tujuannya menciptakan kesempatan untuk
menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan.
3 Creating fake demandsupply PermintaanPenawaran Palsu, yaitu adanya 1 satu atau lebih pihak tertentu melakukan pemasangan order
belijual pada level harga terbaik, tetapi jika order belijual yang dipasang sudah mencapai best price maka order tersebut di-delete atau
diamond baik dalam jumlahnya danatau diturunkan level harganya secara berulang kali. Tujuannya untuk memberi kesan kepada pasar
seolah-olah terdapat demandsupply yang tinggi sehingga pasar terpengaruh untuk membelimenjual.
d. Ikhtikar, yaitu adalah membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk
menjualnya kembali pada saat harganya lebih mahal. Adapaun kategori Ikhtikar antara lain
113
: 1 Pooling interest, yaitu aktivitas transaksi atas suatu Efek yang terkesan
liquid, baik disertai dengan pergerakan harga maupun tidak, pada suatu periode tertentu dan hanya diramaikan sekelompok Anggota
Bursa Efek tertentu dalam pembelian maupun penjualan. Selain itu volume transaksi setiap harinya dalam periode tersebut selalu dalam
jumlah yang hampir sama danatau dalam kurun periode tertentu aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak secara drastis. Tujuannya
menciptakan kesempatan untuk dapat menjual atau mengumpulkan saham atau menjadikan aktivitas saham tertentu dapat dijadikan
benchmark.
113
Ketentuan Khusus angka 3 huruf d Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
Universitas Sumatera Utara
92
2 Cornering, yaitu pola transaksi ini terjadi pada saham dengan kepemilikan publik yang sangat terbatas. Terdapat upaya dari
pemegang saham mayoritas untuk menciptakan supply semu yang menyebabkan harga menurun pada pagi hari dan menyebabkan
investor publik melakukan short selling. Kemudian ada upaya pembelian yang dilakukan pemegang saham mayoritas hingga
menyebabkan harga meningkat pada sesi sore hari yang menyebabkan pelaku short sell mengalami gagal serah atau mengalami kerugian
karena harus melakukan pembelian di harga yang lebih mahal.
e. Ghisysy, adalah
salah satu
bentuk tadlis,
yaitu penjual
menjelaskanmemaparkan keunggulankeistimewaan barang yang dijual serta menyembunyikan kecacatannya. Adapaun kategori Ghisysy antara
lain
114
: 1 Marking at the close pembentukan harga penutupan, yaitu
penempatan order jual atau beli yang dilakukan di akhir hari perdagangan yang bertujuan menciptakan harga penutupan sesuai
dengan yang diinginkan, baik menyebabkan harga ditutup meningkat, menurun ataupun tetap dibandingkan harga penutupan sebelumnya.
2 Alternate trade, yaitu transaksi dari sekelompok Anggota Bursa tertentu dengan peran sebagai pembeli dan penjual secara bergantian
serta dilakukan dengan volume yang berkesan wajar. Adapun harga yang diakibatkannya dapat tetap, naik atau turun. Tujuannya untuk
memberi kesan bahwa suatu efek aktif diperdagangkan.
f. Ghabn Fahisy, adalah ghabn tingkat berat, seperti jual-beli atas barang dengan harga jauh di bawah harga pasar. Adapaun kategori Ghabn Fahisy
salah satu nya Insider Trading Perdagangan Orang Dalam, yaitu kegiatan ilegal di lingkungan pasar finansial untuk mencari keuntungan
yang biasanya dilakukan dengan cara memanfanfaatkan informasi
114
Ketentuan khusus angka 3 huruf e Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
Universitas Sumatera Utara
93
internal, misalnya rencana-rencana atau keputusan-keputusan perusahaan yang belum dipublikasikan
115
. g. Bai’ al-Ma’dum, adalah jual beli yang obyek mabi’-nya tidak ada pada
saat akad, atau jual beli atas barang efek padahal penjual tidak memiliki barang efek yang dijualnya. yang termasuk pada kategori Bai’ al-
ma’dum adalah Short Selling bai’ al-maksyufjual kosong, yaitu suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham yang belum dimiliki dengan
harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali pada saat harga turun
116
. h. Riba, adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang barang
ribawi al-amwal al-ribawiyah dan tambahan yang diberikan atas pokok utang
dengan imbalan
penangguhan pembayaran
secara mutlak,
sedangkan yang termasuk katefori riba dalam pasar modal salah satunya adalah Margin Trading Transaksi dengan Pembiayaan, yaitu melakukan
transaksi atas Efek dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga riba atas kewajiban penyelesaian pembelian Efek.
117
115
Ketentuan khusus angka 3 huruf f Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
116
Ketentuan khusus angka 3 huruf g Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
117
Ketentuan khusus angka 3 huruf h Fatwa DSN No. 80DSN-MUIIII2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler
Bursa Efek.
Universitas Sumatera Utara
94
Dengan pengesahan
fatwa DSN
No.80DSN-MUIIII2011 maka
penyelenggaraan perdagangan di Bursa Efek Indonesia telah memiliki dasar atau hukum fikih yang kuat bahwa mekanisme lelang berkelanjutan countinous auction
yang digunakan Bursa Efek Indonesia dalam transaksi efek bersifat ekuitas di pasar reguler telah diatur juga dengan berdasarkan prinsip Syariah, sehingga diharapkan
masyarakat tidak ragu lagi untuk berinvestasi di pasar modal Syariah, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Badan Pelaksana Harian DSN-MUI, K.H Ma`ruf Amin, bahwa dengan telah diluncurkannya fatwa
tersebut maka menunjukkan penempatan dana atau berinvestasi di industri pasar modal bukan merupakan judi asalkan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
Syariah.
118
C. Instrumen Investasi pada Pasar Modal Syariah di Bursa Efek
Aziz B. Setiawan, salah seorang peneliti The Indonesia Economic Intelligence, antara lain menyebutkan bahwa dalam beberapa literatur Islam klasik
memang tidak ditemukan adanya terminologi investasi, pembiayaan maupun pasar modal
119
. Akan tetapi sebagai suatu kegiatan ekonomi, kegiatan tersebut dapat dikategorikan sebagai kegiatan jual beli al bay’. Oleh karena itu, untuk mengetahui
apakah kegiatan investasi di pasar modal merupakan sesuatu yang dibolehkan atau
118
Antara, http:www.hidayatullah.comread1696512052011bei-resmi-luncurkan-indeks- Syariah.html, diakses tanggal 6 Maret 2011, pukul 16.34 WIB.
119
Azis Budi
Setiawan, http:www.iei.or.idpublicationfilesPerkembangan20Pasar20Modal20Syariah.pdf, diakses pada
tanggal 18 Juni 2011, pukul 04.25 WIB.
Universitas Sumatera Utara
95
tidak menurut Syariah, perlu diketahui kegiatan-kegiatan investasi di pasar modal terkait transaksi jual beli Efek.
120
1. Saham